Mohon tunggu...
Radityo Ardi
Radityo Ardi Mohon Tunggu... Cuma manusia biasa, banyak salahnya. Gimana donk?

Lewat 7 tahun lebih tinggal di Singapura. Banyak pelajaran, masih banyak juga yang harus dipelajari dari negeri yang disebut titik merah di peta oleh Habibie. Blog lainnya di https://mas-rdz.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cara Jitu Mengatasi Banjir di Jakarta

2 Januari 2020   16:49 Diperbarui: 2 Januari 2020   17:07 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Singkat saja, saya cuma pengen sumbangsih cara jitu mengatasi banjir di Jakarta. Melihat awal tahun 2020 ini yang diwarnai dengan banyaknya berita tentang banjir sampai memakan korban, bikin saya jengkel dan tangan saya gatal untuk menulis. Mudah-mudahan siapapun yang pegang tampuk pimpinan (baik Gubernur DKI Jakarta maupun Presiden) bisa mendengar!

Secara umum, sungai di Jakarta itu bisa disebut sebagai penyebab utama banjir di Jakarta. Mengapa? Karena Jakarta semakin rendah paras tanahnya setiap tahun. Sungai utama di Jakarta menjadi penting sebagai tulang punggung Jakarta untuk mengatasi banjir. Kalau sungai sendiri "tidak sehat", maka banjir tiap tahun akan terus berulang.

Normalisasi Sungai Jakarta

Nggak ada faedahnya menyalahkan gubernur sebelumnya atau kota di selatan Jakarta sebagai penyebab banjir. Bagi yang nggak tahu apa itu normalisasi sungai, itu adalah proses menormalkan sungai sebagaimana fungsinya. Sungai di Jakarta ini sudah sedemikian parahnya hingga sedimen-sedimen di pinggir sungai beralih fungsi menjadi pemukiman warga. 

Normalisasi biasanya dilakukan dengan "membersihkan" pinggir sungai dari segala macam gangguan, termasuk rumah warga yang berpotensi mempersempit aliran sungai. 

Setelah dibersihkan, sungai harus dipasang beton (pile sheet) untuk menghindari sedimen terbentuk semakin tebal di pinggir sungai. Pasang pile sheet juga berfungsi untuk "meluruskan" bentuk aliran sungai, sehingga jalur air semakin lancar. Dengan kata lain, normalisasi sungai itu sama juga kita bikin jalan tol untuk air.

Anda sebagai Gubernur atau siapapun yang berkepentingan dengan Jakarta, tidak bisa menghindari banjir TANPA normalisasi sungai. Normalisasi sungai menjadi daftar utama dan krusial dalam menghindari banjir di Jakarta. 

Anda juga tidak bisa memasukkan air kembali ke bumi Jakarta. Karena pada dasarnya ketika musim hujan, air tanah Jakarta sudah jenuh dengan air. Satu-satunya cara buang air adalah dengan langsung dibawa ke laut, dan memastikan air tidak kembali ke Jakarta karena paras tanah yang lebih rendah dari paras air laut.

Pengerukan Sedimen di Sungai Jakarta

Secara prinsip, air sungai akan selalu membawa pasir, batu, atau tanah lempung halus dari hulu. Dan dari sekian banyak pasir, batu atau tanah lempung akan didistribusikan ke sepanjang sungai di hilir (yaitu di Jakarta). 

Sedimen ini kalau tidak dikeruk, akan membuat volume sungai mengecil. Ibarat botol, kalau setengahnya diisi pasir, maka air yang bisa masuk hanyalah setengah volume botol. 

Kalau botolnya nggak ada pasirnya, tentu air bisa muat sebanyak volume botol tersebut. Karena beragam fakta dimana sedimen akan terus masuk ke sungai-sungai di Jakarta kapanpun waktunya, maka secara manajemen pengerukan sedimen secara berkelanjutan menjadi penting.

Sekarang ini, pengerukan sedimen selalu mengandalkan beko (backhoe, video di atas). Kapasitas beko yang seharga puluhan miliar ini menurut saya masih terbatas. Pemprov DKI seharusnya berpikir diluar kotak, jangan mencari alat berat untuk mengeruk! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun