Mohon tunggu...
Raditya Reza
Raditya Reza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Komputer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Aplikasi Tiktok Terhadap Perilaku Remaja Usia 17-19 Tahun

1 Juni 2024   18:47 Diperbarui: 1 Juni 2024   19:14 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

PENGARUH APLIKASI TIKTOK TERHADAP PERILAKU REMAJA USIA 17-19 TAHUN

Naufal Fahmi Prasetio1, A`riq Adlan Hadiyan2, Callysta Cendikia Diba Putri3, Haidar Fadhillah Arasy4, Khoirunnisa Fadilah5, Layalia Nur Afifah6, M. Rakha Ibnu Gunawan7, Quyun Isnawan8, Raditya Reza Faizi9, Shabrina Rahmania10

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta

Sistem Informasi Program Sarjana, Fakultas Ilmu Komputer

NIM: 1. 2310512087; 2. 2310512080; 3. 2310512079; 4. 2310512046; 5. 2310512061; 6. 2310512059; 7. 2310512045; 8. 2310512049; 9. 2310512076; 10. 2310512071

Email: 1. nfahmi086@gmail.com, 2. ariqhadiyan25@gmail.com, 3. callystacdp@gmail.com, 4.haidar.arasy28@gmail.com, 5.khoirunnisafadilah23@gmail.com, 6. layaliaarchive@gmail.com, 7. mrakha.gunawan@gmail.com, 8. quyun532@gmail.com, 9. radityareza3108@gmail.com, 10. shabrinaniaa@gmail.com 

Abstrak

Perkembangan teknologi informasi telah merubah pola interaksi sosial remaja secara signifikan. Tiktok adalah salah satu platform media sosial paling populer terutama di kalangan remaja usia 17 hingga 19 tahun. Dengan penggunaan yang merajalela, dampak TikTok terhadap perilaku remaja semakin mendapat perhatian karena beragam konten yang ditawarkannya, dari hiburan hingga tren yang mempengaruhi fokus, pola tidur, dan citra diri. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh video pendek TikTok yang sering berganti terhadap tingkat fokus remaja, dengan fokus pada usia 17-19 tahun, serta mengidentifikasi faktor-faktor dari TikTok yang berpotensi berkontribusi pada masalah ini. Dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif, penelitian ini diharapkan dapat dipublikasikan dalam jurnal ilmiah, dipamerkan dalam acara pameran gelar karya PjBL, dan disampaikan melalui video informatif.

Kata Kunci: TikTok; Remaja; Perilaku; Pengaruh; Aplikasi

Pendahuluan

Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan TikTok telah menjadi fenomena global di kalangan remaja berusia 17 hingga 19 tahun yang memunculkan kompleksitas dampaknya terhadap perilaku dan kesejahteraan mereka. Meskipun dianggap sebagai sumber hiburan dan kreativitas, perlu dipahami bagaimana konten yang bervariasi di TikTok mempengaruhi aspek-aspek seperti fokus, pola tidur, interaksi sosial, dan citra tubuh remaja. Namun, penelitian yang mendalam khususnya terhadap remaja Indonesia di usia ini masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana konten yang sering berganti di TikTok mempengaruhi tingkat fokus remaja, serta mengidentifikasi faktor-faktor aplikasi ini yang berpotensi menyumbang pada masalah ini. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan strategi untuk membantu remaja mengelola penggunaan TikTok secara sehat dan meminimalkan dampak negatifnya sehingga melindungi kesejahteraan dan pengembangan positif remaja Indonesia di era digital ini.

Tinjauan Pustaka

Dalam beberapa penelitian, TikTok telah menjadi perhatian utama dalam mengeksplorasi dampaknya pada perilaku dan kesejahteraan remaja. Sebagai contoh, penelitian oleh Gilbert Yesaya Haninuna, Christina Rony Nayoan, dan Eryc Z Haba Bunga pada tahun 2023 menemukan bahwa penggunaan TikTok efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi, bahkan lebih baik daripada brosur. Jiahong Guo pada tahun 2022 menyoroti bahwa TikTok mempengaruhi nilai-nilai remaja dengan memberikan hiburan namun juga memunculkan dampak negatif yang perlu diperhatikan. Begitu juga dengan penelitian  Viktor Schonning, Gunnhild Johnsen Hjetland, Leif Edvard Aaro, dan Jens Christoffer Skogen pada tahun 2020 yang menunjukkan kompleksitas hubungan antara penggunaan media sosial terutama TikTok dengan kesehatan mental dan kesejahteraan remaja. Meskipun penelitian-penelitian ini memberikan pemahaman awal, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami secara komprehensif bagaimana TikTok mempengaruhi berbagai aspek perilaku dan kesejahteraan remaja. Dengan demikian, penelitian kami bertujuan untuk menyelidiki lebih jauh dampak konten TikTok yang sering berubah terhadap tingkat fokus remaja dengan mengidentifikasi faktor-faktor spesifik dari aplikasi ini yang berpotensi berkontribusi pada masalah tersebut.

Metode

Metode penelitian dalam artikel ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif karena memungkinkan pengukuran dan analisis statistik terhadap pengaruh aplikasi TikTok terhadap perilaku remaja. Populasi yang akan diteliti adalah remaja usia 17 hingga 19 tahun yang menggunakan TikTok secara rutin. Untuk memastikan sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian, kami akan menggunakan teknik purposive sampling, di mana sampel dipilih berdasarkan karakteristik tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data akan dilakukan melalui wawancara mendalam dengan responden terpilih untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak TikTok pada kehidupan mereka. Proses ini akan melibatkan pemilihan responden yang sesuai dengan kriteria, penyusunan wawancara yang komprehensif, serta penggunaan teknik yang etis dalam berinteraksi dengan narasumber. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh tentang pengaruh TikTok pada aspek psikologis, sosial, dan emosional remaja, sehingga dapat memberikan dasar yang kuat untuk saran dan kebijakan yang tepat terkait penggunaan media sosial secara sehat.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

  1. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan data dikumpulkan melalui survei yang disebarkan kepada remaja usia 17-19 tahun. Survei ini dirancang untuk memahami dampak aplikasi TikTok terhadap perilaku mereka. Selain itu, untuk memperdalam pemahaman, penelitian juga mencakup wawancara dengan sejumlah remaja yang aktif menggunakan TikTok.

 Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh aplikasi TikTok terhadap perilaku remaja usia 17-19 tahun, serta implikasinya terhadap pendidikan dan perkembangan remaja.

Dari total 94 responden yang terlibat dalam survei, hampir semua remaja, yaitu 92 dari mereka (97,9%), berusia antara 17 hingga 19 tahun. Hanya 2 responden (2,1%), berada di luar rentang usia tersebut. Dari 92 remaja tersebut, seluruhnya (100%) mengetahui tentang aplikasi TikTok. Sebagian besar dari mereka, yaitu 81 responden (88%), menggunakan TikTok secara rutin, sedangkan 11 responden (12%) mengaku jarang menggunakannya.

Hasil survei dari 92 responden berusia 17 hingga 19 tahun :

Bagian ini mengevaluasi bagaimana aplikasi TikTok mempengaruhi berbagai aspek kehidupan remaja, termasuk pola pikir, sikap, hidup, tidur, interaksi sosial, keputusan pembelian, dan motivasi untuk menyelesaikan tugas. Nilai yang lebih tinggi menunjukkan pengaruh yang lebih besar

Menurut hasil survei tentang dampak TikTok terhadap perubahan pola pikir remaja. Sebanyak 4 responden (4,3%) merasa tidak ada pengaruh yang signifikan, sementara 15 responden (16,3%) menyatakan sedikit berpengaruh. Sebanyak 39 responden (42,4%) merasa netral terhadap dampak TikTok, sedangkan 31 responden (33,7%) merasa terpengaruh olehnya. Hanya 3 responden (3,3%) yang mengindikasikan bahwa TikTok sangat berpengaruh bagi pola pikir mereka. Berdasarkan hasil survei, rata rata remaja merasa TikTok memiliki pengaruh netral (3.07)  terhadap perubahan pola pikir mereka.

Menurut hasil survei tentang dampak TikTok terhadap perubahan pola sikap remaja, ditemukan bahwa 9 responden (9,8%) tidak merasa adanya pengaruh yang signifikan. Sebanyak 32 responden (34,8%) menyatakan bahwa hanya sedikit berpengaruh. Sementara itu, 38 responden (41,3%) merasa netral. Sebanyak 11 responden (12%) merasa terpengaruh oleh TikTok, sementara hanya 2 responden (2,2%) yang menyatakan bahwa platform ini sangat berpengaruh terhadap pola sikap mereka. Hasil survei ini menggambarkan bahwa rata rata responden menganggap dampaknya sedikit berpengaruh (2.63) terhadap perubahan pola sikap mereka.

Menurut hasil survei tentang dampak TikTok terhadap perubahan pola hidup remaja, 5 responden (5,4%) merasa tidak berpengaruh, sementara 22 responden (23,9%) menganggap sedikit berpengaruh. 34 responden (37%) merasa netral terhadap dampak TikTok, sementara 24 responden (26,1%) menyatakan bahwa platform tersebut berpengaruh pada gaya hidup mereka. Hanya 7 responden (7,6%) yang menyatakan bahwa TikTok sangat berpengaruh.Hasil survei ini menggambarkan bahwa rata rata responden menganggap dampaknya netral (2.93) terhadap perubahan pola hidup mereka

Menurut hasil survei tentang dampak TikTok pada pola tidur remaja, 3(3,3%) responden merasa tidak berpengaruh, 10(10,9%) responden merasa sedikit berpengaruh, 18(19,6%) responden merasa netral, 42(45,7%) responden merasa berpengaruh, dan 19(20,7%) responden merasa sangat berpengaruh. Hasil survei ini menggambarkan bahwa rata rata responden menganggap dampaknya berpengaruh (3.78) terhadap perubahan pola tidur mereka

Berdasarkan hasil survei mengenai pengaruh tiktok terhadap interaksi sosial remaja dalam kehidupan nyata, 10(10,9%)responden merasa tidak berpengaruh, 28(30,4%) responden merasa sedikit berpengaruh, 33(35,9%) responden merasa netral, 14(15,2%) responden merasa berpengaruh, dan 7(7,6%) responden merasa sangat berpengaruh. Hasil survei ini menggambarkan bahwa rata rata responden menganggap dampaknya netral (2.89) terhadap interaksi sosial mereka pada kehidupan nyata.

Berdasarkan hasil survei mengenai pengaruh tiktok terhadap keputusan pembelian barang yang dipromosikan di platform tersebut, 11(12%) responden merasa tidak berpengaruh, 9(9,8%) responden merasa sedikit berpengaruh, 13(14,1%) responden merasa netral, 38(41,3%) responden merasa berpengaruh, dan 21(22,8%) responden merasa sangat berpengaruh. Dari data tersebut, rata-rata responden memberikan nilai 3,63, menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka menganggap dampak TikTok berpengaruh terhadap perubahan keputusan pembelian barang remaja yang dipromosikan di platform tersebut.

Berdasarkan hasil survei tentang pengaruh TikTok terhadap motivasi remaja untuk menyelesaikan tugas, 8(8,7%) responden merasa tidak berpengaruh, 22(23,9%) responden merasa sedikit berpengaruh, 26(28,3%) responden merasa netral, 24(26,1%) responden merasa berpengaruh, dan 12(13%) responden merasa sangat berpengaruh. Dari data tersebut, rata-rata responden memberikan nilai 3.28, menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka menganggap dampak TikTok netral terhadap perubahan motivasi untuk menyelesaikan tugas. 

Bagian ini mengevaluasi bagaimana penggunaan TikTok mempengaruhi emosi dan psikologi remaja, termasuk perasaan gembira, cemas, termotivasi, kesepian, khawatir, marah, dan sedih. Nilai yang lebih tinggi menunjukkan frekuensi yang lebih sering.

Menurut hasil survei mengenai pengaruh tiktok terhadap seberapa sering remaja merasa gembira atau terhibur setelah menggunakan aplikasi tersebut, 3(3,3%) responden merasa tidak pernah, 2(2,2%) responden merasa kadang-kadang, 11(12%) responden merasa netral, 45(48,9%) responden merasa sering, dan 31(33,7%) responden merasa sangat sering. Dari data tersebut, rata-rata responden memberikan nilai 4.09, menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka menganggap tiktok sering memberikan dampak untuk membuat mereka merasa gembira atau terhibur setelah menggunakan aplikasi tersebut.

Menurut hasil survei mengenai pengaruh tiktok terhadap seberapa sering remaja merasa cemas atau stres setelah menggunakan aplikasi tersebut, 22(23,9%) responden merasa tidak pernah, 40(43,5%) responden merasa kadang-kadang, 17(18,5%) responden merasa netral, 9(9,8%) responden merasa sering, dan 4(4,3%) responden merasa sangat sering. Dari data tersebut, rata-rata responden memberikan nilai 2.24, menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka menganggap tiktok kadang-kadang memberikan dampak untuk membuat mereka merasa cemas atau stres setelah menggunakan aplikasi tersebut. 

Menurut hasil survei mengenai pengaruh tiktok terhadap seberapa sering remaja merasa termotivasi setelah menggunakan aplikasi tersebut, 4(4,3%) responden merasa tidak pernah, 11(12%) responden merasa kadang-kadang, 37(40,2%) responden merasa netral, 31(33,7%) responden merasa sering, dan 9(9,8%) responden merasa sangat sering. Dari data tersebut, rata-rata responden memberikan nilai 3.24, menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka menganggap tiktok netral memberikan dampak untuk membuat mereka merasa termotivasi setelah menggunakan aplikasi tersebut.   

Menurut hasil survei mengenai pengaruh tiktok terhadap seberapa sering remaja merasa kesepian atau terisolasi setelah menggunakan aplikasi tersebut, 28(30,4%) responden merasa tidak pernah, 41(44,6%) responden merasa kadang-kadang, 18(19,6%) responden merasa netral, 3(3,3%) responden merasa sering, dan 2(2,2%) responden merasa sangat sering. Dari data tersebut, rata-rata responden memberikan nilai 1.96, menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka menganggap tiktok kadang-kadang memberikan dampak untuk membuat mereka merasa kesepian atau terisolasi setelah menggunakan aplikasi tersebut. 

Menurut hasil survei mengenai pengaruh tiktok terhadap seberapa sering remaja merasa khawatir saat berinteraksi dengan pengguna TikTok lainnya, 51(55,4%) responden merasa tidak pernah, 28(30,4%) responden merasa kadang-kadang, 9(9,8%) responden merasa netral, 3(3,3%) responden merasa sering, dan 1(1,1%) responden merasa sangat sering. Dari data tersebut, rata-rata responden memberikan nilai 1.67, menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka menganggap tiktok tidak pernah memberikan dampak untuk membuat mereka merasa khawatir saat berinteraksi dengan pengguna TikTok lainnya.

Menurut hasil survei mengenai pengaruh tiktok terhadap seberapa sering remaja merasa marah atau kesal terhadap konten yang memicu perdebatan pada aplikasi tersebut, 13(14,1%) responden merasa tidak pernah, 24(26,1%) responden merasa kadang-kadang, 22(23,9%) responden merasa netral, 28(30,4%) responden merasa sering, dan 5(5,4%) responden merasa sangat sering. Dari data tersebut, rata-rata responden memberikan nilai 2.87, menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka menganggap tiktok netral memberikan dampak membuat untuk membuat mereka merasa marah atau kesal terhadap konten yang memicu perdebatan pada aplikasi tersebut.

Menurut hasil survei mengenai pengaruh tiktok terhadap seberapa sering remaja merasa sedih terhadap konten menyentuh atau menyedihkan pada aplikasi tersebut, 6(6,5%) responden merasa tidak pernah, 10(10,9%) responden merasa kadang-kadang, 31(33,7%) responden merasa netral, 33(35,9%) responden merasa sering, dan 12(13%) responden merasa sangat sering. Dari data tersebut, rata-rata responden memberikan nilai 3.35, menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka menganggap tiktok netral memberikan dampak untuk membuat mereka merasa sedih terhadap konten menyentuh atau menyedihkan pada aplikasi tersebut.

  1. Pembahasan

Dalam pembahasan hasil penelitian ini, kami mengkorelasikan temuan-temuan dengan teori-teori dan penelitian terdahulu untuk menjelaskan dampak aplikasi TikTok terhadap perilaku remaja usia 17-19 tahun. Salah satu temuan utama kami adalah pengaruh konten yang sering berganti di TikTok terhadap tingkat fokus remaja. Temuan ini sejalan dengan teori psikologi kognitif yang menekankan bahwa "Paparan konten yang cepat berganti dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mempertahankan fokus pada tugas-tugas tertentu" (Desimone, 1998; Sweller, 1988). Remaja yang terbiasa dengan konten yang cepat berganti di TikTok cenderung memiliki tingkat fokus yang lebih rendah dalam aktivitas sehari-hari.

Selain penurunan tingkat fokus, temuan kami juga mengungkapkan dampak psikologis negatif dari konten TikTok terhadap kesejahteraan mental remaja. Ini didukung oleh teori sosial-kognitif (Bandura, 1986) yang menunjukkan bahwa paparan terus-menerus terhadap citra tubuh yang ideal dalam konten TikTok dapat memicu perasaan tidak percaya diri dan kecemasan terkait penampilan. Penelitian terdahulu juga telah menunjukkan hubungan antara penggunaan media sosial dengan gambar tubuh dan kecemasan terkait penampilan pada remaja (Fardouly et al., 2015; Perloff, 2014).

Dari temuan ini, kami menyimpulkan perlunya pendekatan holistik dalam mengelola penggunaan TikTok di kalangan remaja. Edukasi yang mencakup pemahaman akan dampak konten yang dikonsumsi, manajemen waktu yang seimbang antara kegiatan online dan offline, serta pembentukan literasi digital yang kritis (Livingstone & Helsper, 2008) menjadi kunci dalam melindungi kesejahteraan dan perkembangan positif remaja di era digital saat ini.

Penutup/Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pengaruh aplikasi TikTok terhadap perilaku remaja usia 17-19 tahun memang signifikan. Konten yang sering berganti di TikTok dapat mempengaruhi tingkat fokus, pola pikir, pola sikap, gaya hidup, pola tidur, interaksi sosial, keputusan pembelian, motivasi untuk menyelesaikan tugas, serta tingkat kebahagiaan atau hiburan yang dirasakan oleh remaja.

Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyoroti kompleksitas dampak media sosial, termasuk TikTok, terhadap kesejahteraan mental dan perilaku remaja. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian lebih lanjut dari berbagai pihak, seperti orang tua, pendidik, dan pembuat kebijakan, untuk mengembangkan strategi yang dapat membantu remaja mengelola penggunaan TikTok secara sehat.

Edukasi tentang literasi digital, manajemen waktu yang seimbang antara aktivitas online dan offline, serta pembentukan kesadaran akan dampak konten yang dikonsumsi menjadi hal yang penting dalam melindungi kesejahteraan dan perkembangan positif remaja di era digital ini.

Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemahaman lebih lanjut tentang pengaruh TikTok pada remaja, serta memberikan dasar bagi pengembangan kebijakan dan intervensi yang lebih efektif dalam menjaga kesehatan mental dan perilaku positif remaja di era digital yang semakin berkembang.

Referensi

Guo, J., 2022, January. Research on the Influence of TikTok on Teenagers. In 2021 International Conference on Social Development and Media Communication (SDMC 2021) (pp. 1390-1393). Atlantis Press.

Haninuna, G.Y., Nayoan, C.R. and Bunga, E.Z.H., 2023. Effect of Tik-Tok and Leaflet Media in Increasing Adolescents' Knowledge and Attitude About Reproductive Health. Journal of Public Health for Tropical and Coastal Region, 6(1), pp.30-36.

Schnning, V., Hjetland, G.J., Aar, L.E. and Skogen, J.C., 2020. Social media use and mental health and well-being among adolescents--a scoping review. Frontiers in psychology, 11, p.542107.

Batoebara, M. U. (2020). Aplikasi Tik-Tok Seru-Seruan Atau Kebodohan. Network Media, 3(2), 59--65.

Safitri, A. A., Rahmadhany, A., & Irwansyah. (2021). Pengaruh Pengungkapan Jati Diri melalui TikTok terhadap Penilaian Sosial. Teknologi Dan Informasi Bisnis, 3(1), 1--9.

Rukajat, A. (2018). PENDEKATAN PENELITIAN KUANTITATIF (1st ed.). Yogyakarta: CV BUDI UTAMA.

Lia, V., Suriana, & Sarah, F. (2020). DAMPAK PENGUNAAN APLIKASI TIK TOK TERHADAP PERKEMBANGAN KARAKTER SISWA KELAS VI MIN 1 ACEH UTARA. Genderang Asa: Journal of Primary Education, 2(1), 75--84.

Palupi, D. N., Meifilina, A., & Harumike, N. D. Y. (2020). The Effect of Using TikTok Applications on Self-Confidence Levels. Unisbablitar, 5(2), 66--74.

Omar, B., & Dequan, W. (2020). Watch, share or create: The influence of personality traits and user motivation on TikTok mobile video usage. International Journal of Interactive Mobile Technologies, 14(4), 121--137. 

Chontina Siahaan. et al (2022) Studi Literatur: Media Sosial "Tiktok" dan Pembentukan Karakter Remaja, Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(4).

Marini, R. (2019). Pengaruh Media Sosial Tik Tok Terhadap Prestasi Belajar Peserta didik di SMPN 1 Gunung Sugih Lab. Lampung Tengah. 101. (Skripsi). Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Intan, Lampung.

Rahma, Tyar. (2018). "Dampak Tik Tok Terhadap Pertumbuhan Karakter Anak Indonesia." 

Dewi, C. M., Putri, A. S., Zamzam Nugraha, M. P., & Haq, A. H. B. (2021). Kepercayaan diri dengan Intensitas Penggunaan Media Sosial TikTok di Masa Pandemi : Studi Korelasi. Fenomena, 29(2).

 M. Kis, Wahidah Fitriani, & Merli Irawati. (2024). Analisis Dampak Penggunaan Aplikasi Tiktok Pada Remaja: A Systematic Literature Review. Counselia; Jurnal Bimbingan Konseling Pendidikan Islam, 5(1), 227--238.






Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun