Mohon tunggu...
Raditya Fadhlurrahman
Raditya Fadhlurrahman Mohon Tunggu... Programmer - Mahasiswa Unair

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Paradoks Ketakutan: Bagaimana Hal yang Tidak Kita Ketahui Membuat Kita Tertarik

7 Juni 2024   07:28 Diperbarui: 7 Juni 2024   07:35 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ketidaktahuan selalu berkolerasi dengan rasa takut, rasa takut adalah emosi kuat yang kita rasakan disebabkan oleh antisipasi atau kesadaran atas bahaya yang akan datang. Kita takut atas ketinggian, laba-laba, ruangan kecil - sudah menjadi sifat alamiah kita untuk takut. Atas ketakutan itulah mengapa manusia dapat bertahan dari awal waktu hingga sekarang. Kita takut dingin, kita tinggal di dalam gua; kita takut lapar, kita makan; kita takut akan masa depan, kita mempersiapkan lebih awal. Kita selalu menghadapi rasa takut itu dengan memberikan sebuah penyelesaian kita sendiri

Ketidaktahuan dan ketakutan itu selalu berjalan beriringan dalam otak kita. Kita semua pasti memiliki naluri untuk bertahan hidup; kita menghindari hal yang tidak kita ketahui untuk bertahan hidup; kita takut akan sesuatu karena otak kita mengatakan bahwa hal tersebut dapat mengancam kita, itulah mengapa respons kita yang sering dibilang melawan atau lari itu ada. Tapi hal tersebut adalah hanya di dunia materi, bagaimana dengan dunia non-materi? Tepat religius, akhirat - apakah ketidaktahuan dan ketakutan itu memiliki manfaat yang sama?

Agama adalah dan selalu menjadi topik yang sensitif bagi banyak orang. Banyak orang percaya akan tuhan, banyak juga yang tidak; Banyak yang menyukai pembicaraan agama secara terbuka, dan banyak juga yang langsung tersulut emosi akibat agama mereka yang dibicarakan dalam sudut pandang negatif. Namun bagi saya hal ini sangat menarik, Saya selalu percaya pada tuhan, tapi saya selalu meragukan diri saya. Mengapa terdapat banyak agama? Mengapa Islam, Kristen, dan Katolik memiliki tuhan yang hampir sama? Ketidaktahuan itu yang membuat saya penasaran untuk mencari tahu lebih, menemukan informasi lebih banyak, mendorong saya mencari jawabannya, karena atas ketakutan itu, mungkinkah saya berdoa kepada tuhan yang salah, kepada siapakah saya telah berdoa selama ini?

Kesimpulannya, jalinan antara rasa takut dan hal yang tidak diketahui adalah aspek fundamental dari pengalaman manusia, yang membentuk persepsi, keyakinan, dan tindakan kita. Meskipun rasa takut berfungsi sebagai mekanisme untuk bertahan hidup di dunia material, pengaruhnya meluas ke pertanyaan-pertanyaan eksistensial tentang spiritualitas dan hal-hal yang tidak diketahui. Terlepas dari ketidakpastian, pengejaran pemahaman dan pencarian makna terus mendorong kita untuk maju, mendorong kita untuk menghadapi ketakutan kita dan mencari pencerahan dalam menghadapi ketidakpastian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun