Mohon tunggu...
Raditya Dharmanta keswira
Raditya Dharmanta keswira Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Filsuf Lyotard

11 Januari 2024   15:32 Diperbarui: 11 Januari 2024   15:34 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jean-Franois Lyotard, seorang filsuf Prancis abad ke-20, dikenal dengan karyanya yang memaparkan pemikiran kritis terhadap narasi besar (grand narrative) dan menggagas ide pluralitas. Artikel ini akan membahas teori Lyotard dan mencari contoh fenomenanya dalam kehidupan sehari-hari.

Pemahaman Dasar Teori Lyotard

  1. Narasi Besar dan Modernitas:Lyotard mengecam gagasan narasi besar yang mendominasi pemikiran modernitas. Narasi besar, menurutnya, adalah cerita-cerita besar yang mencoba menyatukan semua bentuk pengetahuan dan pengalaman menjadi satu narasi tunggal yang konsisten.

  2. Pluralitas dan Perbedaan:Sebagai alternatif, Lyotard memperjuangkan pandangan yang menerima dan menghargai keragaman dan perbedaan dalam masyarakat. Ia menekankan pentingnya mengakui bahwa tidak ada satu narasi besar yang dapat mencakup semua pengalaman dan realitas.

Contoh Fenomena Teori Lyotard dalam Kehidupan Sehari-hari:

  1. Diversitas dan Inklusivitas:Peningkatan perhatian terhadap diversitas dan inklusivitas dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti di tempat kerja, media, dan masyarakat, mencerminkan semangat pluralitas yang dianut oleh teori Lyotard.

  2. Postmodernisme dalam Seni dan Budaya:Gerakan postmodernisme dalam seni dan budaya, yang mencakup penolakan terhadap norma dan batasan estetika tradisional, merupakan respons terhadap ide narasi besar yang diusung oleh modernitas.

  3. Media Sosial dan Berita:Fenomena di media sosial, di mana banyak suara berbicara dan berbagai perspektif dapat dengan mudah diakses, adalah contoh nyata dari pluralitas dan keberagaman pandangan, sejalan dengan pemikiran Lyotard.

  4. Pendekatan Pendidikan yang Inklusif:Dalam dunia pendidikan, terdapat tren menuju pendekatan yang lebih inklusif, mengakui dan menghargai beragam jenis pengetahuan dan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa.

  5. Dekonstruksi Norma Gender:Gerakan dekonstruksi norma gender, di mana konsep-konsep tradisional tentang peran gender dan identitas seksual ditantang, mencerminkan penolakan terhadap narasi besar yang menetapkan norma-norma baku.

  6. Politik Identitas:Gerakan politik identitas, seperti perjuangan hak-hak sipil dan perlawanan terhadap diskriminasi berdasarkan identitas tertentu (ras, agama, gender), mencerminkan upaya untuk mengakui dan melibatkan perbedaan dalam ranah sosial dan politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun