Mohon tunggu...
raditya ario
raditya ario Mohon Tunggu... Mahasiswa -

UIN Sunan Kalijaga yogyakarta/ A CLASS !!!

Selanjutnya

Tutup

Bola

Istana Sepakbola di Timur Indonesia

6 Oktober 2015   20:56 Diperbarui: 6 Oktober 2015   21:14 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat orang berkulit hitam dengan logat seperti orang wilayah Indonesia bagian timur kebanyakan orang jawa memandang sebelah mata atau bahkan tak jarang ada diskriminasi ras, warna kulit, bahasa, atau agama bagi orang timur tersebut, maka tidak heran jika banyak kasus dipulau Jawa ini terutama di Jogjakarta. Banyak orang kulit hitam terlibat aksi kriminalitas baik pencopetan, kerusuhan, bahkan pembunuhan yang dilkukan oleh orang kulit hitam tersebut. Akan tetapi jika orang timur tersebut dipandang sebagai pahlawan Indonesia yang mampu mengharukan nama indonesia dimata dunia, akankah masih ada diskriminasi?

Dalam sepakbola, orang timur juga banyak yang berkecimpung di dunia ini, mencari makan disini, menyalurkan hoby dan masih banyak alasan mengapa mereka lebih memilih sepakbola. Banyak faktor yang mendukung kenapa orang timur bisa dibilang lebih ‘jago’ dalam permainan si kulit bundar ini, salah satu faktornya adalah daya tahan tubuh mereka yang bisa dibilang unggul dari kebanyakan pemain Indonesia lainya, ada juga yang mengatakan fisik mereka kuat body balance mereka setabil. Itulah banyak anggapan pemain asal timur dijuluki ‘mutiara hitam’,

Tidak sedikit pula klub sepakbola Indonesia timur yang menghiasi kancah sepakbola Indonesia dari divisi utama, ada Yahukimo FC, Perseka Kaimana FC, Persemin Minahasa, Pesemalra Maluku, Persibom Bolaang Mongondow, Persiss Sorong. Di kasta tertinggi Liga Indonesia ada, Perseru Serui, Persiram Raja Ampat, dan “raja” sepakbola wilayah timur Persipura Jayapura. Menyingung Persipura, tim ini yang banyak memuai perstasi dikancah sepakbola Indonesia bahkan sampai ke level Asia. Prestasi terakir pada musim 2013-2014 puncak prestasi tim berjuluk mutiara hitam ini adalah sampai dibabak semi-final AFC cup meski dibantai habis-habisan oleh tim asal Kuwait Al-Qadsia. Di leg-1 yang dihelat di Kuwait Boas cs dipaksa menyerah 4-2 dan di leg-2 persipura dibantai 6-0 di jayapura. Tetapi itu merupakan pencapaian tertinggi tim asal Indonesia di level Asia. Betapa menariknya gaya permainan Persipura saat itu. Diatas lapangan mereka ibarat sedang melakukan tarian sajojo (tarian khas Papua). Posession ball mereka sangat dominan aliran bola dari kaki ke kaki mereka juga lancar.

Banyak “mutiara” dari indonesia bagian timur yang punya mimpi bermain di stadion Mandala Jayapura itu. Keinginginan itu sepertinya tidak bertepuk sebelah tangan karena mayoritas pemain tim Persipura juga berasal dari wilayah timur, sebagai contoh ada Youhanis Pahabol, Lukas Mandowen, dan duo Sallosa yaitu Boas dan Ortizan sallosa hingga legenda bagi masyarakat Papua Eduardo Ivakdalam.

Baru-baru ini Indonesia timur kembali membuat gebrakan yang tidak banyak orang di pulau Jawa tau, yaitu munculnya “kampung bola” terletak di Tulehu Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku. Diresmikan oleh mantan ketua umum PSSI Djohar Arifin Husein pada 18 Februari 2015 yang lalu. Sejalan dengan penetapan kampung Tulehu sebagai kampung sepakbola didukung oleh Raja Tulehu Alibaba Tawainela yang membuat geliat sepakbola Tulehu semakin membara. Salah satu wacana yang dicanangkan oleh Raja Alibaba itu ialah mengganti tugu di Tulehu dari yang semula mempunyai ikon berbentuk selongsong peluru dengan dirubah menjadi patung berbentuk bola.

Film berjudul cahaya dari timur itu merupakan gambaran geliat sepakbola dari bumi Tulehu. Banyak anak-anak di Tulehu yang sangat tertarik dan menjadikan sepakbola menjadi cita-cita mereka. Akan tetapi kembali kemasalah awal sepakbola negeri ini, tentu masalah fasilitas yang menjadi suatu masalah yang belum terpecahkan sampai saat ini. Di Tulehu juga masalah fasilitas menjadi problem utama bagi anak-anak yang ingin sekedar berlari dan ingin mengejar bola. Hanya ada tiga lapangan sepakbola dan sebagian besar kondisi lapangan itu dalam kondisi apa adanya.

Teteapi hal yang istimewa dari mayoritas masyarakat di timur itu adalah mereka tetap mensyukuri kekukarangan di wilayah mereka. Tidak jarang kondisi itu yang menambah kekuatan dari segi fisik orang Indonesia bagian timur. Hal itu yang membuat Tulehu intens melahirkan pemain-pemain dari generasi ke generasi. Bisa dibayangkan bila fasilitas yang diberikan negara terutama PSSI kepada wilayah Tulehu untuk masalah pembangunan fasilitas Training Ground yang lebih mewah untuk pengembangan sepakbola di Tulehu lebih baik kedepan.

Dengan fasilitas apa adanya saja Tulehu sudah membuktikan bahwa “kampung bola” memang pantas disematkan untuk Tulehu. Saat ini saja sudah ada banyak pemain asal Tulehu yang menjelajahi sepakbola kasta tertinggi. Bahkan tak sedikit pula pemain asal Tulehu yang menghuni posisi diberbagai tingkat usia Timnas. Mulai dari U-19 ada nama Al Qomar dan Ricky Ohorela dari u-19 meningkat ke u-23 ada Hendra Adi Bayaw, Alfin Tuasalamony, dan Abduh Lestaluhu. Bahkan di Timnas senior ada beberapa pemain yang masih terbilang mempunyai usia emas dalam dunia sepakbola, sebut saja Ramdhani Lestaluhu, Hasyim Kipuw, Manahati Lestusen. Dan masih banyak lagi pemain Tulehu yang membela Timnas dilevel junior.

Cahaya dilangit timur, bukan sekedar judul film belaka. Memang benar cahaya itu masih ada di Indonesia timur, cahaya yang masih malu menampakan kilaunya di mata jutaan masyarakat Indonesia. Cahaya yang suatu saat akan redup oleh para petinggi federasi dengan nafsu yang masih menggebu didalam diri. Selagi cahaya itu masih berkilau di langit timur kenapa kita tidak meluangkan waktu sejenak untuk mengalah membiarkan cahaya dari timur itu sampai kilaunya ke Indonesia bagian barat. Anugrah Tuhan yang maha kuasa telah mendirikan istana sepakbola di Indonesia timur. Singkirkan ego dan mengalah untuk kejayaan sepakbola INDONESIA !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun