Mohon tunggu...
Raditya Anggara
Raditya Anggara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

hasil MBTI : ENFJ-T

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sisi Lain Kehidupan Mahasiswa Baru: Menghadapi Homesick dan Tekanan Akademik

30 Desember 2024   22:49 Diperbarui: 30 Desember 2024   23:10 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi mahasiswa baru yang sedang menghadapi homesick dan tekanan akademik. (Freepik/Racool_studio)

Mengawali perjalanan sebagai mahasiswa baru adalah salah satu fase yang penuh tantangan dan harapan. Setiap langkah membawa pengalaman baru, namun di balik kegembiraan itu, ada sisi lain yang sering kali tidak terlihat, yaitu perasaan homesick dan tekanan akademik yang kerap menghampiri. Fenomena ini, meskipun wajar, dapat menjadi beban emosional yang berat bagi mahasiswa yang merantau jauh dari rumah.

Homesick adalah perasaan rindu yang mendalam terhadap rumah dan keluarga, yang sering kali muncul ketika mahasiswa baru pertama kali berada di lingkungan yang asing. Perasaan ini bisa datang secara tiba-tiba, menyerang tanpa pemberitahuan, seperti tamu tak diundang yang membawa emosi campur aduk. Bagi banyak mahasiswa, perasaan rindu akan rumah—aroma makanan, suara keluarga, atau bahkan kehangatan suasana rumah—merupakan hal yang tak bisa dihindari, terutama pada awal masa kuliah. Jarak fisik yang jauh dari orang terdekat sering kali memunculkan perasaan kesepian yang bisa mengganggu proses adaptasi.

Selain homesick, tekanan akademik juga menjadi tantangan besar bagi mahasiswa baru. Di perguruan tinggi, tuntutan akademik sering kali lebih tinggi dan lebih menuntut daripada yang mereka hadapi selama masa SMA. Bagi banyak mahasiswa, ini adalah pengalaman pertama mereka harus mandiri dalam mengatur waktu dan menyelesaikan tugas secara mandiri. Keinginan untuk berhasil, ditambah dengan rasa takut gagal, dapat menyebabkan stres yang tak terhindarkan. Kegiatan belajar yang padat, ujian yang mendekat, serta tanggung jawab yang lebih besar, dapat membuat mahasiswa merasa tertekan dan cemas.

Homesick dan tekanan akademik sering kali saling berhubungan. Ketika seseorang merasa rindu akan rumah, mereka menjadi lebih rentan terhadap stres dan kecemasan yang datang dari tantangan akademik. Perasaan terisolasi dan tidak terhubung dengan lingkungan baru bisa memperburuk kondisi mental. Akibatnya, mahasiswa bisa merasa terperangkap dalam lingkaran perasaan negatif yang sulit dihadapi. Namun, menghadapi homesick dan tekanan akademik bukanlah hal yang mustahil. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyadari bahwa perasaan tersebut adalah hal yang wajar. Banyak mahasiswa yang melalui proses serupa dan berhasil mengatasinya. Menyadari bahwa homesick adalah bagian dari proses adaptasi akan membantu mahasiswa merasa lebih tenang dan tidak sendirian.

Selain itu, mencari dukungan sosial sangat penting. Terlibat dalam kegiatan kampus, bergabung dengan organisasi atau komunitas yang memiliki minat serupa, serta berinteraksi dengan teman-teman sebaya dapat membantu mengurangi rasa kesepian. Teman-teman baru sering kali menjadi tempat untuk berbagi cerita dan perasaan, yang dapat mengurangi rasa rindu pada keluarga dan rumah.

Untuk mengatasi tekanan akademik, penting bagi mahasiswa untuk mengatur waktu dengan bijaksana. Manajemen waktu yang baik akan membantu mereka menyelesaikan tugas tepat waktu dan mengurangi rasa tertekan. Selain itu, menjaga kesehatan fisik dan mental sangat penting. Mengatur pola makan yang sehat, tidur yang cukup, serta berolahraga secara teratur dapat meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Jika perasaan stres semakin berat, berkonsultasi dengan konselor atau profesional kesehatan mental juga bisa menjadi langkah yang bijak.

Homesick dan tekanan akademik adalah dua sisi dari kehidupan mahasiswa baru yang tidak bisa dipisahkan. Namun, dengan pendekatan yang tepat—seperti mencari dukungan sosial, menjaga keseimbangan antara studi dan kehidupan pribadi, serta merawat kesehatan mental—mahasiswa dapat menghadapinya dengan lebih baik. Mengingat bahwa pengalaman ini adalah bagian dari proses pertumbuhan, mahasiswa baru dapat belajar untuk menikmati perjalanan kuliah mereka meskipun dengan tantangan yang datang.

"Perasaan ini sementara, tetapi pencapaian yang kamu raih akan bertahan selamanya."

Daftar Pustaka

Afrilia, D., & Siregar, M. F. Z. (2024). Pengaruh Homesickness Terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa Rantau. Jurnal Studi Islam Indonesia (JSII), 2(1), 176-188.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun