Pemalang - Profil Pelajar Pancasila merupakan visi dari diterapkannya Kurikulum Merdeka dan menjadi agenda yang paling utama karena bertujuan untuk mencetak peserta didik yang berkompeten dan berkepribadian sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila berhasil dikemas secara kreatif oleh SMK Islam Randudongkal Kabupaten Pemalang. Bahkan, SMK Islam Randudongkal tidak hanya mengajarkan teori-teori dalam mata pelajaran tetapi juga mengedukasi dan memvisualisasikan pemahaman peserta didik melalui berbagai karya.
Terbukti pada tema Bangunlah Jiwa dan Raga di kelas X TKJ 2, peserta didik mampu mengkaji fenomena di lingkungan mereka baik yang berhubungan dengan fisik atau dunia maya lalu menuangkannya dalam sebuah karya. Namun, sebelum melaksanakan projek peserta didik dijelaskan secara terperinci mengenai tema yang diambil. Hal ini menandakan bahwa peserta didik memiliki pemahaman yang baik sesuai dengan ide dan kreatifitas masing-masing.
"Projek karya seni kolase dengan bahan dasar biji-bijian seperti biji buah, jagung, beras, kedelai, kacang hijau, dll yang bertajuk kesehatan mental ini dipilih karena banyak manfaat sekaligus memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia," jelas salah satu tim fasilitator Projek, Hanif Nugroho S.Psi.
Lebih lanjut dia menyampaikan, selain menjadi wahana edukasi bagi siswa untuk mengenal dan memanfaatkan sumber daya alam sekitar tetapi juga agar lebih tanggap terhadap isu-isu kesehatan mental siswa, sehingga mereka dapat menjaga mentalnya agar tetap sehat dengan mengurangi perilaku buruk sehingga sekolah menjadi menyenangkan.
"Adanya projek ini juga dapat menjadi stimulus untuk lebih peduli terhadap kehidupan sosial siswa di sekolah dan di masyarakat agar menghasilkan perilaku yang lebih baik, yang tentunya selaras dengan tujuan Profil Pelajar Pancasila sebagaimana telah ditegaskan dalam kurikulum merdeka," katanya.
Menurutnya, melalui model pembelajaran yang demikian diharapkan dapat membentuk Profil Pelajar Pancasila yang memiliki pemahaman kuat tentang Pancasila. Sehingga masalah degradasi moral yang kerap terjadi akhir-akhir ini dapat diminimalisir, karena proses pembelajaran seyogyanya tidak hanya berhubungan dengan kapasitas belajar tetapi juga adanya pembentukan karakter peserta didik.
"Projek seperti ini kami rasa bagus dan bermanfaat karena kami mendapatkan pengetahuan baru tentang kesehatan mental, sehingga kami berharap dapat menjadi pelajar yang berorientasi masa depan dan berkarakter, selain itu kegiatan belajar pun jadi tidak membosankan karena selalu diberikan dukungan sosial untuk menghindari segala bentuk perilaku buruk kapanpun dan dimanapun," jelas narasumber lain, Bagus Dwi Kuncoro siswa X TKJ 2.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H