Karena dengan adanya kejadian ini, bukan hanya para suporter tidak berdosa yang kena imbasnya, tapi Klub, pihak penyelenggara pertandingan, hingga manajemen besar Klub pun juga kena batunya. Mereka harus memperbaiki sisi stadion yang rusak, membiayai para korban yang dirawat, belum lagi dikenakan sanksi yang berat oleh PSSI dengan denda dan juga tidak boleh menjadi tuan rumah selama liga 1 bergulir. Pertandingan sepakbola seharusnya dapat dinikmati menjadi sebuah hiburan, bukannya malah menjadi ajang tawuran.
Menang dan kalah itu sudah menjadi makanan sehari-hari para klub. Menang disyukuri, kalah diberi semangat. Itu salah satu suporter sepakbola sejati, selalu mendukung tim kesayangannya bertanding, meskipun menang ataupun kalah.
Saya berharap untuk liga Indonesia ke depannya dapat mengantisipasi kericuhan Suporter seperti ini agar tidak terjadi lagi nanti. Dan untuk PSSI sendiri, selaku pemegang sepakbola terbesar Indonesia, dapat memberikan sanksi yang seberat-beratnya kepada para oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut sehingga menimbulkan kerugian dalam persepakbolaan Indonesia. Ayo, kita ciptakan pertandingan sepakbola yang sportif dan saling menghormati.
Jangan lakukan kekerasan apa pun dalam pertandingan, karena itu hanya merugikan diri sendiri dan juga pihak lain yang bersangkutan. Jangan sampai liga sepakbola kita dicap rendah karena suporternya yang anarkis dan suka kerusuhan. Karena jati diri bangsa dapat dilihat dari prestasi olahraganya, terutama dalam bidang olahraga sepakbola.Â
#stopracism #fairplay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H