Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga akhir-akhir ini menjadi viral di media sosial. Lantaran setelah mereka membuat karangan bunga berisi kata-kata "satir" Â yang ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Pembekuan ini buntut dari ungkapan ekspresi kekecewaan terhadap hasil dari Pemilu 2024 yang dituangkan dalam karya seni satire berbentuk karangan bunga yang ditujukan untuk memberi ucapan selamat atas pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Dalam foto yang tersebar di media sosial seperti X dan TikTok, karangan bunga tersebut menampilkan foto Presiden dan Wakil Presiden terpilih dengan beberapa kalimat yang bertuliskan 'Selamat atas dilantiknya Jenderal Bengis Pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3 sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi.'
Berita ini menuai banyak pro kontra, contohnya salah satu pengamat politik yakni Rocky Gerung turut memberikan komentar terhadap kasus ini
"Apakah peristiwa dekan atau bahkan rektor membubarkan BEM di Unair ini jadi penanda bahwa Indonesia sedan gada didepan pintu gerbang new kind of otoritarianisme " dikutip dari saluran youtube Rocky Gerung Official.
Namun banyak juga warganet yang tidak setuju dengan Tindakan BEM Fisip Unair tersebut, banyak yang berpendapat bahwa karangan bunga tersebut bukan lagi satir namun bersifat mengolok-olok Presiden dan Wakil presiden terpilih yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Pada akhirnya, hari Senin, 28 Oktober 2024, Prof. Dr. Bagong Suyanto Drs., M.Si. selaku dekan Fisip Unair mencabut kebijakan pembekuan terhadap BEM setelah melakukan persetujuan agar BEM Fisip Unair menggunakan diksi yang lebih baik lagi dalam menyampaikan kritik.
"Dekanat telah mencabut SK Pembekuan Kepengurusan BEM Fisip Unair. Dasarnya, kami sepakat untuk menggunakan diksi-diksi yang tidak kasar dalam kehidupan politik," kata Prof Bagong saat memberikan keterangan kepada awak media di FISIP Unair.
Ia berharap, BEM sebagai perwakilan mahasiswa, dapat menyampaikan kritik dengan bahasa yang tidak kasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H