Mohon tunggu...
Radit Biona Christovo
Radit Biona Christovo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Diponegoro University

Interested in art, government dynamics, economics, organizations, and other issues.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Jala Tebar di Waduk Gajah Mungkur Kabupaten Wonogiri

30 Mei 2023   12:12 Diperbarui: 30 Mei 2023   13:54 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persepsi Terhadap Jala Tebar

Jala Tebar merupakan alat penangkapan ikan sederhana yang prinsipnya mengurung ikan sehingga ikan tidak bisa lepas. Alat tangkap ini dioperasikan dengan dilempar pada tempat yang  diduga  menjadi tempat  berkumpulnya  ikan target tangkapan. Dengan teknik tertentu, Jala Tebar dapat terbuka lebar  dan mengurung ikan.

Jala Tebar menjadi salah satu alat tangkap yang dapat ditemui di Waduk Gajah Mungkur Kabupaten Wonogiri. Biasanya alat tangkap ini dioperasikan pada perairan jernih di tepi waduk dan inlet-inlet sungai untuk menghindari jaring yang sobek akibat tersangkut.

Beberapa orang menganggap Jala Tebar dianggap sebagai alat tangkap yang kurang menarik bahkan penelitian tentang alat tangkap ini jarang ditemui karena pengoperasian yang sederhana dan dianggap kurang ekonomis. Benarkah demikian?

Nelayan Jala Tebar

Jala tebar masih digunakan oleh beberapa nelayan di Waduk Gajah Mungkur. Salah satu nelayan Jala Tebar adalah Mariman. Mariman merupakan kepala kelompok nelayan di Desa Sendang. Sehari-harinya bekerja sebagai nelayan dan mulai berangkat mencari ikan saat pagi hari dan kembali pada siang hari. Mariman biasanya menangkap ikan di daerah Gamping, Nguntoronadi dengan perjalanan sekitar 15 menit menggunakan perahu motor tempel.

Mariman mengutarakan bahwa target tangkapan Jala Tebar adalah Ikan Nila. "Biasanya ikan yang didapat Ikan Nila, kalau pas musim puncak bisa menangkap sampai 20kg sekali berangkat", ujarnya. Mariman menjual hasil tangkapan kepada pengepul dengan harga Rp18.000,00. Hal ini berarti nelayan Jala Tebar mampu menghasilkan pendapatan kotor mencapai Rp360.000,00/trip. Jumlah ini tergolong tinggi dan menunjukkan bahwa alat tangkap Jala Tebar tergolong salah satu alat tangkap yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Jala Tebar menurut Dinas Perikanan dan Kelautan dan Peternakan Kabupaten Wonogiri

Menurut keterangan dari Agus sebagai pegawai Bidang Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Wonogiri, Jala Tebar merupakan alat tangkap yang unik dan menarik. "Jala Tebar ini tergolong unik, karena terdapat berbagai macam ukuran mata jaring yang disesuaikan dengan musim dan ikan target tangkapan. Jala Tebar ini juga menarik, karena tidak sembarang orang bisa mengoperasikannya, nelayan Jala Tebar yang ditemui hanya nelayan itu-itu saja dan kebanyakan sudah berumur (tua)", tuturnya.

"Ada salah satu nelayan yang dianggap sebagai 'Master' Jala Tebar, Dia bisa tau kapan ikan akan naik ke sungai dan kemudian menangkapnya, padahal hanya menggunakan insting dan pengalaman saja", tambah Agus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun