Teater tradisional adalah salah satu warisan budaya yang kaya akan nilai estetika dan cerita.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ada kecenderungan yang mengkhawatirkan: semakin sedikit generasi muda yang tertarik untuk menonton pertunjukan teater tradisional.
Beberapa alasan muncul dan secara kolektif menjelaskan mengapa generasi muda cenderung menjauh dari seni pertunjukan ini.
Salah satu faktor utama adalah perubahan pola konsumsi hiburan. Di era digital ini, generasi muda memiliki akses instan ke berbagai bentuk hiburan melalui gadget mereka.
Dengan adanya platform streaming seperti Netflix, Wetv, dan YouTube, mereka lebih memilih untuk menonton film atau serial yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja.
Kepraktisan ini sangat kontras dengan teater tradisional yang mengharuskan penonton untuk datang ke tempat pertunjukan pada waktu tertentu dan menghabiskan beberapa jam.
Ketidaknyamanan ini sering kali membuat teater terasa kurang menarik bagi mereka.
Selain itu, ketidakpahaman terhadap teater tradisional juga berkontribusi pada rendahnya minat generasi muda.Â
Banyak di antara mereka yang tidak mendapatkan pendidikan atau pengenalan tentang teater dari usia dini.
Kurikulum di sekolah seringkali tidak mencakup seni pertunjukan secara mendalam, sehingga banyak anak muda yang tumbuh dengan pemahaman yang terbatas tentang nilai-nilai dan cerita yang dihadirkan dalam teater tradisional.