Mohon tunggu...
Radisya Zaniar
Radisya Zaniar Mohon Tunggu... Mahasiswa - RZ

Wisdomian Living

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

AstraZeneca, Buah Manis Multilateralisme Vaksin Indonesia

25 Maret 2021   18:41 Diperbarui: 25 Maret 2021   18:58 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA - Senin (8/3), sebanyak 1,1 juta dosis vaksin telah mendarat di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang. Vaksin ini merupakan hasil dari kerjasama Indonesia dengan COVAX Facility. Berbeda dengan Sinovac, vaksin hasil kerjasama multilateral ini bermerek AstraZeneca dari Inggris. Lantas, apa sebenarnya yang melatarbelakangi Indonesia bergabung dengan COVAX Facility?

Pandemi COVID-19 telah masuk ke Indonesia sejak Februari 2020 dan belum juga menemui titik terang kapan pandemi ini akan berakhir. Hingga di bulan Agustus 2020, Global Alliance for Vaccines and Immunisation (GAVI) bersama dengan World Health Organization (WHO) dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) membuat suatu inisiasi penyediaan vaksin COVID-19 yang bisa dijangkau semua negara, baik itu negara maju maupun berkembang, yang selanjutnya dikenal dengan COVID-19 Vaccine Access Facility (COVAX Facility). COVAX tidak hanya menggaet negara-negara untuk bergabung, tapi juga manufaktur vaksin dan lembaga atau negara donor.

Indonesia telah menyampaikan Expression of Interest kepada COVAX Facility pada Agustus 2020 sebagai bentuk persetujuan Indonesia untuk bergabung menjadi negara anggota COVAX Facility. Tidak hanya Indonesia, data GAVI di bulan September menunjukkan telah ada lebih dari 150 negara yang turut menjadi anggota COVAX.

Alasan terbesar yang melatarbelakangi Indonesia bergabung dengan COVAX adalah keuntungan dengan mendapatkan akses vaksin seharga $7 per dosisnya. Jika dibandingkan dengan vaksin Sinovac yang dibeli melalui jalur bilateral dengan harga $13, harga vaksin COVAX lebih murah sekitar 46%. Hal ini dikarenakan COVAX mendapat subsidi dari lembaga donor untuk pengadaan vaksin COVID-19 bagi negara anggota COVAX Facility.

Beruntungnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang tergabung dalam COVAX Advance Market Commitment bersama dengan 91 negara AMC lainnya(COVAX AMC92 ). Semua negara yang dipilih dalam COVAX AMC92 akan mendapatkan vaksin dengan subsidi penuh hingga 20% dari total populasi. Selain itu, negara anggota COVAX AMC92 juga bisa melakukan pembelian dosis tambahan sebanyak 5-10% dari total populasi dengan harga $7 per dosisnya. Meskipun mekanisme diplomasinya bisa dibilang lebih rumit ketimbang pembelian melalui jalur bilateral, penawaran ini membuat banyak negara terbantu, terutama bagi negara dengan populasi dan kasus COVID-19 yang sama-sama tinggi.

Saat ini Indonesia telah memasuki kuartal pertama pengiriman vaksin COVAX dengan merk AstraZeneca. Pada kuartal pertama ini, diperkirakan Indonesia akan mendapatkan 25-35% dari total alokasi yang diberikan COVAX dan dikirim secara bertahap hingga Mei 2021. Kemudian sisa vaksin akan dikirim pada kuartal kedua hingga tahun 2022 untuk mencapai target hingga 20% total populasi.

Meskipun negara-negara yang tergabung dalam COVAX Facility, termasuk Indonesia, tidak bisa memilih vaksin apa yang akan diterimanya, namun COVAX telah memberikan mekanisme dan persyaratan yang membuat mereka dapat menentukan jenis vaksin yang cocok untuk negara tersebut. Aspek lain yang diperhatikan COVAX dalam menentukan vaksin yang tepat adalah faktor demografis, akses kesehatan dan fasilitas pendukung vaksinasi di negara tersebut, sehingga vaksin yang ditawarkan COVAX dapat tepat sasaran dan aman.

Penulis: Radisya Zaniar

Narasumber: Andrie Vitra Diazmara, S.Sos, MIR (Sub Koordinator Multilateral II, Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Kesehatan RI)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun