Â
Sejak muncul wabah corona di Wuhan, berbagai negara telah melakukan persiapan untuk mengantisipasi masuknya wabah tersebut.walaupun sejumlah persiapan dan antisipasi tersebut banyak mengalami kegagalan. Tapi setidaknya, hanya itu usaha maksimal yang dilakukan. Tak dapat disangka, virus ini menyebar begitu sangat cepat,puluhan ribu nyawa melayang. Laksana tiupan angin kencang yang merontokkan daun-daun kering.Â
Seperti halnya negara lain, indonesia juga melakukan persiapan dan antisipasi. Namun bedanya, indonesia selalu menghadapi jalan yang sulit dalam menghadapi virus corona ini. Di indonesia,Penanganan dalam menghadapi virus Corona selalu di bumbui dengan aneka pro dan kontra. Selalu ada kerikil kecil yang jadi penghambat.Â
Ada pihak yang menjadi provokator dan menakut-menakuti masyarakat. Ada pihak yang sibuk terus menekan pemerintah. Ada pihak yang rajin pengiring opini publik. Ada pihak yang teriak menuntut lockdown.bahkan ada pihak yang menjadikan wabah corona sebagai ajang untuk meraup keuntungan.Â
Di setiap pemberitaan yang beredar, kita selalu melihat bagaimana para pengamat-pengamat itu sering ribut dengan sesamanya untuk saling adu data dan angka-angka. Sibuk dan ribut dengan urusan pengadaan dan anggaran. Waktu habis tersita dengan perdebatan yang tiada akhir. Padahal jumlah angka-angka kematian dan pendemi makin bertambah. Kita tidak pernah melihat mereka fokus memikirkan bagaimana cara terbaik menangani virus corona yang berbahaya ini.Â
Pemerintah dan IDI ribut adu data jumlah kematian akibat covid-19. dokter-dokter menekan pemerintah untuk menyiapkan APD dalam jumlah cukup. tokoh agama kadang memberi narasi seolah menakuti. sejumlah orang tertentu teriakan lockdown. Apakah dengan terus-menerus seperti ini akan menyelesaikan masalah covid-19?
Menghadapi masalah global seperti virus corona bukanlah semata-mata hanya tanggungjawab pihak tertentu. Ini adalah masalah bersama. Ini bukan hanya urusan Pihak pemerintah bertanggung jawab mengeluarkan kebijakan. Ini juga bukan cuma urusan dokter yang menangani pasien.
Tak dapat dihindari,bahwa apapun masalahnya,pasti akan selalu ada duri dalam daging. Itu biasa dan selalu ada. Jalan memang sulit, tapi mau tidak mau harus dihadapi. Tidak ada kata untuk menyerah, maju lagi dan lagi.Â
Semoga jalan sulit ini akan cepat selesai. Genggaman tangan harus lebih erat agar kuat untuk menghadapi. Kita sama-sama do'a kan agar kita bisa melewati semua ini cepat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H