Mohon tunggu...
Radief Ramadhana
Radief Ramadhana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulislah sebelum semua tulisan-tulisan itu dilarang bahkan dibredel, opinimu akan terasa kuat jika disamapikan dalam bentuk tulisan. Karena, jika haya berbentuk orasi saja, akan ibarat sayur tanpa garam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sistem Pendidikan Islam Menurut Yusuf Al Qaradawi

29 September 2022   13:34 Diperbarui: 29 September 2022   13:40 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dari sini setelah saya menyelami pergulatan hidup beliau, perjuangan beliau dalam Gerakan Dakwah yang diwariskan oleh Syaikhul Islam Hasan al-Banna rahimahullahu ta'ala bahwa sangat penting bagi untuk kaum muslimin untuk melakukan Tarbiyatul Islamiyyah secara bertahap mulai dari dasarnya yakni aspek tauhid hingga yang paling tinggi. Selain itu, beliau juga sangat ta'zhim dengan Para ulama dunia antara lain ialah Syaikhuna Nasirudin al-Bani rahimahullahu ta'ala yang mana menjadi rujukan keislaman bagi kalangan Salafi. 

Dalam kitab Buya Qaradawi yang berjudul "Al Halal wal Al Haram" beliau meminta kepada Syaikh Nasirudin al-Bani untuk mentarkhrij hadist-hadist yang ada dikitabnya yang kemudian menjadi "Gayatul Maram". Dan dalam Muqaddimah kitabnya, Syaikh Nasirudin al-Bani menyematkan cukup banyak pujian kepada Buya Qaradawi. Beliau dikatakan sebagai "Asy-Syaikhul-Fadhil"... "Memiliki akhlak mulia"... "Memiliki keutamaan"... "Memiliki adab"... "Selalu istifadah"..."Amat tawadhu" dan berbagai pujian dari al-Bani disamping memang banyak perbedaan pendapat antara Syaikh Nasirudin al-Bani dengan Buya Qaradawi, yang memang Buya Qaradawi lebih condong mazhab Hanafi dalam Fiqh nya, sedangkan Syaikh Nasirudin al-Bani telah 'rujuk' dari mazhab hanafi dan lebih kepada Fuqaha muhadditsin dalam tarjihatnya.  Dari sini dapat dijelaskan betapa menunjukkan adab yang baik sesama Ulama meskipun keduanya berbeda pemikiran dan banyak perbedaan pendapat antar keduanya. 

Selain itu, Buya Yusuf al-Qardawi bagi saya adalah kontemporer diabad ini. Keilmuan dan ketawadhu'an beliau sejajar dengan KH Ahmad Mustofa Bisri, Prof. Dr. Ahmad Syafi'i Ma'arif, Prof. KH Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, Ph. D, Haedar Nashir, Bachtar Nashir dan KH Abdullah Gymnastiar. Adapun kesalahan Buya Yusuf Qaradawi adalah suatu hal yang manusiawi yang dilakukan sebagaimana manusia biasa. Beliau bukanlah orang yang ma'shum (terjaga dari kesalahan). Karena yang ma'shum sesungguhnya adalah Rasulullah Muhammad

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun