Analisis konten yang dilakukan pada tweet yang dikirim oleh 17 partai politik selama fase pemilu 2024 menunjukkan bahwa konten beberapa partai masih berkonsentrasi pada pengenalan atau penyebaran informasi tentang aktivitas ketua umum mereka. Nama pimpinan mereka muncul di sepuluh kata kunci tersering. Twitter lebih banyak digunakan untuk mengirimkan pesan ringan dan taktis. Permasalahan yang berkaitan dengan platform partai tidak disampaikan secara luas. Mereka bukan pemilih ideologis atau "pembaca" diskursif karena mereka berhadapan dengan sebagian pemilih.
Media sosial seperti Twitter telah menjadi alat yang berguna bagi partai politik untuk melakukan kampanye pemilu di era internet yang terus berkembang. Twitter, platform yang sangat populer, memungkinkan Anda menjangkau audiens yang luas dengan cepat dan efektif. Akibatnya, partai politik telah menggunakan berbagai pendekatan untuk menggunakan Twitter sebagai alat dalam kampanye pemilu 2024. Partai politik sering menggunakan strategi untuk membangun kehadiran Twitter yang kuat dengan membuat akun resmi dan mengumpulkan pengikut yang setia. Dengan basis pengikut yang besar, partai politik dapat dengan mudah menyebarkan pesan kampanye mereka kepada khalayak yang lebih luas (Hermida & Thurman, 2008).
Gambar dan video yang menarik dapat menarik perhatian pengguna dengan cepat dan dapat menjadi viral, meningkatkan traffic untuk kampanye politik. Selain itu, partai politik menggunakan Twitter untuk berinteraksi secara langsung dengan pemilih. Mereka sering mengadakan diskusi panel atau sesi tanya jawab secara live (live chat) dengan menggunakan fitur Twitter Spaces. Partai politik dapat mengetahui lebih banyak tentang persepsi dan kekhawatiran pemilih dengan berinteraksi langsung dengan mereka. Mereka juga dapat secara langsung menanggapi pertanyaan dan kritik. Partai politik secara aktif mengikuti diskusi publik di Twitter terkait pemilu dan pesaing mereka.
ketika orang biasa, bukan orang yang bekerja sebagai wartawan profesional, memberikan berita dan informasi kepada masyarakat luas itu dapat disebut sebagai Jurnalisme warga. Twitter merupakan salah satu platform yang telah berkembang menjadi pusat jurnalisme warga, banyak tulisan/cuitan yang telah bertebaran di Twitter . Pengguna Twitter dapat berpartisipasi dalam diskusi publik, termasuk politik, melalui cuitan singkat. Karena aksesibilitas dan kecepatan informasi yang ditawarkannya, Twitter sebagai platform media sosial memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pilihan politik. Cuitan, gambar, dan video adalah cara yang mudah untuk mendapatkan dan menyebarkan berita politik. Hal ini memungkinkan jurnalisme warga untuk dengan cepat menyampaikan berita dan perspektif politik kepada khalayak tanpa melalui pintu gerbang media konvensional. Partisipasi publik yang luas menjadikan Twitter sebagai lahan menyalurkan pendapat melalui tulisan memungkinkan orang dari berbagai latar belakang untuk terlibat dalam diskusi politik. Para pengguna dapat secara langsung berbagi pendapat, analisis, dan informasi politik melalui cuitan mereka. (Tumasjan et al., 2010,).
Dengan variasi perspektif jurnalisme warga, pengguna Twitter dapat mempertimbangkan lebih banyak perspektif sebelum membuat keputusan politik. Perangkat pemfilteran maju: Meskipun Twitter dikenal karena berbagai perspektif politik, algoritma pemfilteran melakukan upaya untuk menampilkan konten yang sesuai dengan minat dan preferensi pengguna. Hal ini dapat menyebabkan "bubble filter" yang mungkin mengarahkan pengguna ke konten yang sesuai dengan ideologi politik mereka. Pengguna cenderung dibatasi oleh perspektif yang sudah ada, dan mereka dapat memvalidasi keyakinan yang sudah ada. Pengaruh dan penyebaran informasi: Twitter juga merupakan tempat di mana para tokoh politik, partai politik, dan anggota masyarakat terlibat dalam diskusi politik. Cuitan dapat cepat menyebar ke ribuan pengguna melalui retweet dan mention. Pengguna yang memiliki influence atau popularitas tinggi dapat menyuarakan pandangan politik tertentu, yang dapat mempengaruhi pilihan politik masyarakat yang mengikutinya. Meskipun jurnalisme warga di Twitter dapat mempengaruhi pilihan politik, tetap penting bagi pengguna untuk menghindari informasi yang tidak akurat, bias, atau dimanipulasi. Sebelum membuat keputusan politik yang tepat, pengguna harus menggunakan kemampuan kritis dan analitis untuk memverifikasi sumber informasi dan mencari variasi perspektif untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat. (Kompas, 2023).
Twitter telah berkembang menjadi platform penting untuk jurnalisme warga di era internet yang terus berkembang, dan juga berfungsi sebagai platform yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pilihan politik. Twitter sangat mempengaruhi pilihan politik melalui aksesibilitas dan kecepatan informasi, partisipasi publik yang tinggi, pemfilteran maju oleh algoritma, dan pengaruh dan penyebaran informasi secara viral. Namun, pengguna Twitter harus tetap berhati-hati dan menggunakan kemampuan kritis dan analitis mereka untuk memverifikasi informasi yang mereka terima. Selain itu, perlu ada akses ke berbagai perspektif politik yang berbeda untuk mendapatkan gambaran yang lebih objektif. Meskipun Twitter memengaruhi pilihan politik, penting untuk memperhatikan potensi manipulasi dan bias informasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H