Gadis itu sama sekali tidak menghiraukan omongan teman-teman yang telak tidak setuju dengan kedekatannya dengan Raja. Semua hanya karena rumah ibu mertua Nisa bersebelahan dengan rumah Bu Yuni, dan Nisa merasa tahu segalanya tentang Raja.
"Maya, bagaimana kalau kita menikah?" tanya Raja tiba-tiba.
Senyum Maya terkembang. Di sekelilingnya seperti ada dentuman kembang api yang penuh keindahan. Ia sampai menutup mulut, air mata haru merosot membasahi riasannya yang masih bertahan sejak pagi.
"Aku ingin kita memiliki banyak anak dengan jarak dekat. Karena aku anak tunggal," sambung Raja.
Senyum Maya pun lenyap seketika seiring dengan tubuhnya yang mulai bergetar hebat. Cepat-cepat ia mendekap wajah dengan tas dan berteriak kencang hingga air matanya membanjir.
*** SELESAI ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H