Mohon tunggu...
radhita nur annisa
radhita nur annisa Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Univ. Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Sosial Bukan Jurnalisme

30 Mei 2016   09:29 Diperbarui: 30 Mei 2016   09:47 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat semua informasi dengan mudah kita dapatkan. Untuk melihat sebuah berita, yang harus kita lakukan hanya membuka media sosial. Tak dapat dipungkiri, hampir semua orang mempunyai akun media sosial seperti twitter, instagram, facebook dan lainnya. Menurut survei yang dilakukan Dewan Pers pada Januari-Maret 2012, sebanyak 40% pengguna media sosial mengatakan bahwa mereka menggunakan media sosial sebagai sarana menyebarluaskan berita. Sisanya mengatakan bahwa mereka menggunakan media sosial hanya sebagai bentuk mengekspresikan emosi atau perasaan pribadi.

Jurnalis dan media sosial sekarang ini bisa disebut bagian tak terpisahkan. Peran jurnalis yang dahulunya hanya sekedar proses peliputan dan prosuksi berita kini berkembang menjadi peran menyebarluaskan berita. Jurnalis membutuhkan media sosial untuk menentukan agenda pemberitaan dan terkadang mengambil “percakapan” di media sosial sebagai berita. Media sosial juga memungkinkan jurnalis membangun “personal brand” berdasarkan apa yang mereka kuasai dan kontribusi mereka ke organisasi media. Media sosial dapat mempublikasi konten jurnalistik dalam skala lebih luas sehingga masyarakat dengan mudah membaca berita dan mendapatkan informasi dengan cepat. Untuk memverifikasi berita pun terkadang editor menggunakan infromasi yang ada dalam media sosial sebagai alat verifikasi atau sumber berita ketimbang hanya menggunakan sumber dari kantor berita. Kemudahan-kemudahan ini dapat saja jurnalis temui dalam media sosial. Namun pertanyaan selanjutnya adalah apakah media sosial termasuk perangkat jurnalistik ?

Esensi jurnalisme adalah menyampaikan informasi kepada publik dengan sedemikian rupa yang nantinya tergantung bagaimana publik mengambil keputusan baik dan buruknya terhadap dirinya sendiri (Kovach and Rosenstiel, Elemen Jurnalisme, 2001). Dalam sekarang ini penyedia informasi tidak hanya datang dari wartawan saja, namun orang-orang biasa pun bisa menyebarkan informasi. Item infromasi dengan mudah tersebar tanpa tau isinya terlebih dahulu. Jurnalisme sendiri mempunyai alur dari news gathering, news producing dan editing. Dimana setiap berita di produksi dan dilakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum disebar ke khalayak luas. Namun sayangnya, sekarang ini berita tidak melewati sistem verifikasi terlebih dahulu atau kadang disebut hoaxyang tersebar begitu saja dan kita ikut menyebarkan berita tersebut. Hal ini disebut konsep participatory journalism yaitu bagaimana seseorang yang bukan bekerja sebagai jurnalis melakukan peran untuk melaporkan informasi. Dengan begitu dapat menjawab apakah sosial media termasuk jurnalistik ? jawabannya tentu tidak. 

Sosial media dengan jelas tidak melakukan sistem disiplin verifikasi dan tidak menyangkut unsur 5W+1H. Peran wartawan sebagai orang yang mengerti akan penyebaran informasi sangat dibutuhkan. Sebelum informasi tersebar luas dan akhirnya masyarakat mendapatkan informasi yang tidak sesuai kenyataan di lapangan maka dibutuhkan verifikasi terlebih dahulu. DalamBLUR: How To Know What’s True In The Age Of Information Overload(Bill Kovach and Tom Rosenstiel, 2011) terdapat 8 unsur bagaimana mengetahui kebenaran informasi. Disebutkan di dalamnya peran investigator yaitu bagaimana jurnalis tetap menjalankan fungsi sebagai ‘watch-dog’ atau pengawas kekuasaan, dengan begitu informasi yang tersebar benar-benar melalui proses yang tepat sehingga ketika informasi tiba di masyarakat sudah sesuai kenyataan yang ada tanpa menimbulkan kebingungan dalam masyarakat. Selanjutnya ada yang disebut dengan smart aggregator dimana media diharapkan dapat menjadi pengumpul berita yang cerdas sehingga dalam memproduksi berita dapat menunjukkan kepada masyarakat sumber terkait yang jelas. Dengan begitu masyarakat akan mendapatkan informasi yang layak dan bermutu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun