Mohon tunggu...
Radhit Almahdi
Radhit Almahdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa/ pelajar

radhit almahdi

Selanjutnya

Tutup

Trip

Kala Langit, Laut, dan Tradisi Menyatukan Harmoni Hidup di Pariaman

26 Januari 2025   22:27 Diperbarui: 26 Januari 2025   22:31 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto Tabuik (sumber: pinterest)

Pernah nggak sih ngerasa capek sama ritme hidup yang serba cepat? Kalau iya, coba deh pelan-pelan, nikmati hidup, dan rasakan setiap momennya.

 Konsep ini sering disebut "slow living." Nah, salah satu tempat yang pas banget buat menerapkan slow living adalah Pariaman, kota kecil di pesisir Sumatera Barat yang kaya budaya dan punya alam indah.  

Bayangin aja, pagi-pagi duduk santai di Pantai Gandoriah sambil ngopi atau ngeteh, dengerin suara ombak, dan nikmati angin laut yang sepoi-sepoi.

 Di pantai ini, hidup berasa lebih santai. Kalau mau eksplor lebih jauh, ada Pulau Angso Duo, tempat yang cocok banget buat lepas dari hiruk-pikuk kehidupan kota. Di sana, cuma ada kamu, alam, dan ketenangan.  

Tapi yang bikin Pariaman spesial bukan cuma pantainya. Ada satu tradisi unik yang nggak boleh dilewatkan,

 namanya **Tabuik**. Tradisi ini digelar setiap tahun buat memperingati Hari Asyura, lengkap dengan arak-arakan dan replika perahu besar yang dihias megah.

Suasananya seru, ramai, tapi tetap terasa sakral.  

Kenapa Tabuik Pas Banget Buat Slow Living?  

1. Mendalam Secara Spiritual

Tabuik bukan sekadar tontonan, tapi juga kesempatan buat merenung soal makna perjuangan dan pengorbanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun