Mohon tunggu...
Radhar Tribaskoro
Radhar Tribaskoro Mohon Tunggu... -

Mengharapkan kesetaraan dan kebebasan suatu ketika menjadi warna utama masyarakat kita.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Subianto dan Persatuan Indonesia

2 Juni 2014   10:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:49 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seorang pangamat politik Hamdi Muluk mengatakan bahwa Prabowo tidak pantas mengidentifikasikan dirinya dengan Soekarno, presiden RI pertama. Alasannya adalah karena ayahnya dulu adalah musuh politik Soekarno, bahkan pernah menyebrang ke kubu PRRI/Permesta. Ayah Prabowo, Soemitro Djoyohadikusumo, juga dikatakannya sebagai pendukung AS. Jadi tidak mungkin Prabowo menjadi anti asing atau anti kebijakan Amerika Serikat. Menurut Hamdi Muluk, identifikasi diri Prabowo kepada Soekarno hanyalah strategi pemasaran saja. Jiwa Prabowo jauh dari Soekarnoisme.http://nasional.kompas.com/read/2014/05/31/1756520/Dikritik.Langkah.Prabowo.Tiru

Menurut pendapat saya Prabowo menyerap nilai2 kehidupannya dari berbagai sumber: dari keluarga, bacaan, pendidikan dan pekerjaannya. Semua itu telah membentuk Prabowo sebagai pribadi mandiri, sebagai dirinya sendiri. Berikut ini adalah argumennya:

1. Basis argumen Hamdi Muluk adalah primordialisme. Menurut primordialisme pandangan, pikiran dan tindakan seseorang ditentukan oleh latar-belakangnya. Kalau ayahnya musuh Soekarno, maka anaknya akan otomatis musuh dari anak Soekarno. Orang Jawa akan otomatis pilih capres Jawa. Orang NU akan pilih calon pemimpin NU, dst.

2. Harus diakui primordialisme memang masih kuat pengaruhnya dalam masyarakat kita. Namun sejak awal pendirian Republik Indonesia paham primordialisme ini sudah disadari bukan dasar yang sehat bagi negara. Itu sebabnya rumusan dasar negara ala Piagam Jakarta ditolak, dan kita memiliki dasar negara sebagaimana Pancasila yang kita ketahui sekarang ini.

3. TIDAK DAPAT DIPUNGKIRI pengaruh sang ayah tentu sangat besar pada diri Prabowo Subianto. Bukan saja sang ayah, Prabowo juga menyerap nilai-nilai kehidupan dari paman-paman, kakek dan moyangnya. Semua mereka adalah pejuang yang mempertaruhkan jiwa raga untuk tegaknya kemerdekaan bangsa. Prabowo melanjutkan semangat itu dengan menjadi tentara dan ada di setiap peristiwa yang dapat mempengaruhi persatuan dan kesatuan bangsa. Prabowo adalah seorang patriot.http://www.youtube.com/watch?v=0aSRCkGSkxo&feature=kp.

4. Patriotisme adalah nilai dasar yang diajarkan dalam kemiliteran. Selama 30 tahun karir militernya Prabowo menghayati nilai itu. Refleksi atas pengalaman tugas selama 30 tahun itu, dalam satu kesempatan, Prabowo mengatakan, "Perpecahan dalam negara menimbulkan ongkos yang sangat-sangat mahal." Ongkosnya bukan cuma uang, tetapi juga nyawa, kerusakan fisik dan mental yang luar biasa. "Kalau boleh, jangan sampai terjadi lagi pemberontakan dan perang itu."

5. Perang dan pemberontakan nampaknya menyisakan trauma pada diri Prabowo. Menurut pendapat Prabowo semua itu bisa terjadi lantaran kita belum menghayati Pancasila, semangat kita masih terlampau kuat didominasi oleh primordialisme. Kegagalan kita menghayati Pancasila menyebabkan bangsa kita terpecah-belah dan lemah. Kelemahan itulah yang berhasil dieksploitasi oleh bangsa lain sehingga beratus tahun kita bisa dijajah, dan sumberdaya alam kita diperas. Primordialisme adalah paham yang secara kategoris dan empiris ditolak oleh Prabowo.

6. Maka ketika Prabowo kemudian mendirikan partai politik Gerindra, dasar ideologinya adalah Pancasila dan UUD 1945. Itu sebabnya Gerindra merumuskan jati dirinya sesuai tematik Pancasila, yaitu kebangsaan, kerakyatan, relijius dan keadilan sosial.

7. Tujuan Prabowo membentuk Gerindra adalah untuk menuntaskan visinya yaitu mewujudkan Indonesia yang kuat dan bermartabat. "Kita memiliki semua modal untuk menjadi bangsa yang kuat dan bermartabat," katanya di berbagai kesempatan. PERSATUAN INDONESIA, secara ideologis adalah syarat. Namun dalam saat yang sama Persatuan Indonesia secara empiris adalah tujuan yang ditempa terus-menerus.

8. Perjalanan batin dan fisik Prabowo selama ini mungkin telah membawanya semakin dekat dengan Soekarno, sang Proklamator. Karena sejatinya apa yang diperjuangkan oleh Soekarno sepanjang hidupnya adalah apa yang sekarang juga sedang diperjuangkan oleh Prabowo. Bedanya, Soekarno meniti perjuangan untuk membebaskan bangsa dari penjajahan, sedangkan Prabowo sedang meniti perjalanan membebaskan Indonesia dari perpecahan dan pelemahan. Soekarno telah membuktikan bahwa persatuan dapat mewujudkan kemerdekaan, adapun Prabowo masih harus membuktikan bahwa persatuan Indonesia dapat mewujudkan kesejahteraan dan keadilan.

9. Semangat persatuan itulah yang dihayati oleh Prabowo sehingga ia melupakan semua permusuhan, dendam, sakit hati, kemarahan dari manapun asalnya. Ia sowan ke Habibie, Wiranto, Agum, SBY, petinggi GAM, Fretilin, aktivis, siapa saja yang pernah dikatakan berkonflik dengan dia. Dengan langkah itu seakan dia ingin berkata, "Kita tidak dapat berpedoman kepada sejarah kolektif yang buruk-buruk. Bangsa ini bisa bersatu hanya bila berjalan di atas dasar pengalaman kolektif yang baik-baik." Maka di antara caleg-celeg Gerindra dapat dijumpai nama-nama mereka yang berasal dari GAM, tokoh DI/TII, aktivis dsb.

10. Jadi gagasan tentang Tenda Besar atau menarik golongan islam garis keras seperti FPI, bukanlah sesuatu yang ornamental. Prabowo ingin membawa semua rakyat Indonesia apapun spektrum primordialnya untuk hidup rukun dan damai di sebuah Tenda Raksasa yang disebut Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun