Mohon tunggu...
Radha Maitha Rahma
Radha Maitha Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketika Rasio Tak Seimbang, Nyawa Dipertaruhkan: Ironi Kesehatan di Indonesia

8 Januari 2025   22:28 Diperbarui: 8 Januari 2025   22:28 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Menuju Solusi yang Berkeadilan

Ketimpangan ini bukanlah masalah yang tidak dapat diatasi. Pemerintah perlu mengambil langkah nyata untuk memastikan distribusi tenaga kesehatan yang lebih merata. Pemberian insentif finansial dan non-finansial, seperti perumahan, pendidikan bagi anak tenaga kesehatan, serta jaminan keamanan, dapat menjadi daya tarik bagi tenaga medis untuk bekerja di daerah terpencil.

Selain itu, memperkuat infrastruktur kesehatan di daerah terpencil adalah kunci. Pembangunan rumah sakit, puskesmas, dan sarana transportasi yang memadai akan mendukung tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas mereka. Pemerintah juga perlu bekerja sama dengan sektor swasta untuk mengembangkan teknologi kesehatan jarak jauh (telemedicine) guna menjangkau masyarakat di daerah terpencil.

Harapan di Tengah Tantangan

Indonesia memiliki potensi besar untuk memperbaiki sistem kesehatannya. Dengan populasi muda yang besar dan kemajuan teknologi, ada peluang untuk menciptakan sistem kesehatan yang lebih inklusif dan merata. Namun, ini hanya dapat terwujud jika ada komitmen nyata dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk bekerja bersama.

Kesehatan adalah hak setiap individu, bukan hak istimewa mereka yang tinggal di kota besar. Ketika rasio tenaga kesehatan tak seimbang, nyawa benar-benar dipertaruhkan. Sudah saatnya kita menjadikan keadilan akses kesehatan sebagai prioritas nasional --- demi memastikan tidak ada lagi ibu yang melahirkan tanpa bantuan atau pasien yang kehilangan nyawa karena tidak sempat bertemu dokter.

Penulis:

Nabilah Eka Arifanur (414241006)

Ikfina Iffah 'Afiyah Awlady (111241342)

Marva Aliyah Kawandana  (192241120)

Muhammad Rozak Firdaus(432241149)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun