Dalam kehidupan sehari-hari, masalah umum yang kerap dihadapi adalah infeksi. Infeksi merujuk pada keadaan dimana mikroorganisme hadir dalam jaringan tubuh, yang ditandai dengan gejala klinis lokal dan sistemik. Agen antimikroba, berupa bahan kimia penghambat mikroorganisme, berperan dalam mengganggu pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme, termasuk agen antibakteri, antiprotozoal, antijamur, dan antivirus. Resistensi antibiotik menjadi permasalahan serius, mengakibatkan pengobatan penyakit menular menjadi kurang efektif, terutama terhadap bakteri Escherichia coli yang tidak merespons antibiotik.
   E. coli, yang juga dikenal sebagai Escherichia coli, merupakan bakteri yang umumnya ditemukan di tubuh manusia dan dapat menyebabkan penyakit infeksi, seperti diare. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diare mempengaruhi sekitar 2,5 miliar anak setiap tahun, dengan lebih dari setengahnya terjadi di Afrika dan Asia Selatan. Dampak penyakit ini sangat serius, menyebabkan kematian hingga 1,6 juta anak di bawah usia 5 tahun setiap tahunnya secara global. Riskesdas Indonesia tahun 2018 mencatat prevalensi diare sebesar 8%, dengan kejadian tertinggi di Jawa Timur (7%) dan pada balita (15,8%) pada tahun yang sama. Angka kejadian diare pada tahun 2019 mencapai 270 kasus per 1.000 orang, dengan 35.908 penderita diare yang mendapatkan deteksi dan pengobatan sebesar 100,8%.
   Infeksi E. coli dapat disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, serta kontak langsung dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Penyebaran bakteri ini juga dapat terjadi melalui daging sapi kurang matang, sayuran mentah, buah, air mineral yang tidak aman, produk susu yang tidak dipasteurisasi, dan melalui kontak langsung dengan hewan di peternakan atau kebun binatang. Mengingat resistensi E. coli terhadap antibiotik, penting untuk mencari alternatif pengobatan, seperti obat-obatan herbal. Daun cincau hijau (Cyclea barbata L.) menjadi salah satu pilihan, memiliki potensi untuk menurunkan panas, menurunkan tekanan darah tinggi, serta meredakan gejala diare, suatu penyakit yang umumnya diatasi dengan antibiotik. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut tentang sifat antibakteri ekstrak daun cincau hijau terhadap pertumbuhan E. coli direkomendasikan sebagai langkah proaktif dalam menghadapi resistensi antibiotik.
Sumber : Listuhayuni, A., Majidah, L., & Hidayah, V. N. (2023). UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN CINCAU HIJAU (CYCLEA BARBATA L.) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI. Jurnal Insan Cendekia, 10 (3), 236-242.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H