Mohon tunggu...
A Thoriq Hidayatullah
A Thoriq Hidayatullah Mohon Tunggu... -

Santri PPSD, Mahasiswa Staira, Penikmat kopi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Drama Elpiji 12

8 Januari 2014   03:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:02 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika saya menonton televisi, sering kali berita yang saya lihat di beberapa stasiun ini tentang kenaikan harga elpiji 12 kg non subsidi yang kontroversi. dan hal itu  ada beberapa alasan kenapa pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg non subsidi., diantaranya karena adanya rekomendasi dari BPK berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh BPK, karena pertamina selama ini telah menanggung beban yang begitu berat dan menanggung  kerugian sebesar 22 T di beberapa tahun terakhir sehingga demi menyelamatkan kondisi pertamina yang seperti harus adanya kenaikan elpiji 12 kg, melemahnya nilai rupiah terhadap dolar seta kenaikan elpiji 12 kg ini dianggap tidak terlalu memberatkan masyarakat karena yang mengkonsumsi dari elpiji 12 kg adalah kalangan menengah ke atas.

ternyata di sisi lain pemerintah tidak tahu menahu soal kenaikan harga elpiji 12 kg dan terkesan cuci tangan, pemerintah menklaim bahwa pihak pertamina yang masih termasuk bagian dari BUMN tersebut tidak memberikan pemberitahuan dan konfirmasi kepada pemerintah serta menganggap tindakan dari pemerintah ini tidak pro rakyat, apalagi SBY selaku presiden mengambil sikap untuk dilakukan tinjau ulang terkait dengan kenaikan itu. sementara dari pihak pertamina menyatakan sudah memberi tahu mengenai kenaikan tersebut kepada menteri perekonomian dan menteri ESDM,, menurut saya hal ini sangat lucu! kenapa pemerintah dan pertamina saling lempar tangan?? apa karena mereka tidak mau terlihat buruk dimata masyarakat??

kenaikan harga elpiji 12 kg non subsidi itu juga  dinaikkan ketika menjelang pemilu 2014,, yang mana sebentar lagi bangsa indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi yaitu pemilu  pada tanggal 9 april 2014, dan pastinya dari beberapa partai  mendistribusikan para kader partainya untuk unjuk gigi menjadi peserta pesta demokrsasi tersebut. menurut saya kenaikkan harga elpiji 12 kg tersebut hanyalah sebuah drama yang dibuat dalih untuk mengambil hati masyarakat oleh partai-partai koalisi, mereka membuat skenario semacam itu hanya demi pencitraan. adanya kemungkinan juga kenaikan harga elpiji itu hanyalah monopoli belaka dari kaum-kaum pemodal yang ingin mengambil bagian. kesan yang saya dapat dari berita ini bahwa pemerintah selama ini hanya mempermainkan rakyat demi suatu kepentingan yang bersifat pribadi dan golongan.

kondisi di lapangan, para masyarakat resah dengan adanya kenaikan tersebut. ketika dihembuskannya isu mengenai dinaikkannya elpiji 12 kg non subsidi, para agen dan pengecer tlah melakukan spekulasi harga yang tinggi sehingga banyak dari konsumen yang pindah menggunakan elpiji 3 kg bersubsidi, akibatnya stok elpiji 3 kg menjadi habis dan langka. padahal elpiji 3 kg bersubdi itu yang berhak menggunakannya hanya para masyarakat yang ekonominya lemah. yang susah dan rugi siapa? masyarakat dan pertamina juga, karena jika elpiji naik maka kebutuhan pokok dan sembako juga harus naik, elpiji menjadi langka dan pertamina harus memperbanyak stok elpiji 3 kg karena kebutuhan elpiji juga semakin meningkat.

harapan saya kepada masyarakat bahwa masyarakat hari ini juga harus cerdas artinya ketika ada isu atau berita harus bisa membaca kondisi, harus memperbanyak akses informasi dan referensi hari ini, apalagi sebentar lagi kita juga termasuk pemilih (bagi yang sudah mempunyai hak pilih) di pemilu 2014, jangan sampai hanya terjebak di politik transaksional (sopo?/piro?) karena pemilih adalah pemegang kunci dalam hal ini. maka pemilih harus bisa menentukan kriterianya sendiri jangan sampai terpengaruh dengan money politik.

harapan saya kepada kepolisian bahwa dengan naiknya harga elpiji 12 kg non subsidi, kepolisian harus selalu melakukan control dan pengawasan kepada para pengecer dan agen yang nakal melakukan spekulasi harga dan penimbunan. dan harus menindak dengan tegas jika mengetahui hal tersebut di lapangan.

harapan saya kepada KPK (komisi pemberantasan korupsi) untuk melakukan pemeriksaan terkait dengan anggaran pertamina dan rekomendasi dari BPK, apakah data-data tersebut valid sesuai dengan fakta atau hanya merupakan manipulasi. karena adanya kecurigaan bahwa Pihak pertamina dengan dengan BPK berselingkuh.

harapan saya kepada pemerintah bahwa jangan sekali-kali mengecewakan amanah rakyat, jangan berlagak tidur dan beranggapan seolah-olah tidak ada beban yang harus dipenuhi, jangan hanya memikirkan kebutuhan perut dan dibawah perut belaka karena  kami selaku mahasiswa akan slalu menyuarakan kata LAWAN dengan lantang kepada penindasan dan intimidasi.

hiduup Rakyaat...... Merdekaaaa....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun