Ada Titik Rinai di Kaca Jendela
Awan hitam berlari mengejar matahari.
Gemuruh angin tak mampu menghentikan langkahnya.
Cahaya mentari pun tak sanggup lagi menembusnya.
Hujan pun turun mengucur begitu cepat.
Airnya mengalir di sela-sela rerumputan dan bebatuan, purna pada sungai-sungai, terhenti pada sebuah kubangan di sisi bangunan tua.
Di bawah hujan yang rinai, aku berjalan melintasi lengkung pelangi, menuju taman-taman ilmu.
Aku duduk di pojok kiri, sambil membaca hujan.
Sesekali aku memandang kubangan yang penuh dengan katak-katak.
Suaranya riuh bersahutan membentuk sebuah simponi.