Juni 2022, saya rasa Covid-19 akan hempas dari Indonesia. Meski masih meninggalkan beberapa kasus positif pada beberapa wilayah, tetapi dengan demikian dapat memungkinkan keadaan kembali normal. Meskipun tidak 100% kembali, seperti jatuhnya perekonomian yang dapat dirasakan oleh banyak rakyat. Dan saya, seorang mahasiswi yang juga merasakan dampak dalam aspek lain. Yaitu, pendidikan.
Dapat dirasa bahwa selama pandemi, sistem pendidikan Indonesia dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) meskipun hal ini berjalan sedemikian mudah, dan fleksibel. Tetapi ini justru membawa dampak yang saya rasa juga tidak setimpal dengan kata “Fleksibel” itu.
Banyak ditemui dari lingkungan sekitar, dengan adanya kemudahan pembelajaran daring ini seringkali didapati beberapa golongan yang menganggapnya mudah. Kembali lagi pada aspek positifnya bahwa benar adanya pembelajaran lewat jejaring seluler ini membuat para siswa dan orang tua dapat menjalin komunikasi yang lebih erat, dan orang tua dapat mengerti perkembangan anaknya.
Tetapi disayangkan bahwa ada aspek yang merugikan juga dari pembelajaran daring ini. Seperti penggunaan gadget yang semakin tinggi, pemahaman akan materi yang juga merosot, dan juga keterlambatan yang disebabkan oleh kemalasan siswa terhadap kelasnya. hal ini tidak hanya terjadi kepada siswa-siswa yang masih duduk di bangku SD, SMP, ataupun SMA.
Dilihat dari sudut pandang mahasiswa, hal ini mempersulit pemahaman. Dengan tidak merasakannya fasilitas yang dapat mendukung kelayakan belajar, ketidak samaan kesempatan pembelajaran dikarenakan keterbatasan masing-masing, atau bahkan bisa disebabkan oleh kesalahan komunikasi atau yang biasa disebut miskomunikasi.
Dengan begini, seketika kembali dalam keadaan tatap muka yang kini menjadi wajib menjadikan rasa shock, dan kesusahan beradaptasi. Banyak juga yang merasakan bahwa sistem pendidikan Indonesia pasca Covid-19 dirasa membawa dalam angka kemerosotan.
Menjadikan tenaga pendidik dan juga para anak didik berada di zona nyaman, dimana daring dirasa mempermudah segalanya. Tetapi mereka yang merasakan kenyamanan tersebut tidak juga membawa aspek yang baik dalam sistem daring tersebut.
Hal ini menjadi tantangan berikutnya bagi para tenaga pendidik dan juga anak didik di Indonesia untuk harus dan turut berpartisipasi membangun negri pasca pandemi. Dan, dapat disimpulkan bahwa kemerosotan ini begitu terjadi sejak pandemi datang.
Dengan kembalinya kita menuju normal, diharapkannya akan menaikkan kembali angka kestabilan pendidikan di Indonesia. Merasakan fasilitas seutuhnya, mendapatkan pengajaran yang layak dan seharusnya, dan juga memahami pengajaran dengan benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H