Mohon tunggu...
Raden Mas Antonio
Raden Mas Antonio Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmi Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Saya Ingin Versus Saya Tidak Ingin

2 Mei 2012   00:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:51 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

James Arthur Ray, seorang guru The Secret dalam buku best seller internasionalnya The Science of Success menceritakan tentang jawaban kebanyakan orang ketika mereka ditanyai tentang keinginannya. Apa yang anda inginkan sesungguhnya? Kebanyakan kliennya menjawab :

-Saya tidak ingin miskin.

-Saya tidak ingin melarat.

-Saya tidak ingin jatuh.

-Saya tidak ingin tidak mencapai target.

-Saya tidak ingin ....

James menegaskan pertanyaannya : yang saya tanyakan adalah apa yang sunguh-sungguh anda inginkan bukan yang tidak anda inginkan.

Jelas berbeda antara pernyataan yang menggunakan kata ingin dan tidak ingin, sebuah kalimat yang biasa memang tetapi ternyata sangat berpengaruh. Kok bisa begitu? Simak kembali penjelasan dari James berikut ini :

Ketika anda mengucapkan “Saya tidak ingin es krim.” apa yang terbersit dalam pikiran anda ? Pasti kebanyakan dari kita memikirkan es krim. “Saya tidak ingin coklat.” Apa yang ada dalam pikiran kita coklat, bukan? Sekarang ucapanya kita ganti “Saya tidak ingin miskin.” , “Saya tidak ingin melarat.”, “Saya tidak ingin jatuh.” Apa yang ada dipikiran anda pasti kita memikirkan tentang miskin, melarat atau jatuh. Kalimat itulah yang justru menggaung dipikiran kita akhirnya. Semakin kita memikirkannya maka kita semakin fokus kepada ketakutan akan miskin, melarat, jatuh, atau kalimat-kalimat yang senada.

Oleh karena itu daripada kita berfikir tentang ketidak inginan kita lebih baik kita ganti dengan keinginan kita sesungguhnya, apa yang benar-benar kita inginkan. “Saya ingin sukses.” , “Saya ingin kaya.” , “Saya ingin pintar.” , “Saya ingin ..... “

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun