Mohon tunggu...
Politik

Pembelajaran Pendidikan Masalah Bahaya Rokok Dimulai Sejak SD

30 Agustus 2016   15:30 Diperbarui: 30 Agustus 2016   15:44 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

TEMA : BAHAYA MEROKOK

Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan menyebar luas di masyarakat pada kalangan anak SD,SMP,SMA  terutama pada orang dewasa dan orang tua pada umumnya. Kebiasaan merokok pun sekarang semakin meningkat,banyak sekali resiko timbulnya penyakit misalnya jantung, gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan pada kehamilan.

Pada kenyataan kebiasaan merokok sangat sulit di hilangakan karena anggapan merokok  dapat mengalihkan diri dari stress, depresi dan lain sebagainya. Bahaya merokok pun bisa dari asap rokok jika terhirup oleh orang-orang bukan perokok itu dapat menimbulkan penyakit terutama pada anak-anak kecil. Rokok tidak dapat dipisahkan dari bahan bakunya yaitu tembakau.

Menteri pendidikan dan kebudayaan Muhadjir Effendi mengatakan bahwa akan mengutamakan pendidikan karakter. Pendidikan karakter sendiri harus diisi dengan pembangunan nilai-nilai yang baik,salah satunya memasukkan materi tentang pencegahan rokok bahkan materi ini akan dimasukkan di dalam pendidikan tingkat sekolah dasar. Namun dapat mengakaji kapan menteri pendidikan dapat menerapkan materi pendidikan tentang rokok dan dapat mensurvei daerah-daerah mana saja yang dapat menjadi contoh pendidikan rokok di tingkat SD. “Ya SD dong,mosok anak PAUD di ajari soal rokok. Ya SD mulai dikenalkan  dengan bahaya rokok dan itu merupakan  bagian dari program pembentukan karakter”.Universitas Muhammdiyah Yogyakarta (UMY), Ring Road Barat, Bantul, Jumat (26/8/2016).

Tanggapan masyarakat tentang pendidikan karakter menurut Mochtar Buchori, pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengalaman nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-altenatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.

Membangun karakter seseorang terutama pada anak-anak itu di dapat pada keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar.Namun hal ini akan berbeda jika ternyata sang perokok itu adalah anak-anak. Mengapa demikian? Karena masa anak-anak adalah masa dimana individu memulai dan mencapai pertumbuhan yang hampir optimal, dan sangat tidak pantas sekali jika anak-anak bahkan anak di usia dini sudah melakukan rutinitas negatif tersebut, yaitu merokok. Padahal pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak-anak adalah masa yang paling penting dalam rentang kehidupan, karena pertumbuhan dan perkembanggan pada masa anak-anak akan sangat berpengaruh dan pasti berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada masa-masa selanjutnya. Sehingga pendidikan karakter yang diusung pemerintah dapat memberikan dampak komunikasi yang dalam teori komunikasi politik disebut dampak behaviour, yaitu pesan pesan yang disampaikan pemerintah nantinya dapat diterima masyarakat dan kemudian mempunyai dampak perilaku kepada masyarakat dan terjadi perubahan progresif kepada indonesia yang lebih sehat.

Kesimpulanya diperlukan sinergitas antara lembaga pendidikan, dan kesehatan dan juga masyarakat untuk sama-sama menghindari bahaya rokok pada usia muda untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan generasi bangsa.

Daftar pustaka

http://m.liputan6.com/news/read/2586737/mendikbud-pendidikan-soal-bahaya-rokok-   akan-dimulai-dari-sd

https://gunawansetiadi.wordpress.com Dalam blog nya

NAMA                                  : RM.LEO CANDRA SYAHPUTRA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun