Mpox atau cacar monyet adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus variola (penyebab cacar). Penyakit ini pertama kali di identifikasi pada manusia di Kongo pada tahun 1970 dan sejak saat itu terus menjadi masalah kesehatan masyarakat di beberapa wilayah, terutama di Afrika Tengah dan Barat.Â
Meskipun endemik di wilayah tersebut, beberapa wabah telah dilaporkan di luar Afrika, termasuk Amerika Utara dan Eropa. Mengingat potensi penyebarannya, diperlukan strategi pencegahan dan penanganan yang komprehensif untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini.
Gejala umum mpox meliputi ruam yang dapat berlangsung selama 2-4 minggu. Ini dapat dimulai dengan, atau diikuti oleh, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, energi rendah dan kelenjar bengkak (kelenjar getah bening). Ruam tampak seperti lepuh atau luka, dan dapat memengaruhi wajah, telapak tangan, telapak kaki, selangkangan, daerah genital atau anus.Â
Lesi ini juga dapat ditemukan di mulut, tenggorokan, anus, rektum atau vagina, atau pada mata. Jumlah luka dapat berkisar dari satu hingga beberapa ribu. Beberapa orang mengalami peradangan di dalam rektum (proktitis) yang dapat menyebabkan nyeri hebat, serta peradangan pada alat kelamin yang dapat menyebabkan kesulitan buang air kecil.
Selain dengan menggunakan vaksin pencegahan lainnya bisa dengan cara menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi (terutama hewan yang sakit atau mati), melakukan hygiene dan sanitasi dengan melakukan kebersihan bisa mengurangi risiko infeksi, dan melakukan edukasi dan komunikasi kepada masyarakat sekitar karena meningkatkan kesadaran kepada masyakat juga salah satu cara pengurangan risiko terkena infeksi.
Selain melakukan penaganan dengan terapi suportif dan simtomatis, Â pengobatan untuk mpox berupa antivirus yang diberikan untuk pasien setelah dikonsultasikan. Mpox dapat sembuh dan gejala dapat hilang dengan sendirinya, dengan mengonsumsi air dengan cukup, makan dengan baik, dan cukup tidur.Â
Orang yang mengisolasi diri harus menjaga kesehatan mentalnya dengan melakukan hal-hal yang mereka anggap santai dan menyenangkan, tetap terhubung dengan orang yang dicintai menggunakan teknologi, berolahraga jika mereka merasa cukup sehat dan meminta dukungan kesehatan mental dari fasilitas pelayanan kesehatan setempat jika diperlukan.
Orang yang terkena mpox harus menghindari menggaruk kulit mereka dan merawat ruam mereka dengan membersihkan tangan mereka sebelum dan sesudah menyentuh lesi dan menjaga kulit tetap kering dan tidak tertutup (kecuali jika mereka tidak dapat dihindari berada di ruangan dengan orang lain, dalam hal ini mereka harus menutupinya dengan pakaian atau perban sampai mereka dapat mengisolasi diri lagi).Â
Ruam dapat dijaga kebersihannya dengan air steril atau antiseptik. Berkumur dengan air garam dapat digunakan untuk luka di mulut, dan mandi air hangat dengan soda kue dan garam epsom dapat meredakan ketidaknyamanan luka pada tubuh. Parasetamol dapat digunakan untuk membantu mengelola rasa sakit yang disebabkan oleh lesi, jika diperlukan. Jika obat pereda nyeri yang lebih kuat diperlukan, saran harus dicari dari penyedia layanan kesehatan.
Kesimpulan
Mpox adalah penyakit zoonosis yang dapat menular dari hewan ke manusia serta antar-manusia. Pencegahan melalui vaksinasi, pengendalian hewan reservoir, higiene, dan edukasi publik sangat penting untuk mengurangi risiko penyebaran. Jika penularan terjadi, isolasi pasien, pengobatan simptomatik, dan pelacakan kontak merupakan langkah kunci dalam menangani penyakit ini. Upaya yang terkoordinasi antara otoritas kesehatan, pemerintah, dan masyarakat global diperlukan untuk mencegah wabah Mpox yang lebih luas dan melindungi populasi yang rentan.
"KATA KUNCI : Mpox, Pencegahan, Penanganan, Virus"