Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman, ahli pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran/instruksi.
Kepemimpinan telah ada sejak manusia masih tinggal dalam batu. Pada jama pra sejarah manusia telah hidup berkelompok karena memang apada dasarnya manusia adalah makhluk kelompok. Maka dari itu bila terdapat kelompok maka akan ada pula pemimpin kelompok. Dalam bukunya Danelson R. Forstyh menjelaskan tentang mitos kepemimpinan. Di mana adolf hitler dicontohkan sebagai sosok pemimpin adalah sosok yang mampu mempengaruhi dan mengendalikan orang di sekitarnya.
Sedangkan mitos tentang kepempinan adalah jiwa pemimpin dianggap sebagai takdir atau warisan leluhur. Dapat kita ketahui juga dalam sejarah yang telah ada saat ini pemimpin selalu dianggap sebagai takdir tuhan atau warisan. Orang yang tidak mempunyai garis keturunan pemimpin maka akan selalu menjadi orang biasa. maka dari itu banyak sekali perdebatan apakah kepemimpinan adalah bawaan sejak lahir ataukah hasil dari proses belajar.
Tapi yang terpenting adalah individu dengan kemampuan memimpin yang telah tumbuh sejak dini akan menjadi pribadi yang lebih cepat matang dan pandai dalam berkomunikasi maupun bernegosiasi dengan lawan bicaranya. Danelson dalam bukunya memberikan definisi tentang kepemimpinan. Kepemimpinan adalah proses timbal balik dimana pemimpin diperbolehkan untuk mempengaruhi dan memotivasi anggota kelompoknya agar tujuan kelompok dapat tercapai. (forsyth, 2010).
Dalam bukunya forsyth menyinggung apakah sebuah kelompok dapat berjalan tanpa pemimpin ?. pertanyaan tersebut dijawab dengan menjelaskan bahwa pemimpin akan muncul apabila :
- Target berada pada jangkauan
- tugas akan selesai apabila dikerjakan secara kelompok
- terdapat rewards setelah penyelesaian tugas
- terdapat sosok yang telah berpengalaman dalam tugas yang akan dikerjakan
sesuai dengan pertanyaanya pemimpin kelompok seringkali ada karena kelompok tersebut memerlukan adanya figur pengatur. Memang kelompok akan tetap terbentuk dan berjalan tanpa ada pemimpin. Namun yang akan terjadi adalah kepentingan individu akan merusak jalanya kinerja kelompok. Maka dari itu pemimpin kelompok akan tercipta sebagai figur pengatur jalanya kinerja kelompok.
Forsyth juga menyinggung dengan sebuah pertanyaan apakah anggota dapat meolak pemimpin. Gemmil (dalam forsyth, 2010) mengemukakan pendapat bahwa pemim dalam kelompok dianggap sebagai perampas hak untuk berkembangnya bawahanya. Namun bantahan yang diberikan adalah masyarakat akan lebih mau memilih pemimpin dari pada terjadi chaos.
Sedangkan tugas pemimpin dalam forsyth (2010) adalah berfokus pada kelompok dengan cara mengatur dan merencanakan progam kerjanya. Juga sebagai sosok yang mampu bernegosiasi dengan banyak pihak untuk kepentingan kelompok. Dan yang paling utama adalah sebagai pembina sosio-emosi antar anggota kelompoknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H