Mohon tunggu...
Raden Fachry Nurrakhman
Raden Fachry Nurrakhman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Halo semuanya, saya Raden Fachry Nurrakhman seorang Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran PSDKU Pangandaran yang gemar memperhatikan berita politik yang sedang terjadi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontroversi Akun Fufufafa: Pelajaran Penting Tentang Tanggung Jawab di Media Sosial

19 Oktober 2024   17:51 Diperbarui: 19 Oktober 2024   18:05 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ftnews.co.id/public/ada-apa-dengan-fufufafa-ini-dia-cerita-lengkapnya

Sejumlah studi juga mengonfirmasi bahwa penyebaran hoaks dan informasi tidak akurat di platform digital dapat merusak reputasi orang dan menimbulkan keresahan sosial. Menurut We Are Social dan Hootsuite, lebih dari 70% pengguna internet di Indonesia mengakses media sosial setiap hari, yang berarti risiko konten manipulatif sangat tinggi jika tidak ada edukasi dan pengawasan yang ketat.

Konten manipulatif adalah jenis informasi atau pesan yang sengaja disusun untuk mempengaruhi pikiran, emosi, atau perilaku audiens dengan cara yang menyesatkan, memutarbalikkan fakta, atau memanfaatkan bias psikologis. Tujuan konten ini bisa beragam, seperti menggiring opini publik, mempromosikan agenda tertentu, atau menimbulkan keresahan sosial.

Kasus akun "fufufafa" memberikan pelajaran penting tentang bagaimana media sosial bisa menjadi alat yang ampuh, tetapi juga berbahaya jika digunakan tanpa etika dan tanggung jawab. Dalam pandangan saya, setiap pengguna platform digital memiliki kewajiban untuk menjaga integritas komunikasi dan memastikan bahwa informasi yang dibagikan adalah benar dan bermanfaat. Kebebasan berpendapat di ruang digital harus dibarengi dengan kesadaran penuh akan dampaknya, baik bagi individu maupun masyarakat luas. 

Saya juga berpendapat bahwa pemerintah dan platform media sosial perlu memperkuat kebijakan moderasi untuk meminimalisir dampak negatif dari penyebaran konten palsu dan manipulatif. Kebijakan moderasi adalah aturan, pedoman, dan prosedur yang diterapkan oleh platform atau komunitas online untuk mengatur dan mengelola konten serta perilaku pengguna. 

Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan sesuai dengan nilai-nilai atau norma tertentu, sekaligus mencegah penyebaran konten berbahaya seperti ujaran kebencian, hoaks, dan pelecehan. Kebijakan ini harus dibarengi dengan edukasi literasi digital bagi masyarakat, agar mereka tidak hanya cerdas dalam mengonsumsi informasi tetapi juga bijak dalam membagikannya.

Sebagai saran, setiap pengguna sebaiknya selalu memverifikasi sumber informasi sebelum menyebarkannya dan menghindari terlibat dalam diskusi provokatif yang bisa merugikan orang lain. Dengan demikian, media sosial bisa tetap menjadi ruang positif yang mendukung keterbukaan informasi dan komunikasi yang sehat. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau platform, tetapi juga setiap individu yang terlibat di dalamnya.

Akun "fufufafa" mengingatkan kita untuk menjadi netizen yang baik, selain itu kita juga harus tahu etika dalam berkomunikasi di media sosial, karena itu bisa menjadi jejak digital di masa depan. Pastinya kita tidak ingin menjadi seorang "fufufafa" di masa yang akan datang kan? Karena jejak digital tidak akan hilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun