Setelah air laut terkumpul di tambak garam, proses berikutnya adalah penguapan. Penguapan air laut terjadi secara alami di bawah sinar matahari dan dibantu oleh angin. Kolam-kolam yang digunakan untuk penguapan biasanya dangkal, sehingga memungkinkan air laut terpapar sinar matahari dengan lebih luas. Proses ini memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu, tergantung pada kondisi cuaca dan luas tambak.
Air laut yang telah berada di kolam penguapan akan mengalir dari satu kolam ke kolam lain yang lebih kecil dan dangkal. Dalam setiap tahap penguapan, kadar garam dalam air laut meningkat. Kolam pertama biasanya memiliki air laut dengan kadar garam rendah, dan ketika air terus berpindah ke kolam berikutnya, kadar garamnya semakin tinggi. Pada titik tertentu, air yang sangat jenuh dengan garam akan mulai mengendapkan kristal-kristal garam.
Penguapan terjadi karena kombinasi panas dari sinar matahari dan pergerakan angin. Semakin tinggi intensitas panas dan angin, semakin cepat air laut menguap, sehingga mempercepat proses pemekatan larutan garam. Penguapan ini membutuhkan waktu beberapa minggu hingga bulan, tergantung pada kondisi cuaca dan ukuran tambak.
3. Pembentukan Kristal Garam
Setelah mencapai kondisi supersaturasi, di mana air laut tidak lagi mampu menahan lebih banyak garam dalam larutannya, kristal-kristal garam mulai terbentuk. Kristal garam ini akan mengendap di dasar tambak. Proses pembentukan kristal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk suhu, kecepatan angin, dan kadar garam dalam air.
Pada tahap ini, pekerja tambak garam, yang biasa disebut petani garam, harus memantau proses pengendapan kristal dengan hati-hati. Ketika kristal garam sudah mulai terbentuk, mereka akan mengumpulkan garam yang mengendap menggunakan alat-alat tradisional seperti sekop atau cangkul garam. Mereka kemudian memindahkan garam ini ke area pengeringan lebih lanjut.
4. Pengeringan Garam
Setelah kristal garam terbentuk dan dikumpulkan, proses selanjutnya adalah pengeringan garam. Pengeringan ini bisa dilakukan dengan dua metode: secara alami di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan oven pengering jika dalam produksi skala industri.
Dalam metode tradisional, garam yang telah dikumpulkan ditumpuk di atas lahan terbuka di bawah sinar matahari. Tumpukan garam ini dibiarkan selama beberapa hari hingga benar-benar kering. Pengeringan alami ini biasanya dilakukan di daerah dengan intensitas sinar matahari yang tinggi dan kondisi cuaca yang kering.
Di pabrik pengolahan garam modern, proses pengeringan dilakukan menggunakan peralatan mekanis. Garam basah dimasukkan ke dalam oven pengering atau alat dehidrator yang dirancang untuk menghilangkan sisa air dengan cepat dan efisien. Penggunaan teknologi ini mempercepat proses pengeringan dan memastikan bahwa garam yang dihasilkan memiliki kadar air yang sangat rendah, yang diperlukan untuk kualitas garam yang lebih baik.
5. Pemurnian Garam