Mohon tunggu...
Aden Dharis Sapuro
Aden Dharis Sapuro Mohon Tunggu... wiraswasta -

Belajar jadi Manusia. Kalau bisa manusia yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Burung Penjaga & Burung Ceria

6 Juli 2014   16:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:16 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-- di sebuah tempat, di mana kebersamaan dan kedamaian tak bisa lagi didapat ---
Burung2 tak lagi nyaman di hutan
Hutan yg rimbun kini jadi amat gersang
Pohon, daun, ranting, dahan ditebang Lahannya digilas untuk perumahan
Burung2 itu melakukan pengembaraan
Mereka sepakat untuk terus terbang
tidak berhenti melawan rintangan
Mencari hutan rimbun yg jadi tujuan
Sampai empat hari perjalanan
satu persatu jatuh dan tumbang
dari iringan burung yang terbang
hanya dua sanggup bertahan
Melewati gurun gersang, panas, hujan, badai cuaca,
Melalui tembakan manusia dan hewan pemangsa
Kini, hanya dua burung tersisa;
satu burung pembawa ceria
satu lagi burung penjaga
***
Si burung pembawa ceria berkata:
"Berapa lama lagi kita sampai, aku sudah sangat kelelahan.."
Burung Penjaga menjawab:
"Teruslah terbang. Aku akan terus menjagamu agar kita sampai tujuan.."
Didekap lelah dan goresan luka, burung pembawa ceria kembali terbang
Luka memang ada, lelah memang menyergapnya, tp ungkapan si burung penjaga menumbuhkan energi baru untuk si ceria bisa kembali mengepakkan sayapnya dgn nyaman..
Burung ceria terus terbang
Burung penjaga mengikutinya beriringan..
Sesekali, burung penjaga tertinggal, burung ceria menengok ke belakang
Burung penjaga, dgn sisa tenaganya, tetap menebarkan senyuman..
Senyuman si penjaga penting artinya bagi si ceria
Senyuman penjaga bukan hanya untuk meyakinkan si ceria bahwa 'aku masih ada'
Senyuman itu jg bisa bermakna 'aku baik-baik saja'..
***
Si ceria terus terbang..
Si penjaga tetap awas di belakang..
Tapi makin lama, jarak si ceria dan penjaga makin jauh saja..
Sampai akhirnya, burung penjaga terjatuh dari angkasa, nyungsep di rawa-rawa..
Burung ceria sebenarnya tahu burung penjaga juga kelelahan dan terluka
IA hanya tak tahu lelah dan luka itu seberapa dalamnya..
Burung penjaga terpuruk di rawa-rawa
Tak bisa bangun, dan tampaklah kini luka di sekujur badan yg menganga
Tampaklah darah di mana-mana
Tampaklah bahwa si penjaga selama ini bertahan tetap terbang di belakang si ceria dgn sayap patah dua2nya
Satu lagi, matanya susah dibuka,
entah ketembak, keculek, atau kelilipan peluru dr senjata..
Si ceria, begitu tahu si penjaga jatuh, ketakutan terbang sendirian.
Ia berada dalam dilema; apakah menolong si penjaga, atau meneruskan tujuan yg menjadi mimpi kelompoknya?
Si penjaga, meski sangat ingin ditolong, tetap berharap si ceria melanjutkan tujuannya..
Masih terkapar di rawa2, dengan suara seraknya, penjaga memberi pesan dgn berbisik pada alam..
.......
Kepada daun disampaikan, "Aku memang tak sempat memberi pesan padanya.. Tp ia harus tetap melanjutkan tujuannya.."
......
Kepada angin dikatakan, "Aku tahu ia sangat ingin menolongku, tp ia harus menolong dirinya sendiri dulu.."
......
Kepada ombak dan karang..  eh, kan di rawa gak ada ombak? Maaf, kebawa lagu Ebiet G Ade..
.......
Kepada air dibisikkan, "Air, sampaikan pada si ceria bahwa kita harus berkonsentrasi pada tujuan. Ia harus terus berjalan. Aku di sini berusaha mengobati lukaku dan fokus pd penyembuhan. Dia di sana pelan2 membangun kekuatan..
Aku yakin jika sudah sama2 kuat, ia akan menjemputku atau kita bertemu di satu tempat di hutan yg kita sepakati. Aku hanya mau bertemu di tempat itu, di hutan yg aman, asal jangan sampai 3 bulan, karena kalau kelamaan hutan itu bisa2 juga sudah dibabat jd perumahan :)))
... Air tampak kebingungan dgn apa yg disampaikan...
Hei, air, pesanku belum selesai..
"Atau jika memang saat ia bisa menemukan tempat baru dan keberadaanku hanya akan menjadi beban, maka menjemputku dan pertemuan itu tidak lagi diperlukan"
... air agak ngos-ngosan, rupanya si air sibuk mencatat pesan yg panjang ...
.......
Dgn terkapar, si penjaga menatap matahari dgn kerlip matanya yg susah terbuka...
Ia ingin menyampaikan pesan, tp malah bernyanyi, dgn lirik belepotan, karena gak begitu hafal lagunya..
....
"Maafkan aku cerIa.." ucap penjaga..
Kamu hanya perlu terima
dan tak harus memahami
Tak harus berfikir
Hanya perlu mengerti
Aku bernafas untukmu
Aku berdarah untukmu
Cobalah mengerti
Semua ini untuk mencari arti
Selamanya takkan berhenti...
------
15 Juni 14

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun