Manusia diciptakan berbeda-beda oleh tuhan, entah itu dari fisik ataupun sifatnya pastilah berbeda antara manusia yang satu kemanusia lainya. Manusia berbeda bisa karena lingkunganya, keluarga dan juga faktor gen keturunan.
Di Indonesia, kemajemukan atau perbedaan adalah sesuatu yang niscaya. Karena itu, persoalan perbedaan kebudayaan menjadi sesuatu yang sebetulnya telah selesai. Yang belum selesai di Indonesia adalah persoalan peluang dan kesempatan yang sama untuk tumbuh bagi identitas yang berbeda-beda itu. Perbedaan bukanlah sesuatu yang perlu dipersoalkan lagi. Perbedaan sudah ada dan sudah diketahui oleh semua orang. Eksistensi yang berbeda-beda itu adalah sesuatu yang tak terelakkan dalam negara Indonesia.
Pluralisme dan kebhinnekaan sudah kita pahami bersama, bahwa engkau dan aku berbeda, dia dan saya tidak sama, mereka dan kita tidak serupa. Itu sudah selesai. Semua orang sudah tahu. Yang belum selesai itu adalah, bagaimana engkau dan aku yang tidak sama itu, dia dan kita yang tidak serupa itu, kamu dan kami yang tidak sebangun itu, mempunyai hak yang sama, peluang yang sama, kedudukan yang sama, harkat yang sama, marwah yang sama, dalam kehidupan bernegara.
Indonesia sejatinya terdiri dari sejumlah negara yang menggabungkan diri. Sebut saja Siak Sri Inderapura,Langkat, Ngajogjakarta Hadiningrat, Surakarta Hadiningrat, Ternate, Buton, atau negara-negara yang ada di Sulawesi lain. Termasuk juga negara-negara bagian yang terbentuk tak lama Indonesia berdiri, seperti Negara Indonesia Timur, Negara Sumatera Timur, atau Negara Jawa Timur. Negara-negara yang berbeda ini memiliki identitas kebudayaan dan kisah sejarah masing-masing, termasuk ketika turut mendirikan Indonesia atas keberagaman yang kemudian disatukan ini.
Dari penjelasan diatas marilah kita menghargai perbedaan janganlah kita mendiskriminasi suatu etnis atau ras serta kita harus memanfaatkan perbedaan tersebut untuk membangun negri dengan mengambil semua kebudayaan yang ada di seluruh Indonesia dan dipilah serta setara yang artinya persoalan peluang dan kesempatan yang sama untuk tumbuh bagi identitas yang berbeda-beda itu, mulai dari kesempatan di dalam kesehatan , pendidikan, pekerjaan, serta kesetaraan untuk menjadi manusia yang mapan. Kita harus tau indahnya perbedaan untuk berbagi di semua  etnis, agama, dan golongan yag ada, serta mewujudkan Bhineka Tunggal Ika yang sebenarnya yang bukan berarti kita semua  harus seragam. Serta jangan takut untuk berbeda .
Saya misalkan, dalam komunitas global, dimana segala sesuatu menjadi begitu mudah diakses kelihatannya semuanya seperti sama. Apa yang menjadi trend di Amerika, di Indonesiapun kemudian menjadi trend. Apa yang menjadi trend di Korea, di Indonesiapun ikut-ikutan menjadi trend. Sehingga semuanya kelihatannya sama. Tidak ada beda antara apa yang ada di Indonesia dan di luar sana. Walaupun jika didiskusikan lebih lanjut mungkin beda dalam beberapa hal. Tapi esensinya adalah telah terjadi "penyamaan". Sehingga sepertinya kita, orang-orang Indonesia telah kehilangan identitas diri yang sebenarnya. Kita tidak berani untuk berbeda!
Sesungguhnya, kita harus berani untuk berbeda. Berani berbeda dengan mereka itu perlu. Karena kita pribadi atau individu yang unik. Kita dari suatu kumpulan masyarakat yang unik dengan kebudayaannya. Kita bangsa yang unik dengan identitas dirinya. Kita harusnya berani berbeda dengan menunjukkan jati diri kita yang sebenarnya. Kita harusnya berani berbeda dengan orang lain, masyarakat lain, bangsa lain, karena kita semua punya perbedaan. Kita semua terlahir dengan perbedaan-perbedaan.
Kita diciptakan berbeda. Jadi kenapa kita harus sama? Kenapa kita harus ikut-ikutan. Tampillah berbeda maka hidup akan semakin hidup. Karena hidup tidak pernah datar-datar saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H