Mohon tunggu...
Raden Rachmadi
Raden Rachmadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, adventure

Hobby menulis dan adventure

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Virus Corona dan Wudhu

4 Maret 2020   16:16 Diperbarui: 4 Maret 2020   16:26 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Virus corona bisa dicegah salah satunya dengan rajin membersihkan tangan. Wudhu adalah salah satu instrumen ritual proses membersihkan badan. 

Presiden Joko Widodo pada 2 Maret lalu menyatakan bahwa dua warga Indonesia positif terjangkit virus corona atau covid-19. Pada saat itulah Indonesia masuk menjadi salah satu dari 70 negara yang terjangkit virus covid-19. 

Menurut Menurut Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), seperti yang dikutip detik.com (4/3), memperkirakan bahwa pertumbuhan dunia di tahun 2020 ini akan berkisar pada angka 2,4%, turun dari angka 2,9% pada November. 

Selain dampak ekonomi, juga terjadi kepanikan sosial pasca-diumumkannya warga Indonesia positif terkena covid-19. Tiba-tiba harga masker di banyak daerah melonjak ratusan persen. Banyak yang memborong alat penutup pernafasan tersebut. 

Menghadapi gejolak sosial itu, Menteri Kesehatan Terawan Putranto menjelaskan bahwa masker bukan perkakas yang bisa mencegah virus itu. Seperti yang dikutip cnnindonesia.com (2/3), virus ini menular lewat kontak fisik dengan pengidap. Selain itu, bisa tertular lewat barang-barang yang sebelumnya disentuh oleh yang mengidap virus tersebut. Dengan demikian, mencuci tangan dan atau anggota badan lainnya, adalah cara efektif mencegah penularannya.

 Wudhu dan Corona 

Jika hal itu yang menjadi kata kunci, maka berwudhu adalah salah satu instrumen yang bisa efektif untuk melakukan pencegahan atas menyebarnya virus ini. Dalam Islam, perintah wudhu dijelaskan Allah SWT dalam ayat: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka cucilah (igsilu) muka dan tanganmu sampai dengan siku, dan usaplah (imsahu) kepala dan kakimu sampai dengan kedua mata kaki. (QS al-Maidah [5]:6). 

Menurut Imam Masjid Istiqlal Prof. Nasaruddin Umar, seperti yang dikutip oleh republika.co.id (25 Juni 2015), dalam perspektif ilmu fikih, perintah anggota badan yang harus dicuci atau dibasuh merupakan hak prerogatif Allah SWT. Manusia tinggal menjalankan perintah itu tanpa harus mempertanyakan apa dan mengapanya karena dalam ayat itu tidak ada kata yang dapat dipahami sebagai qarinah, hubungan, yang dapat dianalisis untuk memahami sabab, 'illah, dan hikmah syariah. Dengan demikian, ayat wudhu ini adalah murni ta'abbudi. 

Dalam perspektif tasawuf, berusaha memahami rahasia-rahasia syariah (asrar al-syari'ah) di balik ayat perintah wudhu yang rigit dan runtut tersebut. Mereka menemukan hikmah dan rahasia wudhu bahwa organ tubuh yang diperintahkan Allah untuk dicuci atau dibasuh ternyata organ tubuh paling sering terlibat di dalam perbuatan dosa (republikas.co.id).

Jika yang dimaksud perbuatan dosa secara sederhana perilaku tidak higienis, maka ini adalah instrumen ritual yang secara sistem keyakinan bisa efektif mencegah penyebaran penyakit, termasuk corona atau covid-19. Tinggal masalahnya adalah bagaiman para elit bangsa mengkontekstualisasikan hal ini dalam konteks heboh corona. 

(Raden Rachmadi-Jurnalis)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun