Mohon tunggu...
radella chanza
radella chanza Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Psikologi UMM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Lupa Lebih Dekat

3 Juni 2021   10:02 Diperbarui: 3 Juni 2021   10:05 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lupa bukan lagi hal yang baru bagi setiap orang, rasanya setiap orang pernah mengalaminya. Sebenarnya lupa itu apasih ? lupa adalah kondisi tidak mampu mengenal atau mengingat sesuatu yang telah terjadi atau sudah dipelajari. Namun, lupa bukan berarti suatu peristiwa hilangnya informasi dan pengetahuan dari akal seseorang (Muhibbin Syah, 2008: 158). Kondisi lupa bisa terjadi pada siapa saja dan tentunya tidak memandang usia. Penyebab seseorang mengalami lupa tentu saja berbeda, tergantung bagaimana kondisi lupa itu terjadi.

Bagaimana proses terjadinya lupa ? lupa terjadi karena adanya kegagalan dalam encoding atau storage atau retrieval. Selain itu , lupa juga bisa terjadi pada tahapan penyimpanan informasi. Pada tahap sensory memory terjadi begitu cepat lewatnya sehingga tidak segera tranfer ke shorterm memory. Pada tahap shorterm memory juga bisa mengalami lupa karena memory hanya akan bertahan 10-12 detik, jika tidak segera di tranfer ke longterm memory akan mengalami lupa.

Setelah mengetahui pengertian tentang lupa, ada beberapa jenis lupa yang biasa dialami oleh seseorang. Jenis lupa antara lain :

  • Decay : informasi telah terlalu lama tersimpan dalam memori dan tidak digunakan.
  • Interference : informasi lama terganggu oleh informasi lainnya.
  • Repression : informasi yang melibatkan emosi negatif sehingga seseorang menekan hingga melupakan.
  • Amnesia : kehilangan informasi bisa sebagian atau seluruhnya.
  • Retrograde amnesia : kehilangan informasi karena adanya trauma dikepala / benturan dikepala.
  • Anterograde amnesia : tidak mampu menyimpan informasi baru namun bisa mengingat informasi lama.

Lalu bagaimana cara kita bisa meminimalisir lupa ? berikut ini cara agar kita bisa meminimalisir lupa , antara lain :  

  • Drill and practice : Pengulangan dan praktek
  • Relate existing knowledge : Menghubungkan dengan sesuatu informasi yang sudah dimiliki .
  • Form unusual association : Menghubungkan dengan sesuatu informasi yang sudah dimiliki namun dengan alasan yang berbeda.
  • Use mnemonic devices : Menggunakan teknik kode.

Membahas tentang lupa membuat kita bertanya , bagaimana lupa dalam perspektif islam ? Dalam islam atau lebih tepatnya dalam Al Qur'an, banyak sekali pembahasan tentang lupa. Tidak hanya pembahasan namun, ada juga tentang macam macam lupa yang dialami umat muslim. Selain itu, di dalam Al Qur'an juga menjelaskan tips agar tidak mengalami lupa.

Dalam Al-Qur'an menyinggung beberapa kali tentang lupa. Muhammad Utsman Najati (2005:338-341) merumuskan tiga makna lupa, yaitu:

  • Lupa yang terjadi dapat mengenai berbagai peristiwa, nama, dan informasi yang diperoleh seseorang sebelumnya, Sebagaimana yang tercantum dalam surat Al-A'la: 6, yang artinya: "Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa,".
  • Lupa yang mengandung makna lalai. Seperti kisah tentang murid Musa AS yang terdapat dalam Qs. Al-Kahfi  ayat 63): "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al kitab (Al-Quran) dan Dia tidak Mengadakan kebengkokan di dalamnya"
  • Lupa dengan pengertian hilangnya perhatian terhadap sesuatu hal, seperti tersirat dalam surat At-Taubah ayat 67: "Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang Munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. mereka telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik."

Selain itu, Abdul Mudjib dan Jusuf Mudzakir (2001: 368-369) mengemukakan bahwa kelupaan yang merupakan gangguan kepribadian manusia itu dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:

  • Lupa untuk mengingat Allah, karena dirinya telah dikuasai setan, sebagaimana terdapat dalam Qs. Al-Mujadalah ayat 16: "Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (membuat manusia lupa) dari jalan Allah karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan."
  • Mendustakan ayat-ayat Allah setelah beriman, sehingga dirinya menjadi lupa darinya, sebagaimana terdapat dalam Qs. Al-A'raf 146: "Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku) mereka tidak beriman kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya."
  • Lupa karena kemunafikan, sehingga mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah pun melupakan mereka, sebagaimana terdapat dalam Qs. At Taubah ayat 67: "Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik."
  • Lupa karena ia mengikuti hawa nafsunya sehingga ia lupa kepada Allah, sebagaimana terdapat dalam Qs. Al-Kahfi ayat 28: "Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas."

Didalam Islam juga membahas cara mencegah terjadinya lupa dengan Allah dapat dilakukan dengan melakukan terapi dzikir. Karena dzikir dapat mengingatkan kita pada Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-quran surat Al-Kahfi ayat 24: " Kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah" dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan Katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini."

Penulis : Radella Chanza

Mahasiswa Fakultas Psikologi UMM

References

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun