Amsal 23:18 berkataÂ
" Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang" (TB)
Setiap insan di dunia ini pasti memiliki harapan dan doa di masa yang akan mendatang. Seperti kehidupan yang lebih baik, pekerjaan yang layak, penghasilan yang mapan, bahkan keinginan yang terbersit dalam pikiran, hati maupun perkataan jadi terkabul.Â
Demikian juga dengan diriku sebagai mahasiswa yang akan menyongsong masa masa terakhir menimba ilmu di kampus dan menerapkannya di dunia pelayanan sesungguhnya.Â
Akan tetapi, namanya juga berada dalam tubuh manusiawi ini pasti ada rasa dilema dan khawatir terhadap masa depan, bahkan yang belum terjadi di sana. Konyol bukan?! Tetapi yah begitulah hidup.Â
Secara khusus bagi diriku sendiri, ada dilema yang tumbuh; dimana pada awalnya ingin menjadi pendeta di gereja, tetapi muncul harapan mau menjadi pendeta di suatu lembaga sosial, yakni Rumah Sakit. Mengapa demikian? Ada beberapa alasan-alasan yang logis akan tercantumkan di sini.
1. Aku baru merenungi 1 bulan terakhir bahwasannya menjadi pelayan Tuhan sangatlah luas lapangan kerjanya, tidak hanya sebatas di gereja dan menjadi pendeta.Â
Ada yang menjadi PNS di suatu Lembaga Agama, misionaris, pelayan pastoral (panti asuhan, panti werdha, rumah sakit), guru agama, bahkan ada yang menjadi polisi maupun tentara.
2. Tidak sedikit para alumni sekolah Teologi ketika melamar menjadi vikar di suatu sinode pasti tidak terlepas dari kegagalan karena jumlah pelamar dengan yang diterima sangatlah jauh.Â
Seperti contoh, para pelamar sekitar ratusan orang, tetapi pada akhirnya setelah melalui berbagai tes yang merepotkan, jumlah diterima hanya bisa dihitung oleh jari.Â
Memang, pasti ada alasan di balik semua itu dimana tentu akan membuahkan kebaikan di masa yang akan datang. Tetapi, bagi sebagian orang segala perjuangan yang dikerahkan menjadi sia sia saat dirinya 'gagal'. Butuh waktu yang cukup panjang untuk bisa memulihkan suasana hati.Â