Mohon tunggu...
Ade Asep Syarifuddin
Ade Asep Syarifuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Search Excellent of Life

Saya seorang jurnalist di Pekalongan. Website saya www.radarpekalongan.co.id Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rahasia "Kepemimpinan Gas-Pol" Bupati Pekalongan Asip Kholbihi

12 Maret 2020   00:00 Diperbarui: 12 Maret 2020   08:10 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden RI Jokowi berbincang bersama Muhammad Luthfi bin Yahya (kiri) dan Bupati Pekalongan Asip Kholbihi (kanan). Foto: Budi Susanto Tribun Jateng.

Selain itu, dibukanya kampus Universitas Muhammadiyah Pekalongan Pekajangan (UMPP), ini juga akan mengubah peta perguruan tinggi. Sekarang sedang dibangun gedung megah kampus UMPP 7 lantai. Walapun UMPP adalah penggabungan kampus, secara efek ekonomi dan performa wilayah akan berubah.

Selain itu juga ada kampus Politeknik Nahdlatul Ulama, Akademi Komunitas Negeri (AKN) yang direkomendasikan berubah status menjadi Politkenik Negeri Kajen. 

Sementara untuk pembangunan kampus Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri (Lemdikpol) sudah melakukan MoU. Dengan IPB juga sudah dilakukan untuk Station Lapangan yaitu sebuah tempat untuk penelitian dan KKN lapangan seluruh mahasiswa Institut Pertanian Bogor berkaitan dengan hasil-hasil penelitian mereka.  Dengan Universitas Pekalongan (Unikal) sendiri kabarnya sudah ada pembicaraan awal.

Tanggul Raksasa Pencegah Rob

Ini adalah upaya untuk menuntaskan rob bagi masyarakat pesisir di Kabupaten Pekalongan. Ada beberapa titik rawan yang sering dilanda rob. Ketiganya adalah di Desa Jeruksari, Desa Tegaldowo dan Desa Mulyorejo di Kecamatan Tirto. Kecamatan lainnya adalah Kecamatan Wonokerto, Kecamatan Siwalan dan Kecamatan  Wiradesa. Rob tersebut mampir dengan intensitas yang cukup tinggi. 

Melihat kondisi tersebut yang tak kunjung usai sejak beberapa tahun terakhir, Bupati Asip pergi ke Rotterdam Belanda bersama Walikota Alf Arslan Djunaid (alm.) saat itu.

Di Rotterdam bupati dan walikota belajar banyak hal tentang manajemen air di wilayah pesisir pantai. Konon Rotterdam adalah wilayah yang paling rendah di Eropa. 

Namun mereka dapat berdamai dengan air. Berdamai dengan air bukan berarti air masuk ke rumah kita diam saja, namun air memiliki tempatnya, manusia pun memiliki tempat. Berdampingan tapi tidak saling serang atau saling mengganggu. Sementara di Pekalongan, air sudah menyerang perumahan warga dan fasilitas umum. Ini berarti air tidak bisa berdamai dengan manusia.

Setelah pulang dari Rotterdam, terjadilah perbincangan serius antara pemerintah Kota dan Kabupaten Pekalongan, pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Pusat. 

Maka diputuskanlah pembangunan tanggul raksasa sepanjang 8,3 km. Sepanjang 6,3 km berada di wilayah kabupaten dan 2 km di wilayah Kota Pekalongan. Sampai sekarang tanggul tersebut nyaris rampung. Secara bertahap namun pasti rob memang tidak mampir lagi ke perumahan penduduk.

Dalam kondisi tersebut semua tidak menyangka di bulan Februari 2020 ini akan terjadi hujan deras dalam waktu yang cukup lama tidak seperti biasanya. Rob memang berhenti, tapi air hujan tidak bisa mengalir ke laut. Planning pembangunan awal tidak sesuai dengan kondisi alam. Manajemen air perlu ditambah lagi, bagaimana ketika terjadi rob dan bagaimana ketika terjadi hujan deras. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun