Biasanya, banyak program beasiswa yang ditujukan buat mahasiswa yang ingin lanjut S2. Para maba (mahasiswa baru) maupun calon maba S1 jangan sedih dulu. Ada juga berbagai program beasiswa untuk kalian, lho. Salah satunya adalah XL Future Leaders. Ini nih yang menjadi pengalaman pertamaku dalam mendaftar beasiswa. Kira-kira aku lolos nggak? Sebelum tahu jawabannya, aku akan jelasin deskripsi singkat tentang program ini ya.
Dapat dilihat dari namanya, XL Future Leaders merupakan salah satu program CSR dari PT XL Axiata Tbk. berupa program pelatihan bagi mahasiswa S1 tingkat 1 dan 2 (semester 2 & 4). Kenapa bukan untuk semester 1 dan 3? Karena emang pendaftarannya dibuka pada semester tersebut. Nah, program ini dilaksanakan selama 2 tahun serta dikemas dalam berbagai kegiatan seperti workshop dan industrial visit. Berbagai kegiatan tersebut merupakan bentuk pelatihan untuk mengembangkan effective communication, managing change, entrepreneurship & innovation skills (sumber: xlfutureleaders.com)
Untuk menjadi awarde XLFL, tentunya harus melalui berbagai tahap. Eits, setiap tahun biasanya memiliki beberapa perbedaan pada tahapan seleksi ya. Aku akan ceritakan pengalamanku di seleksi 2018. Terdapat  6 tahapan seleksi yang harus dilalui:
1. Registrasi dan Isi Application Form
Bulan Maret, registrasi sudah dibuka. Selain mengisi data diri, pendaftar juga harus menuliskan berbagai pengalaman organisasi, prestasi, dan menjawab beberapa pertanyaan dengan tidak lebih dari 200 karakter (kalau nggak salah hehe)
Setelah menunggu 4 bulan, akhirnya pengumuman juga! Peserta yang lolos diumumkan melalui website dan e-mail. Sekadar informasi, pendaftar tahap pertama di 2018 mencapai 17.106 mahasiswa, lho! Meningkat jauh dari tahun sebelumnya sekitar 15.000-an orang. Banyak juga, ya!
2. GMAT & English Test
Setelah 17.106 pendaftar diseleksi, tau nggak berapa yang lolos ke tahap ini? Cuma 7.000an aja! Waktu pengumuman, aku nggak mau buka e-mail. Biar nggak sakit hati ceunah. Tapi aku cari satu-satu dari list di webnya. Sebenernya malah jadi menyusahkan diri sih hahaha. Shocknya, ada namaku disana. Aku kaget banget karena terlalu sering menerima penolakan.
Saat pengumuman kelulusan, aku diberi tahu melalui e-mail kalau tes dilakukan secara serempak di seluruh Indonesia yaitu seminggu setelah pengumuman, pada pukul 09.00 WIB. Dua tahapan seleksi ini dilakukan dalam satu waktu. Aku langsung siap-siap dong, coba kerjain soal-soal GMAT dari internet. Ternyata susah banget! Kayak soal SBMPTN gitudeh. Pakai bahasa Inggris pula. Haduh. Selain itu juga belajar dari soal TOEFL & IELTS preparation test.
Hari-H, merasa suasananya nggak memungkinkan untuk mengerjakan di rumah, akhirnya aku pergi ke internet cafe ditemani temen SMAku (thank youu Ririz & Ichak). Walaupun mereka nyusul, tapi aku tetep bahagia. Jadi nggak kayak anak hilang haha. Jam 8.30 aku sudah sampai dan standby. Tiba jam 9 tepat, akunku nggak bisa dibuka! Padahal udah dipencet berkali-kali lho. Akhirnya aku coba ganti browser yaitu Internet Explorer. Alhamdulillah langsung bisa. Walaupun telat hampir 15 menit, aku coba ngerjain kilat. Karena memang waktunya terbatas dan soalnya lumayan banyak (aku lupa jumlah soalnya). Ternyata soalnya ngga sesusah apa yang udah aku pelajari sebelumnya. Untuk soal English menurutku seperti soal UN SMA.
 Sedangkan soal GMAT ternyata berisi soal-soal manajerial dan good newsnya adalah, menggunakan bahasa Indonesia hehe. Nggak ada hitung-hitungan, tapi dituntut untuk berpikir jernih karena memang soalnya tentang pengambilan keputusan. Tenang, semuanya pilihan ganda. Udah kayak UNBK gitudeh. English testnya ada listening session, ya. (kalau tahapannya masih sama), jangan lupa siapkan headset.
Setelah menjalani serangkaian tes online, 7 hari kemudian ada e-mail masuk yang menyatakan bahwa aku lolos ke tahap selanajutnya! Ternyata 7.000an mahasiswa tersebut disaring lagi menjadi 1.052 finalis. Jujur aja, aku sangat nggak nyangka bisa lolos sampai tahap ini. Saking pesimisnya, aku sempat berpikir untuk nggak melakukan konfirmasi. Sehingga aku nggak perlu ikut tes selanjutnya. Terima kasih semuanya yang udah kasih semangat ke aku untuk tetap lanjut dan bikin aku nggak menyerah di tengah perjalanan. Tes ini diselenggarakan di beberapa kota di Indonesia dan berlangsung selama 2 hari per kotanya.
Saatnya bertatap muka dengan pihak XLFL. Nah, ini nih yang paling bikin aku deg degan. Tes dimulai jam 7.30. Kalau telat, poin penilaian akan dikurangi. Sesuai gmaps, perjalanan dari rumah menuju venue ditempuh 20 menit. 40 menit sebelumnya, aku berangkat. Harapannya sih agar bisa ngobrol lebih lama dengan peserta lainnya. 20 menit sebelum dimulai, ternyata sudah banyak sekali yang datang.
Ada kejadian panik nih saat registrasi ulang. Jadi, salah satu berkas yang perlu dibawa adalah sertifikat hasil pembelajaran di e-learn (elearn.id). Berhubung aku nggak menemukan e-sertifikat untuk didownload, akhirnya aku cuma download resultnya aja.