Mohon tunggu...
Yuni Rachmi
Yuni Rachmi Mohon Tunggu... -

Seorang penggemar jalan-jalan dan wisata kuliner. Melalui media kompasiana ini mencoba belajar memperkaya kemampuan menulis di berbagai bidang yang berbeda dari yang tiap hari digeluti.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Solo dan Hari Batik

2 Oktober 2012   08:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:22 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terasa sekarang sudah tanggal 2 Oktober. Berarti hari Batik. Terus terang maaf jika saya mengaku secara terus terang bahwa belum mencari tahu mulai kapan ditetapkan hari Batik tiap tanggal 2 Oktober. Yang pasti saya senang jika batik sudah mendapat pengakuan dan punya hari istimewa dalam setiap tahunnya. Sedari pagi saya lihat di TV para pembawa acara mengenakan baju batik. Liat saja host acara Inbox SCTV dan Dahsyat RCTI. Di sepanjang perjalanan dari rumah ke kantor tadi saya juga banyak bertemu dengan orang mengenakan baju batik. Tentu semua itu karena mereka ingin ambil bagian dan peringati hari batik.

Bicara batik saya jadi ingat kota Solo yang biasa disebut sebagai kota batik. Meski bukan orang Solo , saya sudah merasa Solo sebagai rumah saya. Segala yang ada hubungannya dengan Solo terasa menyenangkan. Solo memang layak disebut kota batik. Karena sentra pengrajin batik ada di kota Solo. Pasar Klewer yang merupakan kebanggaan kota Solo merupakan tempat belanja batik pertama yang dikenal orang di seantero Indonesia.

Kini selain pasar klewer, kita berbelanja batik di PGS (Pusat Grosir Solo). Atau ke beberapa toko batik yang tersebar di kota Solo.  Harganya bervariasi dari mulai yang paling murah sampai mahal. Mulai batik tulis, batik cap dan sebagainya. Wujudnya juga tak hanya dalam bentuk baju batik, tapi bisa memilih membeli kaos, kain, daster,  tas, sepatu dan sebagainya. Jadi batik sudah dikreasikan dalam berbagai bentuk barang yang indah dan bermanfaat.

Sepertinya para pengrajin batik di kota Solo memang punya multi talenta hingga bisa menyulap batik hingga jadi barang seni yang disuka banyak orang hingga ke manca negara. Kini pun jika kita ingin belajar dan melihat cara orang membatik, bisa datang ke kampung batik di kawasan Laweyan Solo. Selain mendapat tambahan ilmu kita juga bisa berbelanja batik disana.

Kepedulian pemerintah Solo terhadap batik juga tinggi. Jika di tempat lain hanya mengenakan batik di hari batik ini saja, mereka beda. Tak hanya anak sekolah saja yang diwajibkan mengenakan batik, pegawai pemkot Solo dan perusahaan-perusahaan pun punya hari -hari tertentu yang mengharuskan mereka mengenakan seragam batik.

Tak hanya itu saja setiap tahun juga digelar Solo Batik Carnival. Semua itu demi memperkenalkan etnic batik agar makin dikenal dan disukai oleh rakyat banyak. Semoga trend batik akan semakin berkembang. Tak hanya sebatas hari ini saja tapi untuk selamanya. Batik Indonesia moga makin berjaya di seluruh dunia. Selamat Hari Batik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun