Mohon tunggu...
Rachminawati
Rachminawati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Nama panggilannya Upi, seorang Dosen dan Peneliti di Departemen Hukum Internasional, Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Indonesia sejak tahun 2003. Selain aktif menjalankan tugasnya sebagai dosen dan peneliti, dikenal juga sebagai praktisi Pendidikan Berbasis Fitrah sebuah konsep pendidikan otentik Islam yang mengembalikan lagi Pendidikan pada fitrah manusia berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Ia terapkan langsung pada kedua permata hatinya di rumah. Hal inilah yang mendorong Ia dan keluarga kecilnya beserta sahabat terdekat mendirikan komunitas Garut Zero Waste (GZW) sebagai wadah berkhidmat pada Bumi dan lingkungannya yang kini sudah banyak kerusakan karena ulah manusia. “Pilah sampah dari rumah untuk Garut bebas sampah”, sebagaimana slogan GZW tersebut, Ia berkeyakinan, dari rumahlah tempat solusi segala kebaikan, maka mulailah diri kita ini bisa hebat dan bermanfaat sejak dari rumah. Sehebat atau sejauh apapun kita pergi, rumahlah tempat kita pulang. Aktif juga di Majelis PAUD DASMEN Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Barat sejak 2023, Ia berkomitmen untuk bisa lebih meluaskan khidmahnya di bidang Pendidikan Masyarakat yang menekankan pada konsep ketahanan keluarga dengan penerapan Pendidikan Berbasis Fitrah. Baginya, menjadi pendidik tidak cukup hanya berada di ruang-ruang kampus dengan diskusi elite keilmuan tertentu, tetapi bagaimana Pendidikan itu mampu mencerahkan dan membuat banyak perubahan baik secara langsung di Masyarakat. Untuk bersilaturahmibisa menghubungi alamat email berikut: rachminawati@gmail.com atau rachminawati@unpad.ac.id.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Amerika Keluar dari Dewan HAM PBB: Dunia Tak Perlu Khawatir

8 Februari 2025   15:36 Diperbarui: 8 Februari 2025   15:36 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari instagram CNN Indonesia 

Trump Lagi-lagi membuat Amerika keluar dari Dewan HAM PBB

Amerika Serikat (Amerika) dikenal sebagai salah satu negara yang terdepan kalau berbicara soal hak asasi manusia (HAM). Tapi dua hari lalu, 5 Februari 2025, AS dibawah pemerintahan yang baru, Donald Trump, Amerika memutuskan keluar dari keanggotannya di Dewan HAM PBB (UNHRC). Hal ini mengulang peristiwa  pada 19 Juni 2018, Trump mengumumkan keluar dari UNHRC (Dewan HAM). Kemudian Amerika masuk kembali pada Oktober 2021 saat Joe Biden menjadi Presiden Amerika. Keputusan Trump yang kedua kali ini Kembali menimbulkan kegaduhan global yang mempertanyakan komitmen Amerika soal HAM.

Keputusan Amerika mundur ditengarai karena anggota Dewan HAM PBB dianggap terlalu "anti-Israel" serta karena ada beberapa negara yang sangat vocal menyuarakan kemerdekaan Palestina seperti Gambia dan Indonesia. Trump menganggap Dewan HAM ini lebih banyak berpolitik daripada benar-benar melindungi hak asasi manusia. Apapun alasannya, banyak yang melihat keputusan Amerika ini adalah sebagai bentuk ketidakpedulian terhadap HAM global dan cerminan kebijakan luar negeri yang lebih mengutamakan kepentingan sendiri.

Di balik keputusan ini tentu ada banyak dampak besar yang perlu diperhatikan. Apakah keluarnya Amerika dari Dewan HAM PBB berpengaruh pada pelaksanaan perlindungan HAM global? bagaimana seharusnya PBB dan negara-negara anggotanya menyikapi Keputusan Amerika ini?

Dewan HAM PBB dan Eksistensinya

Dewan HAM didirikan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 2006 sebagai badan PBB yang menangani hak asasi manusia sebagai pengganti Komisi HAM yang dianggap kurang efektif.  Misinya adalah untuk memperkuat upaya untuk mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia di seluruh dunia. Dewan HAM terdiri dari 47 negara anggota Dimana ini berperan sebagai forum multilateral untuk membicarakan tentang pelanggaran-pelanggran HAM human rights.Salah satu tugasnya adalah mengadakan sesi khusus sebagai tanggapan terhadap situasi darurat hak asasi manusia.

Sebagai bagian dari tanggung jawabnya, Dewan HAM memiliki Mekanisme Universal Periodic Review. Mekanisme ini untuk meninjau catatan hak asasi manusia dari semua negara anggota PBB secara berkala. Selain itu, Dewan HAM juga memiliki mekanisme Special Procedure. Prosedur ini menunjuk  pakar hak asasi manusia independen untuk mengawasi kondisi negara atau menyelidiki masalah HAM  tertentu. Selain itu, Dewan HAM memiliki kewenangan untuk membentuk kelompok investigasi dan tim pencari fakta untuk menemukan bukti kuat tentang kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Dewan HAM juga memiliki mandat untuk menangani krisis HAM dan membuat rekomendasi tentang cara meningkatkan pelaksanaan HAM di lapangan. Terlepas dari kelemahannya, Dewan HAM PBB tetap menjadi satu-satunya platform global yang berfungsi sebagai pengawas HAM yang bisa memberikan tekanan kepada negara-negara pelanggar HAM. Dewan HAM ini sangat berperan penting dalam menegakkan standar HAM internasional.

Implikasi Keluarnya Amerika dari Dewan HAM PBB

Hubungan Amerika dengan Dewan HAM PBB tidak selalu harmonis. Pada masa pemerintahan George W. Bush, Amerika juga memilih untuk tidak bergabung sama sekali dengan Dewan HAM karena alasan kredibilitas. Baru di bawah kepemimpinan Barack Obama, Amerika bergabung kembali dan  terlibat dalam berbagai inisiatif HAM, termasuk yang terdepan memperjuangkan hak LGBTQ dan kebebasan beragama.

Sayangnya keharmonisan Amerika dengan Dewan HAM ini merubah Kembali ketika Donald Trump berkuasa menjadi Presiden ke-45 dan ke-47. Pendekatan "America First" Trump yang memilih untuk menarik Amerika dari organisasi internasional yang dianggap tidak sesuai dengan kepentingan nasionalnya termasuk dengan Dewan HAM PBB. Trump beranggapan jika Badan HAM ini bisa dan tidak efektif.

Keluarnya Amerika dari Dewan HAM PBB pada saat ini tentu memiliki dampak besar, baik bagi Amerika maupun bagi komunitas internasional. Salah satu dampak utamanya adalah hilangnya kredibilitas Amerika sebagai negara yang dikenal pendukung HAM global. Keluarnya Amerika memperlihatkan  inkonsisten dalam perjuangan HAM. Amerika terlihat hanya akan membela HAM ketika menguntungkan mereka, tetapi akan mundur jika situasi tidak sesuai dengan kepentingannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun