Mohon tunggu...
Rachmawati Ash
Rachmawati Ash Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, dan pegiat literasi

Hobi menulis, membaca dan menonton film romance. Kegiatan mengajar di SMA, menulis novel, cerpen, artikel dan bahan ajar. Mengisi materi literasi ke sekolah-sekolah di Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Imperialisme Moral dan Karakter Bangsa Tercermin dari Perang Pendukung di Media Sosial

3 Februari 2024   10:34 Diperbarui: 3 Februari 2024   10:35 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 dok. Asih Rachmawati

                                                                                                  Penulis: Asih Rachmawati, S.Pd. Gr.

Pengertian imperialisme adalah sistem politik untuk menguasai dunia bagi kepentingan negara penakluk dengan melakukan penjajahan-penjajahan sekaligus menanamkan pengaruh dalam segala aspek kehidupan di wilayah jajahannya. Hingga akhirnya dikenal sebagai negara-negara yang beroperasi sebagai perusahaan komersial swasta untuk kelas penguasa.

Imperialisme tidak selalu mencakup penjajahan fisik, tetapi lebih menekankan pengaruh ekonomi dan politik suatu negara terhadap wilayah lain. Imperialisme kuno adalah jenis imperialisme yang yang terjadi sejak zaman kuno hingga masa Revolusi Industri. Pada masa ini, negara-negara cenderung berusaha memperluas wilayah kekuasaannya dengan cara menaklukkan negara-negara lain. Tujuan utamanya adalah memperluas wilayah dan kekuasaan politik. Negara imperialisme sering kali mengendalikan perekonomian dan politik negara lain untuk memperoleh keuntungannya sendiri.

Imperialisme modern muncul setelah terjadinya revolusi industri karena negara-negara barat berambisi mengembangkan perekonomian. Munculnya revolusi industri berpengaruh pada gaya imperialisme bangsa Eropa terhadap wilayah jajahannya di Asia dan Afrika. Salah satu imperialisme modern yang menjadi tamparan bagi bangsa Indonesia adalah imperialisme moral dan karakter bangsa.

Secara konvensional kegiatan ini mencakup tindakan seperti, memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok kepentingan mengadakan pendekatan atau hubungan dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen dan sebagainya (Budiardjo, 2009). Partisipasi masyarakat menjadi salah satu indikator penting bagi keberhasilan Pemilu. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat, maka legitimasi Pemilu secara otomatis juga semakin baik. Partisipasi merupakan respon atau ekspresi pengakuan masyarakat, baik terhadap penyelenggara Pemilu, maupun kontestan. Negara memberi ruang yang cukup luas bagi masyarakat untuk melibatkan diri dari mulai proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi terhadap hasil dari pembangunan itu sendiri.

Beberapa bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa adalah aktif dan pasif. Partisipasi aktif mengacu pada keterlibatan aktif warga dalam kegiatan lingkungan, seperti menghadiri pertemuan, memberikan masukan, dan melaksanakan tugas-tugas tertentu. Aktif menyampaikan pesan motivasi yang membangun. Sementara itu, partisipasi pasif hanya mengikuti instruksi tanpa memberikan kontribusi aktif, patuh pada program sesuai peraturan. Kedua sikap ini tidak ada yang salah, keduanya bertujuan untuk membantu Negara.

Tahun 2024 adalah tahun politik yang paling keras sepanjang pemilu-pemilu sebelumnya. Pengaruh kebebasan berdemokrasi telah melahirkan generasi yang leluasa mengeluarkan apa yang ada dalam pikiran mereka. Sayangnya pemikiran tersebut kurang diimbangi dengan pengetahuan yang mendasar dan memperkuat pendapat. Era teknologi digital memberikan dampak yang sangat mengerikan. Hampir seluruhmasyarakat menggunakan dan mengoperasikan smartphone dengan bebas tanpa batas. Sehingga hal ini menyebabkan keruhnya suasana kampanye. Beberapa media sosial menjadi ajang untuk saling menjatuhkan pilihan masing-masing. Masyarakat mengedit video: memotong dan menempel adegan yang akhirnya menjadi sebuah video yang bersifat provokator. Perang antar pendukung di media sosial menjadi salah satu contoh imperialisme moral dan karakter bangsa.

Sebagai Manusia Pancasila yang hidup di NKRI, keterlibatan langsung dari anggota masyarakat dalam kegiatan pemilu yang dapat mempengaruhi perubahan dan pembangunan. Partisipasi aktif melibatkan individu-individu dalam pengambilan keputusan, kerjasama dengan orang lain, dan kontribusi mereka terhadap perkembangan komunitas. Setiap individu mencegah adanya postingan yang dapat menyebabkan tindakan anarkis. Mengendalikan diri untuk tidak menuliskan ujaran kebencian dan sudah sepantasnya saling menghormati setiap pilihan. Kembali kepada demokrasi bertujuan untuk memberikan kekuasaan politik kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan. Rakyat memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik dan memilih wakil-wakil mereka dalam pemilihan umum.

Rachmawati Ash.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun