Mohon tunggu...
Rachmawati Harahap
Rachmawati Harahap Mohon Tunggu... -

Seorang ibu rumah tangga dengan empat orang anak yang ingin mengenal lebih luas wawasan melalui KOMPAS.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

F 3

18 Februari 2010   14:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:51 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Begitu banyak berdiri pusat perbelanjaan yang tumbuh seperti jamur disetiap kota di tanah air seperti: MALL, PLAZA, SUPERMARKET dll. Anehnya banyak masyarakat pergi berduyun-duyun kesana untuk berbelanja atau sekedar melihat-lihat, coba anda lihat sendiri saat dihari libur, mall-mall dan super market penuh dengan orang yang berbelanja. Dan sepertinya  tidak ada tempat lain yang layak untuk dikunjungi, bukankah masih banyak tempat wisata yang bermanfaat seperti: Museum, Kebun Raya, Planetorium, Monas atau tempat-tempat bersejarah lainnya yang bisa menambah wawasan pengetahuan untuk putra-putri kita.

Jalan-jalan ke mall adalah sesuatu yang rutin untuk dikunjungii, pihak management mall berlomba-lomba membuat iklan dengan tulisan besar-besar seperti GRAND_SALE, DISCOUNT 50%, BUY ONE GET ONE, BUY TWO GET ONE, bahkan ada yang mengadakan SALE ditengah malam saatnya orang untuk tidur, anehnya lagi banyak orang yang  berbelanja untuk mengejar barang-barang yang Branded atau Bermerek. Masyarakat kita keranjingan dengan merek-merek terkenal apalagi barang produk luar negeri, sebentar saja habis seperti kacang goreng.

Begitu konsumtifkah masyarakat kita saat ini ? apa yang terjadi dengan perubahan pola hidup masyarakat kita?

Coba lihat dengan penampilan mereka mulai dari potongan gaya rambut, rok yang super ketat dan minim apabila membungkuk sedikit nampaklah belahan yang seharusnya tabu untuk dilihat tapi sengaja ditampakkan, lalu dipadu dengan tangtop yang minim yang udelnya dapat terlihat semua orang, atau celana panjang ketat dipinggul yang mudah sekali melorot, tanpa disadari masyarakat kita sedang dijajah dengan pola hidup konsumtif dan gaya yang dapat merusak moral kita melalui F1 yaitu= FASHION.

Setelah berjalan-jalan mengitari mall tentunya perut kita berasa lapar, tinggal pilih resto yang mana yang kita suka dengan banyak pilihan. Resto sebagai pengelola makanan siap saji seperti JUNK-FOOD dan SEA-FOOD. Tanpa memperhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh yang banyak mengandung kolesterol tinggi dapat membuat tubuh kita rentan dengan penyakit. Apa jadinya bila kita selalu mengkonsumsi makanan yang jauh dari pola makan empat sehat lima sempurna ?        Kecerdasan otak jadi menurun sehingga daya pikir turut mempengaruhi, bila hal ini terjadi akan seperti apa generasi muda sebagai penerus bangsa yang nantinya kelak akan memimpin negeri ini ? Kenyataannya sekarang ini kita sedang dijajah melalui asupan makanan yaitu F2 = FOOD

Lihatlah pergaulan bebas saat ini begitu bebasnya bergaul tanpa batas-batas dan norma-norma yang membatasi, mencoba dulu dan kemudian baru dinikahkan. Bahkan ada yang tanpa nikahpun dapat hidup bersama seperti halnya hubungan suami isteri, ada juga hubungan dengan sesama jenis, laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, pelaku yang demikian itu sedang ngetrend dilakukan bagi yang menganut paham kebebasan. Sungguh norma-norma agama sudah tidak lagi berlaku dalam pedoman hidup, banyak contoh dihadapan kita saat ini seperti kasus RYAN dan BABE. Setelah melakukan hubungan seks sesama jenis=sodomi, kemudian korban dimutilasi.

Apalagi korbannya adalah seorang anak kecil yang akan memimpin negeri ini kelak, seperti apakah nantinya moral bangsa ini bila perilaku bejat dan amoral melekat pada generasi bangsa. Disadari atau tidak perilaku yang bejat dan amoral ini akan terus berkelanjutan bila ajaran agama tidak ditanamkan sedini mungkin pada putra-putri kita. Nyata-nyata kita sedang dijajah lagi melalui kehidupan seks  bebas.  yaitu F3= FREE

Semoga para orang tua dapat menanamkan nilai-nilai agama pada putra-putrinya untuk membentengi diri dari bejatnya moral, dan menjadikannya manusia yang berakhlak.

Salam Kompasiana

Jakarta 18 Pebruari 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun