Terkejut. Reflek dan otomatis reaksi itu keluar ketika mendengar kabar dua orang anggota TNI kabur di medan peperangan. Keduanya merupakan anggota pasukan perdamaian PBB di Libanon atau Unifil.
Seperti dilansir Al Manar, peristiwa itu terjadi di di perbatasan Israel dan Libanon pada Selasa, 3 Agustus lalu. Di Youtube, rekaman dua dua prajurit yang berlari menggunakan taksi itu pun sudah diunggah. Berita yang saya baca, insiden itu menimbulkan kecaman media-media di Libanon.
Detikcom melansir pernyataan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso. Djoko mengatakan, tentara Indonesia adalah tentara perdamaian, jadi tidak boleh ikut konfrontasi. Tentara perdamaian bertugas melerai sebelum kontak senjata terjadi.
Bertugas sebagai prajurit dan ditempatkan di medan peperangan memang besar risiko. Bukan untuk prajurit, pers pun demikian. Terlebih mereka pasukan perdamaian, bukan yang terlibat dalam konflik itu sendiri.
Dua prajurit itu saya yakin mempunyai anak istri di tanah air yang akan merayakan kemerdekaanya ini. Atau paling tidak ibu dan ayah. Keluarga yang harap-harap cemas. Keluarga yang mungkin setiap hari memanjatkan doa bagi mereka.
Sementara di sana ada Israel yang dunia mengetahui kekejamannya. Insiden penyerangan kapal Mavi Marmara tentu masih membekas. Mati konyol tentu bukan pilihan siapapun, termasuk prajurit sekalipun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H