Mohon tunggu...
Rachmawan Deddy
Rachmawan Deddy Mohon Tunggu... Jurnalis - Profesional

Sarjana Pertanian yang berladang kata-kata. Penulis buku Jejak PKI di Tanah Jambi dan Jejak Sejarah Lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bandara dengan Conveyor Belt Terpendek

11 Juli 2011   10:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:45 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1310380707517718142

[caption id="attachment_119212" align="alignleft" width="300" caption="ini dia conveyor belt terpendek itu. pendekkan?"][/caption] Kerepotan dan ketidaknyamanan itu didapati saat harus menunggu bagasi. Sungguh sangat tak nyaman bukan ketika kita harus berdesak-desakan? Mau tahu panjang ban berjalan pengangkut bagasi di bandara yang sudah dikelola Angkasa Pura II ini? Paling sekitar lima atau enam meter. ** Berapa idealnya panjang dan jumlah conveyor belt alias ban berjalan di sebuah bandara? Menurut saya, keidealan pemindah bagasi tersebut, harus mengacu pada jumlah penerbangan yang bisa menjadi gambaran jumlah penumpang atau seat tersedia dalam satu hari. Dari tujuh bandara (aduh sedikit sekali) yang pernah saya jadikan tempat pemberangkatan dan destinasi, inilah bandara yang merepotkan penumpang, Bandara Sultan Thaha di Jambi. Sialnya, bandara itu merupakan bandara yang ada di kota saya. Hmmm… Kerepotan dan ketidaknyamanan itu didapati saat harus menunggu bagasi. Sungguh sangat tak nyaman bukan ketika kita harus berdesak-desakan? Mau tahu panjang ban berjalan pengangkut bagasi di bandara yang sudah dikelola Angkasa Pura II ini? Paling sekitar lima atau enam meter. Mari berhitung! Berapa panjang rata-rata barang bagasi penumpang? Katakan saja sekira 80 sentimeter. Artinya, dalam satu conveyor sepanjang lima meter hanya akan mampu menampung 6 barang. Lalu, jika bagasi sudah tiba diujung conveyor belt tak kunjung diambil si empunya?...Bagaimana jika kedatangan antara satu pesawat dengan pesawat lain berdekatan? Di ruang kedatangan bandara yang mengambil nama pahlawan nasional asal Provinsi Jambi tersebut, sedianya ada dua conveyor belt dengan panjang yang sama. Sayangnya, hanya satu yang dioperasikan. Setidaknya itu saya dapati setelah beberapa kali, terakhir 7 Juli lalu. Alih-alih memiliki panjang ideal, ruang kedatangan ini pun luasnya tak seberapa. Untuk diisi oleh penumpang satu pesawat Boeing 737 apalagi Boeing 737-900 ER, hmmm akan sangat padat tentunya. Bandara Sultan Thaha, sejak sekira tiga atau empat tahun lalu mulai dikelola oleh Angkasa Pura II. Sayangnya, bandara ini termasuk dalam daftar bandara yang merugi. Bandara Sultan Thaha, boleh saja saat ini terus berbenah diri. Mulai dari landasan pacu misalnya. Dari yang semula 2.220 dengan lebar 30 meter, dijadikan 2.400 meter dengan lebar 45 meter. Sayang, penambahan panjang landasan tak dibarengi dengan penambahan ban berjalan. Padahal, jumlah penerbangannya pun lumayan banyak. Bandara ini juga mulai mempercantik performancenya, sejumlah bangunan didirikan dan mulai dikomersilkan sebagai gerai, tapi memberikan kenyamanan bagi penumpang. Jadi dengan panjang conveyor belt di atas, maaf kalau saya katakan, inilah bandara dengan ban berjalan terpendek. Tak percaya, ayo mampir ke Jambi. Banyak kok objek wisata menarik di sini. Urusan conveyor belt, lupakan sejenak. Tapi jangan lupa, fasten your seatbelt, please!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun