Mohon tunggu...
Rachmawan Deddy
Rachmawan Deddy Mohon Tunggu... Jurnalis - Profesional

Sarjana Pertanian yang berladang kata-kata. Penulis buku Jejak PKI di Tanah Jambi dan Jejak Sejarah Lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

puisi untuk bung

29 Januari 2011   16:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:04 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bung,
kami lelah dalam diam ini
ia lebih menguras energi dari sejuta aksi dengan sejuta umat

bung
ketahuilah, itu karena kami tak hanya menutup mulut
tapi juga menutup mata

bung
dalam diam ini, kenapa bung tak jua tersadar
begitu menggunungnya anak panah masalah yang menuju kearah mu
tapi bung,
anak panah itu bukan hanya mengarah, tapi engkau juga yang melepasnya dari busur

jadi bung,
jangan marah dan tersinggung bila kelak kami bicara
tak perlu seratus, cukuplah 99
biarlah 99 itu mengingatkan bung,karena asmaul husna itu ada 99
karena dengan namanya bung dulu disumpah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun