Mohon tunggu...
Rachmawan Deddy
Rachmawan Deddy Mohon Tunggu... Jurnalis - Profesional

Sarjana Pertanian yang berladang kata-kata. Penulis buku Jejak PKI di Tanah Jambi dan Jejak Sejarah Lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Alhamdulillah, Uni Lahirkan Bayi Harimau

28 Januari 2011   03:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:07 1719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12961908801630463814

[caption id="attachment_87718" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Ini pengobat luka atas tewasnya Selly, seekor harimau sumatera yang tewas di kandang sendiri. --- Ditengah ancaman punahnya harimau sumatera Panthera tigris sumatrae, kabar gembira itu datang dari sebuah kebun binatang yang mungkin tidak diperhitungkan. Empat ekor bayi mungil harimau sumatera lahir dari Uni penghuni kebun binatang Taman Rimba, Kota Jambi, Senin malam lalu. Sekalipun dari empat ekor, satu di antaranya mati. Tapi, ini pengobat luka atas tewasnya Selly, seekor harimau sumatera yang tewas di kandang sendiri. Selly adalah harimau penghuni kebun binatang Taman Rimba sebelum Uni dan Peter, orangtua dari tiga bayi harimau sumatera itu. Uni dan Peter oleh Pemprov Jambi didatangkan dari kebun binatang Ragunan. Selly harimau betina yang lebih dulu menghuni taman Rimba tewas dibunuh untuk diperjualbelikan. Ia yang sendiri mendiami kandang memudahkan pembunuhnya melumpuhkan dan menguliti. Selly diracun dan dibantai pada dini hari. Kini, pelaku mendekam di Lapas Kelas IIA Jambi, tapi otak atas aksi ini bebas berkeliaran setelah menerima kulit Selly. Jambi dan harimau Hutan di Provinsi Jambi  yang mencapai 40 persen dari luas provinsi ini, 53.435 km2, tidak lagi menjadi tempat nyaman bagi kehidupan si raja hutan. Buktinya, sepanjang 2010 saja, dalam catatan saya sebagai wartawan, tak kurang ada lima kasus konflik harimau dan manusia. Beberapa di antaranya, harimau masuk ke perkampungan. Misalnya, pada Maret tahun lalu, Ishak seorang warga Desa Sungai Aur, Muaro Jambi, yang diserang harimau ketika berada di hutan. Masih d bulan yang sama, harimau sumatera bahkan masuk perkampungan juga di Kabupaten Muaro Jambi. Penyebab konflik harimau dan manusia ini, di antaranya kian tergerusnya habitat harimau karena hijaunya hutan telah terkonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Tak luput pula pembalakan liar yang marak. Puncak konflik ini, terjadi pada 2009 lalu, tak kurang delapan orang di Jambi tewas karena buasnya harimau. Sekilas Taman Rimba Taman Rimba Jambi salah satu objek wisata andalan Kota Jambi. Dulu, ruang publik yang mulai dikomersilkan (dalam artian pemberlakian tiket masuk) ini, bernama Taman Rimba Aneka Ria. Ketika Provinsi Jambi menjadi tuan rumah MTQ tingkar nasional ke-18, luas Taman Rimba dikurangi. Sebagian besar lahannya beralih fungsi menjadi tempat pelaksanaan MTQ. Kini, penginggalan MTQ itu masih ada berupa taman dan bangunan rumah adat se Provinsi Jambi. Sementara, taman rimba hanya menempati lahan yang tidak begitu luas. Adapun koleksinya, selain harimau , aneka burung, gajah, ular, buaya, kuda, rusa, beruang, beberapa jenis primate. Tak terlalu banyak memang. Harimau di Taman Rimba Harimau menjadi penghuni kebun binatang taman rimba pertama kali pada 1984 (semasih bernama Aneka Ria). Dalam kurun waktu itu, beberapa kali berganti harimau. Dan kelahiran Senin lalu itu adalah kelahiran pertama harimau di kebun binatang ini. Ketika Selly tewas dibunuh, setelah beberapa lama datanglah seekor harimau bernama Salma. Salma merupakan harimau tangkapan BKSDA Jambi. Ia diduga kuat yang memangsa delapn orang sepanjang kurun 2009. Kini, Salma dibawa ke penangkaran harimau sumatera di Lampung. Setelah itu, barulah Uni dan Peter didatangkan dari Ragunan. Kini, tiga ekor anak harimau Uni-Peter menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Jambi. Semoga saja, ia tak jadi incaran pencuri dan pemburu raja hutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun