Mohon tunggu...
Rachmat Willy
Rachmat Willy Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat fiksi

Menikmati hidup dengan membaca, menulis, dan ngeblog. Follow saya di @RachmatWilly pasti di follback.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Asuransi? Beratnya tuh di sini!

31 Maret 2015   12:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:45 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14277793741060352664

Buat sebagian orang yang sudah mengerti pentingnya asuransi dan pernah merasakan manfaatnya, tentu merasa senang menceritakan pengalamannya kepada orang lain. Beda dengan orang yang belum pernah ikut asuransi atau pernah ikut namun tidak pernah merasakan manfaatnya, akan sedikit bingung jika ditanya hal-hal terkait asuransi. Yang paling sulit adalah orang yang mengerti setengah-setengah. Tipe orang jenis ini ketika ditanya tentang asuransi, berbagai asumsi buruklah yang diceritakan. Asuransi memperkaya agennya, klaim yang tidak dibayar, persyaratan yang rumit saat mengajukan klaim, dan banyak hal lain.

[caption id="attachment_358319" align="aligncenter" width="504" caption="Manfaat asuransi ujung-ujungnya adalah untuk kesejahteraan keluarga. Sumber: forbes.com"][/caption]

Asuransi yang saya kenal hingga saat ini ada beberapa macam. Ini yang saya ikuti lho ya? Yaitu asuransi jiwa dengan proteksi kesehatan berikut manfaat investasi dan asuransi untuk kendaraan. Sebenarnya masih ada satu asuransi lagi yang ingin saya ikuti yaitu asuransi untuk rumah tinggal, namun hingga sekarang belum saya ikuti karena rumah tinggalnya belum ada he...he alias masih jadi konraktor.

Manfaat asuransi dengan proteksi kesehatan sudah pernah saya rasakan. Klaimnya mudah, bahkan langsung ditangani oleh tenaga asuransi yang menyediakan satu booth di rumah sakit tersebut. Semuanya tanpa biaya tambahan. Saya tinggal bayar bagian-bagian yang tak tercover oleh asuransi yang saya ikuti. Bagian-bagian tak tercover tersebut antara lain: selisih harga kamar dan selisih biaya dokter. Waktu itu lumayan sekali manfaatnya, hampir 5 juta lebih ditanggung oleh pihak asuransi dan saya hanya menanggung sekitar sejutaan.

Demikian pula untuk asuransi kendaraan. Tidak ada prosedur berbelit yang saya temui. Kendaraan kena tabrak tiang beton saat mau belok kiri masuk ke jalan yang kecil, dalam tiga hari sudah kembali mulus dan rapi. Memang, ada pembayaran biaya administrasi sekitar 200 hingga 300 ribu rupiah per klaim. Namun jumlah itu sangat kecil jika dibanding dengan harga yang harus dibayar jika tidak mendapatkan proteksi asuransi. Iseng-iseng saya tanya pada petugas bengkel untuk klaim yang saya ajukan. Menurutnya, jika harus bayar sendiri maka perkiraan biayanya adalah sekitar 2,5 hingga 3 juta rupiah. Wah, jumlah itu hampir mendekati biaya premi yang saya bayarkan per tahunnya.

Namun seperti saya sampaikan di atas tadi, masih banyak yang tidak mau berasuransi alias berat berasuransi. Mengapa? Ada beberapa faktor yang untuk gampangnya saya bagi 2 saja yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup sebagai berikut:


  1. Jumlah pendapatan keluarga yang masih dirasa kurang jika harus ikut asuransi, bagi sebagian keluarga yang masih menganggap dirinya bersatus pas-pasan, artinya pas mau beli mobil ada uang, pas mau beli rumah ada uang he..he... ngelantur deh, bukan itu ya artinya, memang sulit mengalokasikan dana untuk asuransi. Namun, ada tipe asuransi yang baik untuk diikuti dan juga tidak terlalu membutuhkan dana besar. Saat ini asuransi jiwa dengan proteksi kesehatan sudah ada yang menawarkan jumlah premi per bulan yang sangat murah. Yang saya tahu sudah ada yang menawarkan premi per bulan sebesar 100 - 300 ribu perbulannya. Manfaat proteksi kesehatan untuk rawat inap dan asuransi jiwa sudah termasuk di dalamnya.
  2. Tidak ada kesatupahaman di keluarga untuk ikut atau tidak berasuransi. Nah, alasan ini yang cukup klise sebenarnya. Istri sudah tertarik dan sadar manfaat asuransi namun suami masih berat hati. Istri bilang kita nggak tahu apa yang bakal terjadi ke depan, suami menjawab enteng, "pasrah sama yang di atas..." akhirnya istri hanya bisa geleng-geleng kepala, sementara suami sibuk mengelus jenggot yang hanya tiga helai. Situasi ini bisa juga terjadi sebaliknya dan bahkan jika keduanya (suami dan istri) sudah setuju ternyata ada pihak lain yang tidak setuju yaitu: mertua. Kalau sudah begini repot jadinya, karena memang mereka masih tinggal di Pondok Mertua Indah sehingga pendapat mertua harus dihormati he...he... Pendekatan yang bisa diambil untuk kasus ini adalah pendekatan keluarga juga. Misalnya ada saudara yang sudah ikut asuransi dan bisa menceritakan manfaatnya, dapat diajak untuk ngobrol-ngobrol santai saat keluarga tengah berkumpul.

Itu faktor internal, sedangkan untuk faktor eksternal dapat dibagi sebagai berikut:


  1. Pengaruh dari orang lain yang merasa dirugikan oleh perusahaan asuransi, alasan ini mencakup pembayaran premi yang dinilai terlalu mahal, misalnya: membayar premi sekian juta per tahun namun selama tahun tersebut tidak mengajukan klaim sehingga merasa dirugikan atas uang premi yang tak kembali tersebut. Selain itu, alasan proses klaim yang berbelit-belit juga sering diajukan sebagai alasan. Padahal kalau mau jujur, jika polis dibaca dengan baik dan prosedurnya diikuti maka tak aka nada masalah dalam mengajukan klaim.
  2. Perusahaan asuransi yang buruk. Nah, kalau alasan ini sifatnya lebih personal. Penilaian baik-buruk kadang juga dipengaruhi oleh pendapat orang lain. Sebenarnya jika ingin mencari tahu apakah perusahaan asuransi itu baik atau buruk bisa dilakukan via internet. Saat ini hampir semua informasi bisa kita akses dengan mudah lewat internet. Tinggal ketik nama perusahaan asuransinya dan kita bisa melihat kinerjanya. Jika asuransi yang anda ikuti sifatnya investasi, maka cari tahulah kemana investasi itu ditanamkan dan lihat kinerjanya. Memang untuk kalangan awam sangat sulit melihat hal ini, namun ada banyak orang yang bisa membantu. Mungkin ada saudara yang paham atau berbicara pada perencana keuangan anda. Oh iya, sebagai tambahan, saat ini perusahaan asuransi juga telah menjadi bagian pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga OJK akan secara teratur mengeluarkan laporan tentang perusahaan asuransi yang dinilai sehat dan mana perusahaan asuransi yang berstatus "merah" alias mulai kurang sehat. Caranya gampang, tinggal buka situs OJK di internet.

Tentunya selain faktor-faktor yang sudah dipaparkan di atas masih banyak faktor lain yang dapat dimasukkan sebagai alasan kenapa masih berat berasuransi tapi dengan memperhatikan hal-hal di atas tentunya kita akan semakin sadar bahwa memang berasuransi itu penting.

So, masih mau bilang "Asuransi itu tuh beratnya di sini?"

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun