Mohon tunggu...
Rachmat Hidayat
Rachmat Hidayat Mohon Tunggu... Sejarawan - Budayawan Betawi

a father, batavia, IVLP Alumni 2016, K1C94111, rachmatkmg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sulitnya Menemukan Gado-Gado Aseli Betawi

14 Desember 2015   14:20 Diperbarui: 14 Desember 2015   15:01 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi tiap orang yang baru tiba di Jakarta, untuk urusan makan tak lah terlalu mengkhawatirkan. Beragam makanan dengan aneka cita, rasa, dan selera sangat mudah dijumpai. Hampir di tiap penjuru dan gang (lorong) di Jakarta dapat dijumpai para penjual aneka makanan, mulai dari kelas kaki lima hingga hotel bintang lima. Namun, ada satu jenis makanan khas Jakarta yang sangat mudah untuk ditemui yakni Gado-Gado. Selain Ketoprak, Bakso ataupun Mie Ayam, Penjual Gado-Gado, dengan gerobak dorong bertuliskan Gado-Gado Lontong ataupun yang menempati warung sederhana, sangat mudah untuk dikenali.

Dari namanya, Gado-Gado adalah campur aduk. Campuran dari berbagai sayuran plus tahu tempe dan telor rebus yang di aduk oleh racikan saos kacang berbumbu garam, terasi, cabai, gula merah, campuran air asem, dan jeruk limau untuk kemudian ditaburi dengan bawang goreng dan krupuk. Kata Gado, juga bermakna dimakan tanpa nasi. Di jambal, menurut kosa kata Jawa.

Begitu populernya Gado-Gado sebagai kuliner khas Jakarta, sampai-sampai ia di racik bukan hanya oleh orang asli Jakarta (baca; Betawi) saja, tetapi banyak penjual di luar etnis Betawi --paling banyak dari daerah Kuningan, Jawa Barat-- yang meng-ulek bumbu gado-gado. Mengenai rasa, boleh diadu. Bahkan kini sangat sulit menjumpai Gado-Gado ‘asli’ Betawi di Jakarta, yakni Gado-Gado bikinan Mpok-Mpok (sapaan khas perempuan Betawi) yang diracik di warung makan Betawi. Salah satu ciri khas dari Gado-Gado Betawi Asli adalah pada penggunaan nangka muda rebus. Ya, ini menjadi penanda yang membedakan Gado-gado ini dibuat oleh orang Betawi atau bukan.

Ada beberapa penjual Gado-Gado ASELI Betawi yang ada dan masih setia melestarikan kuliner leluhurnya. Di kawasan Condet, Jakarta Timur, misalnya, di Jalan Olahraga I ada Mpo Iti, yang membuka lapak persis di depan rumahnya. Gado-gadonya sangat terkenal kegurihannya. Pembelinya rela antri berjam-jam hanya untuk menikmati sebungkus gado-Gado yang dijual seharga 10 ribu rupiah. Selain Mpo iti, di Kawasan Ampera, Kemang, Jakarta Selatan, juga ada, tepatnya di depan gedung ANRI.

Di Jakarta Barat dapat dijumpai di Prapatan Pos Pengumben, namanya Gado-Gado Mpo Iyom. Oh ya, salah satu tips mendapatkan Gado-Gado ASELI Betawi adalah di kawasan dimana banyak etnis Betawi tinggal, seperti wilayah Condet, Jakarta Timur; Kebon Jeruk, Kemanggisan Jakarta Barat; Kebayoran Lama, dan Ciganjur, di Jakarta Selatan. Menariknya, Gado-Gado ASELI Betawi tidak dijajakan di gerobak melainkan di warung atau berbentuk warung/rumah makan di rumah si penjual Gado-Gado itu sendiri. Jadi, jangan harap menemukan Gado-Gado ASELI Betawi di Pondok Indah ataupun Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Walau dengan racikan bumbu yang sederhana, tapi mengenai rasa, Gado-Gado dapat memiliki rasa yang berbeda antara satu dengan lainnya, tergantung dari takaran bumbu dan ‘goyangan’ Si pengulek atau penjualnya. Makin ia menjiwai aura dan ruh spirit Gado-Gado, maka makin mantap lah goyangan pinggulnya dalam mengulek bumbu kacang, sebagai saos utama Gado-Gado. Biasanya, sebelum mengulek bumbunya, si penjual akan menanyakan kepada kita: “Pedes gak?” Jika kita meminta Gado-Gado dengan rasa pedas, maka ia akan menambahkan beberapa potong cabai ke dalam ulekan, begitupun sebaliknya jika rasa manis atau sedang yang kita inginkan.

Bagi kalangan menengah atas, Gado-Gado seperti salad, penganan yang kerap dijumpai dihotel-hotel berbintang. Ia seperti Rujak Cingur khas Surabaya. Mirip Nasi Pecel ataupun Karedok khas bumi parahyangan. Namun untuk rasa, Gado-Gado sangat melegenda dan mempunyai cita rasa khas dan eksentrik yang membedakan dengan rasa kuliner di atas.

Gado-Gado merupakan ‘makanan berat’ namun ‘ringan’ yang murah meriah. Dibilang berat, jika seporsi Gado-Gado ditambah dengan seporsi nasi putih. Menjadi ‘ringan’ bila ia hanya di gado saja alias tanpa tambahan nasi atau lontong. Ya, cocok untuk mereka yang sedang diet karbohidrat. Hanya dengan Rp 10.000 hingga Rp 15.000 rupiah, sepiring Gado-Gado dengan campuran nasi atau lontong dapat menjadi penganjal perut yang sangat nikmat. Biasanya, makin enak bumbu kacangnya (ada yang memakai kacang tanah, kacang mete ataupun campuran keduanya), akan semakin mahal harga per-porsi yang ditawarkan. Itulah Gado-Gado, makanan khas Jakarta dengan kompleksitas permasalahan yang gado-gado pula.  

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun