Mohon tunggu...
Kettenraucher
Kettenraucher Mohon Tunggu... Freelance -

Semoga karya tulis dipertimbangkan sebagai amal jariyah. Aamiin!

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Liat Ikan

24 November 2015   00:41 Diperbarui: 24 November 2015   01:17 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kamar Tidur

03 November 2015 07:00

"liat iiikaaan...liat iiikaaan..."

Pagi saya diawali dengan sebuah panggilan yang tidak biasa, nyaring dan bersemangat. Yang namanya panggilan biasanya isinya nama atau alias (nama keren), tapi yang satu ini lebih ke niat si pemanggil. Jadi, manggil sekaligus ngungkapin niat. Bagus. Kalau di pikir-pikir, ngasi kesempatan buat yang dipanggil untuk mikir apa panggilan-niat tadi mau ditanggapi atau tidak. Kalau tidak mau, ya didiamkan. Bagaimanapun, saya putuskan untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi, lagipula panggilan tersebut sudah diulang-ulang, tidak terlihat kemungkinan bakal berbenti.

Dari teras, saya melihat dua orang anak yang saya tahu berasal dari kampung di belakang komplek. Mereka anak-anak yang baik dan polos, terbukti ketika mereka mengambil buah mangga dari rumah tetangga sebelah yang tidak begitu suka mangganya diambil, mereka selalu menawarkan kepada saya, dengan imbalan dapat melihat ikan Guppy warna warni yang ada di kolam kecil.

Ikan Guppy warna warni menjadi hiburan alternatif mereka saat ini, karena mungkin daripada membelikan handphone, orang tua mereka memilih untuk membeli makan. Dari pada bersekolah, mereka lebih baik belajar bekerja dari kecil.

Pengalaman membentuk cara pandang dan, dalam hal ini, pola didik orang tua kepada anak-anak mereka. Tapi tidak semua, beberapa masih peduli walau hanya sampai tingkat SMP atau SMA.

Dua bocah yang tengah asik menabur makanan ikan di depan saya tiba-tiba berlari pulang tanpa pamit. Namun, bukan masalah bagi saya. Mereka akan kembali untuk Guppy. Dan setiap kesempatan melihat Guppy, saya selalu berterima kasih untuk mangga yang dibagi. Yang paling penting adalah bagaimana pada akhirnya saya belajar banyak dari mereka. Dengan cara mereka, membuat orang yang tidak begitu suka menerima tamu menjadi terhipnotis untuk membukakan pintu.

Lain kali saya mau mencoba cara mereka, dengan panggilan-niat yang bersahabat di depan rumah pujaan hati saya, "cariii iiistriii...cariii iiistriii...".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun