Lagipula,bukankah sekolah adalah tempat belajar, dan jika memang demikian, bukankahseharusnya mereka yang datang ke sekolah adalah mereka yang masih"bodoh" (belum tau banyak hal) untuk kemudian belajar dan menguasaibeberapa hal (ilmu) yang mereka inginkan.
Â
Adabaiknya jika sekolah mau berbenah diri kea rah yang benar, sekolah mulaimempertimbangkan untuk merombak sistem dan proses penerimaan siswa barunya. Daripada membuat tes masuk yang tidak bermanfaat dan cenderung mendiskriminasianak antara mereka yang layak dengan mereka yang tidak, akan lebih bermanfaatjika sekolah memberikan tes bakat atau potensi siswa.Â
Â
Dengandemikian nantinya sekolah diharapkan dapat menampung bakat dan potensi semuasiswa, bukan malah memendam dan menggantikannya dengan doktrin-doktrinpelajaran dewa. Ada banyak ilmu yang masih layak dipelajari dari pada matapelajaran dewa yang selama ini menjadi santapan wajib dengan porsi jumbo bagisemua siswa.
Â
Padaakhirnya, gerbang masuk sekolah bukan lah gerbang penuh duri dan kawat tajamyang hanya mengijinkan mereka yang kuat yang layak masuk, melainkan gerbangdengan sembilan pintu yang mampu menarik anak untuk masuk sesuai kemauan dankemampuannya. Mulailah mencoba untuk meniru selection hat (topi seleksi) difilm Harry Potter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H