Mohon tunggu...
Rachmat Anwar
Rachmat Anwar Mohon Tunggu... -

Niat, Usaha, dan Doa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hidayah Allah (Semua atas kehendaknya)

21 Desember 2014   17:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:48 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hidayah Allah

Perkenalkan nama saya Rachmat anwar, lahir di pinrang 20-juni-1996 dari pasangan Anwar nallo dan Hatima dolla. Semasa SD ku dikenal anak yang rajin beribadah, kemesjid setiap hari bersama orang tua, rajin membantu keduanya dalam melakukan aktivitas keseharian. Di mata para tetangga ku di kenal anak yang sangat pendiam dan kurang bergaul seperti anak-anak yang lainnya, karna ku memang lebih suka tinggal di rumah membantu orang tua. Tapi sayang seribu kali sayang setelah tamat SD lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) ketika duduk di bangku kelas dua, saya Rachmat anwar yang dulunya rajin beribadah dan suka membantu orang tua, itu tidak lagi terlihat pada diri saya. Di masa-masa SMP inilah perilaku saya sangat berubah drastis, ku yang dulunya pendiam dan kurang bergaul, sekarang perilaku saya sangat brutal, ku mulai mengenal yang namanya rokok,juga suka tauran dengan anak-anak SMP lain. Bahkan ibu saya mengatakan pada waktu itu “ kamu bukan rahmat yang dulu lagi, kamu dulunya tidak seperti ini, kamu tidak pernah membangkan kepada ibu”. Yah semenjak perilaku saya begituh, ku selalu membangkan kepada orang tua dan menghiraukan segala nasehatnya. Itu karna pengaruh lingkungan yang memang sulit ku terhindar pada waktu itu. Dan juga di masa-masa SMP inilah ku mengenal yang namanya CINTA, ku mengenal wanita yang membuat ku lupa diri, lupa dari segalanya. Eka fitriani , wanita yang pertama kali singgah di hati ini, yang memilki rambut yang panjang dan senyum yang manis. Laki-laki siapa yang tak jatuh hati kepada wanita seperti itu, panjang ceritanya kenapa ku bisa kenal dan sampai mempunyai hubungan khusus dengannya, yang jelas ku pernah berpacaran dengannya satu tahun lamanya. Dan satu tahun juga ku lupa diri, lupa dari segalanya.

ANTARA IBU DAN PACAR

Semenjak saya mempunyai pacar, ku lupa dari segalanya, menghiraukan segalanya menghiraukan teman dan sahabat-sahabat saya, ku tidak peduli dan memperhatikan  orang-orang di sekitar saya. Seakan-akan ku hanya fokus dan perhatian kepada satu orang yaitu pacar. Dan juga ku lupa kepada orang nomor satu di hidup saya yaitu IBU. Pada suatu hari, Ibu menyuruh saya mengantarnya ke pasar menggunakan sepda motor.

Kata ibu :

“ Nak tolong antar ibu kepasar, membeli bahan makanan untuk kita makan hari ini”dengan suara yang sangat keras saya membalas perkataan ibu.

Saya :

“ Maaf ibu saya tidak bisa mengantar ibu, di karnakan saya tidak enak badan hari ini ”. Padahal saya berbohong kepada ibu saya. Dan apakah ibu saya marah ketika saya menolaknya untuk di antar ke pasar, tidak. Ibu hanya mengatakan kalau begituh silahkan ananda istirahat dengan baik, biar ibu memanggil tukang ojek untuk mengantar ibu ke pasar. Sesaat setelah ibu berangkat ke pasar, tiba tiba ada pesan sinkat masuk di handphone saya dari pacar, yang isinya mengatakan “ Tolong jemput saya depan sekolah”. Apakah saya membalasnya dengan apa yang sudah saya katakan kepada ibu, tidak. Saya mengatakan “ kalau begituh tunggu saya disituh “. Sungguh berdosa diri ini, secara tidak sadar ku memilih pacar di banding ibu saya yang sangat ingin di antar ke pasar. Ku tak menyalahkan wanita itu tapi ku menyalahkan diri saya sendiri kenapa ku lebih memilinya dari pada ibu. Singkat cerita, ku pisah dengan wanita itu pada akhir semester dua kelas dua.

IBU DAN PENYAKITKU

Setelah tamat SMP lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas, di sini saya tambah parah sikap dan prilakunya pada saat duduk di bangku kelas dua smester dua. Kalau di SMP ku hanya mengenal merokok, di sini ku mengenal miras dan narkotika. Kenapa bisa ku mengenal miras dan narkotika, itu karna tentunya ku bergaul dengan anak-anak yang mengkomsumsi seperti itu juga, karna pada awalnya ku hanya mencoba , di dalam mencoba itulah ku merasa ketagihan dan tidak bisa lepas darinya. Bukannya sadar tapi malah tambah parah. Di dalam prinsipku pada waktu itu, nikmati masah mudahmu sebelum tiba datangnya masa tuamu. Ku tak pernah berpikir kalau sesungguhnya ini tidak baik bagi kesehatanku, yang ada di pikiran ini hanyalah rasa kenikmatan . Bisa kah teman-teman bayangkan kalau saya dulunya, tiga kali dalam satu minggu mengkomsumsi miras, dan kadang juga mengkomsumsi narkotika, hanya itu kerjaan saya bersama teman-teman selepas sekolah. Hidupku bagaikan kelelawar, tidur pagi keluar malam hingga suatu hari ku jenuh, bosan untuk sekolah lagi karna kalau begadang hingga jam empat subuh, setelah itu bangun mandi prg ke sekolah, nah otomatis kan sampai di sekolah bukannya belajar sesuai dengan harapan orang tua tapi sampai di sekolah hanya tidur. Hingga suatu hari ku memutuskan untuk berhenti sekolah, berlinanglah air mata ibu melihat anaknya tidak ingin sekolah lagi tanpa alasan yang jelas. Nah singkat cerita, dua minggu setelah berhenti sekolah, di sinilah cobaan Allah turun kepada saya berupa penyakit yang berbungkuskan hidayah, yaitu penyakit Amsonia (penyakit susah tidur) dan ada juga satu penyakit yang aneh hingga membuat saya dan orang bingun tdk tau itu penyakit apa. Karna entah kenapa ku takut melihat banyak orang, takut kepada orang meninggal, takut melihat orang kecelakaan, takut menonton TV, pokonya saya lari dan takut kepada hal-hal yang ramai di karnakan saya ingin tenang . Masih terekam jelas di memori ingatanku saat saya pertama kali terkena penyakit ini, pada waktu itu ku pulang dari rumah teman tepat jam 12 malam. Lalu kemudian ku masuk ke kamar untuk tidur, Nah di sinilah awalnya, entah kenapa saya tidak bisa tidur padahal saya sangat ngantuk, kaki dan tangan ini semuanya dingin, saya sesak napas dan tak mampu berbicara. Di sinilah hati dan pikiran ini langsung menuju mengingat sang pencipta Allah SWT, ku yakin dan percaya ini adalah cobaannya, ini adalah peringatanya. Saya sadar bahwa Allah memperingati saya, dan saya tau diri atas apa yang telah ku lakukan selama ini. Mulailah saya perlahan-lahan mengerjakan sholat dan belajar mengaji dengan di pandu oleh ibu.

Lima bulan lebih ku betul-betul di cuci dengan penyakit ini, kerjaan saya hanya berdiam diri dirumah selama lima bulan lebih lamanya dan merasakan kesakitan yang sangat-sangat luar biasa, berobat kesana kemari dan tak pernah menemukan hasil yang baik. Di saat saya terbaring sakit , kemana semua teman-teman yang dulunya saya anggap sodara, hingga sampai saat ini mereka semua tidak pernah datang untuk melihat saya walaupun sebenarnya saya telah sembuh. Hanya ada ibu dan ibu yangselalu setia mendampingi saya pada saat saya sakit. Suatu ketika di malam hari, ku merasakan sakit yang luar biasa, hingga ku merasa tidak bisa bernapas lagi, ku merasa bahwa mungkin inilah hari terakhir saya hidup di dunia. Dan ku menutup mata ini, melipat kedua tangan ini , dan berdoa kepada Allah SWT dengan mengatakan “ Ya Allah jika malam ini adalah malam terakhir saya hidup di dunia , maka izinkanlah saya meminta satu hal yaitu ampunilah segala dosa-dosa dan kesalahan ku kepadamu ya Allah, tapi jika masih ada waktu untukku hidup di dunia ini maka berikanlah kesempatan bagiku untuk sujud beribadah kepadamu dan memperbaiki segalah tingkah laku yang tidak baik yang pernah ku lakukan selama ini” . Dua hari setelah saya berdoa seperti itu, alhamdulilah Allah benar-benar mengijabah doa saya. Saya sembuh dari penyakit itu.

PETUNJUK SELALU ADA

Satu bulan setelah sembuh dari penyakit itu, ku merasa bosan jenuh tinggal di rumah karna tidak ada aktivitas yang saya kerjakan. Baru ku merasa menyesal, baru ku sadari bahwa pendidikan itu penting, ku menyesal berhenti sekolah. Hingga di suatu hari pada saat saya selesei sholat, saya mengangkat kedua tangan ini berdoa kepada Allah SWT “ Ya Allah tunjukanlah jalan di mana ku harus menuntut ilmu, ku selalu ingin berada di jalan mu ya Allah” . Satu minggu kemudian setelah saya berdoa seperti itu, alhamdulilah Allah mengijabah doa saya yang ke dua kalinya . Betul-betul saya di beri petunjuk/jalan kepada Allah SWT . Pada saat itu sepupu dari ipar saya yang bernama Pandy setiawan jalan-jalan kerumah, dengan mengawali perkenalan ku dengan dirinya, saya menanyakan di mana dia sekolah, dia menjawab,

Pandi :

“ saya sekolahnya di pesantren baramuli sana” ,saya kaget pada saat di mengatakan di pesantren, lalu ia bertanya kembali dengan mengatakan,

Pandi:

“kalau kamu, sekolahnya di mana, ”.

dengan rasa malu, saya menjawab

Rachmat:

“ saya tidak sekolah lagi“

Pandi:

“ Kenapa tidak sekolah”.

Dengan menceritakan semua penyebab kenapa bisa saya berhenti sekolah, namun pada intinya dia mengajak saya masuk di pesantren. Di hari itu juga saya mengurus segala berkas dan perlengkapan untuk masuk .

Tanggal 7 juni 2013 hari pertamaku menuntut ilmu di pesantren Al mazaakhirah baramuli Kab pinrang, banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan selama di pesantren itu,banyak belajar ilmu-ilmu agama islam yang selama ini tidak pernah ku pelajari di masa SMA dulu, dan di pesantren itu memberikan juga pelajaran tentang kesederhanaan.

Setelah tamat lagi di SMA lalu melanjutkan lagi di STAIN (sekolah tinggi agama islam negri) parepare. Dan walaupun sebenarnya saya tidak pernah ingin kuliah karna, di pikiran saya orang kuliah itu orang yang mempunyai pengetahuan yang luas, nah sedangkan saya ini tidak memiliki ilmu apa-apa yang di bawah dari SD,SMP,dan,SMA untuk masuk di STAIN. Tapi ibu saya mengatakan seperti ini, “kuliah saja nak, jangan memikirkan biaya dan memikirkan sukses atau tidakmu dalam menuntut hal ilmu, yang penting ibu hanya ingin melihat kamu beraktivitas seperti anak-anak yang lain, ibu hanya ingin melihat mu sehat” . Ibu sudah bahagia jika melihatmu beraktivitas dan sehat . Kata-kata itulah yang membuat saya semangat dan ingin berusaha memberikan yang terbaik kepada orang tua, bahwa saya juga bisa sperti mereka-mereka yang telah sukses. Karna saya tidak ingin kuliah hanya untuk mendapatkan pekerjaan, saya kuliah hanya semata-mata untuk mendapatkan ilmu. Jadi kalau suatu saat nanti saya gagal dalam hal menuntut ilmu, yah setidaknyalah saya sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik, setidaknya saya telah menuntut ilmu di STAIN parepare ini,dan setidaknya saya sudah menginjakkan kaki di jurusan Dakwah dan Komunikasi.

Rachmat Anwar



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun